Semua siswa kelasnya tengah berkutat dengan selembar kertas ulangan Harian pagi ini. Tampak Vio yang kewalahan menjawab setiap soal.
"Mohon perhatianya anak-anak" Bu Engkar menepuk mejanya untuk mendapatkan perhatian.
"Kita kayaknya punya temen baru lagi deh. Kali ini pasti kalian bakal suka, Ayo masuk cantik" Bu Engkar berbicara pada seseorang di ambang pintu kelas.
Pas Vian masuk Sayang, kali ini cantik. Besok Cucok kali...
"Wuanjirrr cantik!" Gilang bersorak bahagia dari bangkunya.
Perempuan berambut panjang se punggung kecoklatan,Body Goals,dan cantik itu berdiri di depan papan tulis sambil tersenyum manis.
"Perkenalkan nama gua Mavira Kenan Syailendra. Panggil aja Kenan, Sorry yah gua gak tau cara kenalan yang baik. Soalnya udah lama tinggal di Amerika jadi agak lupa cara kenalan yang baik. Mohon bantuanya"
Kenan, dia tersenyum pada semua orang di depanya.
"Dia cantik,ramah,pinter dan-"
"Kalau lo nilai semua orang dari fisik lo bakal tertipu" Vian tersenyum miring, sambil menatap Vio yang terus menatap kearah Kenan di depan papan tulis.
"Apa rasanya jadi dia? Cantik dan hidup dalam waktu yang panjang" Vio tertawa sumbang memperhatikan Kenan yang tengah berbincang dengan bu Engkar.
"Kenapa lo iri? Lo cantik, dan... kenapa lo bilang seolah-seolah lo berumur singkat?" Vian menaikan alisnya.
"Thanks! Lo orang pertama yang bilang gua cantik. Gua seneng" Vio tersenyum bahagia menatap Vian.
Vian tersenyum tipis, sambil memperhatikan Vio dengan tatapan kebingungan.
Kenapa dia bilang kalau hidup dia itu singkat?
"Kalau gitu, Vian duduk sama Gilang. Dan Kenan duduk sama Vio" Jelas bu Engkar.
"Semoga lo suka Gilang" Vio tertawa meledek. Vian memutar matanya, dia bersiap memakai tasnya.
"Eh tunggu!" Vio menarik tangan Vian saat dia ingin beranjak pergi. "Apa?" Vian menatap tangan Vio yang memegang tanganya.
"Lo pasti gak bawa buku kan? Gilang itu orangnya pelit. Lo belajar yang bener yah!" Vio menyerahkan 2 buku tulis yang sudah di sampulnya, juga dengan kotak pensil bergambar Anggota Super Hero Avengers.
Vian meraih buku dan kotak pensil pemberian Vio. Dia menahan senyumnya karena, Dia senang Vio sangat perhatian.
Dia ingat hal-hal kecil yang bahkan gak gua inget.
"Thanks. Jangan sampai dia tau kalau lo pengedar yah" Vian tertawa. Vio menatap Vian kesal.
Lalu Kenan datang saat Vian sudah duduk bersama Gilang.
"Hai!" Vio tersenyum ramah, saat Kenan sudah duduk di sampingnya.
Kenan membaca Name Tag Vio di bajunya.
"Lavionda?" Kenan menaikan alisnya sambil tersenyum. "Bunga dari Swiss!" Vio tertawa pelan.
"Panggilan lo?" Kenan meletakan tasnya di atas meja. "Vio aja" Vio tersenyum lagi.
"Gua seneng sebangku sama lo, lo orang paling ceria yang pernah gua temuin" Kenan tertawa, begitupun dengan Vio.
"Lo udah punya pacar di sini?" Kenan membuka bukunya, sembari mencatat catatan di depan papan tulis.
"Belum" Vio tersenyum tipis. "Bohong banget!" Kenan tertawa sangat puas. "Serius deh" Vio ikut tertawa.
Semoga saja... ini bukan hal buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect & Bad
Teen Fiction"Don't Judge Book By Cover" Sepertinya Vio harus setuju dengan pepatah itu saat menilai Cowo bernama Diovano Narapditha Prameswari, yang menjadi idola di sekolahnya. Karena suatu hari Vio menemukan sesuatu dari sosok Diovano yang membuatnya ter...