Malam ini, hujan turun dengan deras di jam sembilan malam.
Vio membuka ponselnya, dan mencari Kontak seseorang yang harus di hubunginya saat ini.
"Hallo" ucap Vio kali ini tanpa keraguan sama sekali.
"Apa?" Balas Dio singkat sekali.
"Malem ini gua mau ketemu di Caffe tempat kita pertama kali ketemu" Jelas Vio cepat.
"Kalau gua gak mau?" Dio bertanya.
"Itu terserah" Ucap Vio menyamai kecetusan Dio.
"Oh" Dio mengacuhkan.
"Setengah jam lagi gua kesana" Tegas Vio sekali lagi.
"Lo gila? Ini aja hujan. Lo udah ngajak ketemuan, tapi gak tau Time yang tepat" Tukas Dio kesal sekali.
"Apa salahnya sama Hujan?" Vio menutup Sambungan telponya.
Apasalahnya denga hujan? Aku bukan Vio bocah yang takut lagi dengan hujan.
➕ ➖ ➕
Vio menggosokan telapak tanganya berkali-kali sambil menatap kaca di depanya yang terlihat basah karena cipratan air hujan.
Dingin Gila!
"Mba Lattenya Satu"
Vio tersentak saat Dio sudah duduk di depanya, menghalangi pemandanganya saja.
"Gua kira gak mau dateng" Vio tersenyum.
"Lo PD banget sih gua kesini buat lo? Gua cuma mampir karena masih hujan. Lo gak liat? Gua masih pake baju Sekolah?" Dio tertawa sinis.
"Gua cuma mau bilang, kalau gua bukan orang yang merusak nama lo di depan temen-temen lo" Tegas Vio.
Dio bangkit berdiri dan menatap Vio sedingin mungkin.
"Gak penting" Dio berjalan meninggalkan Vio.
Tapi Vio berusaha mengejar Dio, dia harus memberitahu Dio yang sebenarnya saat ini.
"Dio! Lo harus tau, orang yang udah kasih tau semua rahasia lo itu adalah KENAN! Dan bukan gua! Kalau lo gak percaya lo bisa tanya sama dia"
Vio menarik tangan Dio saat Dio sampai di ambang pintu Caffe.
Dio menepis kasar tangan Vio.
"Denger yah, lama-lama gua muak liat muka lo. Yang ada di otak lo itu apasih? Lo masih kau Fitnah Sahabat lo sendiri?" Dio menatap Vio jengah.
"Lo harus percaya! Bahkan Kenan bilang sendiri sama gua waktu itu!" Vio tak menyerah sama sekali.
"Kalaupun Kenan yang kasih tau, apa alasan dia ngelakuin itu hah?" Dio menatap Vio kesal.
Gua gak mungkin kasih tau kalau, Kenan tau gua suka sama Dio kan?
Vio menundukan kepalanya ke bawah, mengepal tanganya.
"Lo aja gak bisa jawab! Asal lo tau, gua jauh lebih percaya Kenan dari pada Lo. Lo bukan apa-apa di banding dia. Gua jauh lebih lama kenal sama dia, gua tau dia. Dia gak akan se munafik lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect & Bad
Tienerfictie"Don't Judge Book By Cover" Sepertinya Vio harus setuju dengan pepatah itu saat menilai Cowo bernama Diovano Narapditha Prameswari, yang menjadi idola di sekolahnya. Karena suatu hari Vio menemukan sesuatu dari sosok Diovano yang membuatnya ter...