Malam Penuh Warna

314 25 0
                                    

  Vio berkaca pinggang di depan cermin saat ini. Dia tengah bersiap-siap menuju Restoran yang di katakan Vian di kelas tadi.

  Karena ini malam, Vio memakai pakaian lengan panjang yang lumayan tebal berwarna Pink dan Jeans putih panjang, juga di tambah Kupluk putih yang menutupi kepalanya.

  "Siap!" Vio memakai tas ransel kecilnya di punggung, dan berjalan keluar rumah mencari Taxi.

➕ ➖ ➕

   Vio berdiri di depan Melody Resto tempat yang di maksud oleh Vian, dan rasanya dia ingin mati saja.

  Pasalnya,dari kaca besar Restoran ini terlihat orang-orang berpakaian Jass dan Gaun Anggun, Restoran ini bukan lah Restoran murahan.

"Gua mau pulang aja...sebelum gua di sangka orang gila disana" Vio membalikan tubuhnya dan berjalan meninggalkan Tempat ini.

  "Mau kemana Nona?" Vian menarik tangan Vio, saat melihat  perempuan ini beranjak pergi.

  Vio membalikan tubuhnya, dan menatap Vian di depanya. Vio terkejut karena melihat Vian yang menggunakan Setelan Jass putih, dan dia sangat tampan malam ini.

  "Oi! Lo mau bikin gua malu yah?! Lo gak bilang kalau Restoran ini Restoran kelas 1, kalau gitu kan gua pake-"

  "Cerewet" Vian menarik tangan Vio untuk masuk kedalam restoran ini.

  Vio menelan ludahnya, saat melihat kemegahan Restoran ini. Sangat megah, luas, mewah dan Penuh dengan Dekorasi Musikal.

  "Pssst! Lo gak malu bawa gua? Liat baju gua" bisik Vio pelan sekali saat mereka sudah duduk di kursi paling depan. Vian malah tersenyum.

  "Silahkan makananya" Seorang waitress
menyerahkan nampan berisi banyak menu makanan yang membuat Vio bersemangat.

  "Selamat makan!" Vio mulai melahap makanya dengan nikmat, Vian memperhatikan pola makan Vio yang bisa di bilang Rakus.

  "Kenapa kita makan di sini? Kayaknya tempat ini khusus buat Musisi gitu yah?" Vio melahap Turkey di piringnya dengan lahap.

  "Hm" Vian menahan tawanya melihat Vio di depanya ini.

  "Wuiihhh! Pertunjukan Biola!" Vio bertepuk tangan saat seorang wanita berdiri di atas panggung utama memainkan Biolanya diiringi seorang Pianis di sampingnya.

  "Itu bukan pertunjukan, tapi perlombaan. Malam ini Final perlombaan Violinis, sekitar Jakarta dari umur 16-17" Jelas Vian tersenyum.

  "Kita cuma nonton?" Vio menenggak Lemon Maringue di gelasnya sampai habis.

  "Siapa bilang? Yuk" Vian menarik tangan Vio.
"Heh! Apa maksudnya?" Vio mengikuti tarikan tangan Vian.

  Vian membawa Vio ke Backstage panggung.

  "Lo bisa main piano?" Vian menatap wajah bingung Vio di depanya. "Hah!" Vio terkejut Vian bertanya seperti itu.

  "Lo bisa lagu apa?" Vian bertanya lagi sambil menaikan alisnya sebelah. "Sumpah gua bingung!" Vio menatap Vian tak mengerti.

  "Habis ini kita tampil. Lo bakal jadi pengiring gua nanti" Vian tersenyum pada Vio.

  "Hah?! Lo gila yah! Gua? Main piano? Gua cuma bisa dikit doang" Vio menatap Vian takut.

Perfect & BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang