Kiss

305 25 1
                                    

  Hari ini hari sabtu,Vio memutuskan untuk mengakhiri semuanya dengan cepat. Jadi Vio bertemu dengan Dio di Rooftop.

  Dio melihat Vio memasuki Rooftop. Kemarin, dia puas menunggu perempuan ini.

   "Lo kemana kemarin? Lo lupa kalau kemarin harus belajar? Lo ngapain? Pacaran-"

  "Makasih Dio" Vio tersenyum lepas menatap Dio di depanya.

  "Maksud lo?" Dio menaikan alisnya bingung.

  "Makasih udah ngajarin gua tiap hari sampai akhirnya nilai gua meningkat. Maaf juga karena penyakit gua ini lo di repotkan, makasih udah nolongin gua yah, makasih untuk gak ninggalin gua sendirian sampai saat ini"

  Vio tersenyum sambil menundukan kepalanya.

  "Lo kenapa sih?" Dio terheran dengan sikap Vio saat ini.

  "Mulai besok dan seterusnya gua akan belajar sendiri,dan mulai besok gua gak akan merepotkan lo lagi. Makasih untuk semuanya"

  Vio membalikan tubuhnya, dan hendak beranjak pergi.

  "Lo mengakhiri semua ini?" Dio bertanya saat Vio hendak pergi dari tempat ini.

  "Apa yang di akhiri? Karena kita tidak pernah memulai" Vio tidak membalikan tubuhnya menatap Dio.

  "Lo gak akan bisa lari dan lepas dari gua gitu aja. Lo tau kenapa? Karena lo udah masuk ke dalam hidup gua. Salah sendiri lo masuk hidup gua"

  Dio menatap punggung Vio di depanya, dengan tatapan kekesalanya. Lalu Vio membalikan tubuhnya menatap Dio.

  "Kalau gitu lupakan. Apa susahnya?" Lalu setelah itu, Vio benar-benar pergi meninggalkan Dio.

  "Lo alasan gua untuk berjalan melangkah maju. Dan lo nyuruh gua lupain lo? Mau lo itu apasih?"

  Dio menatap kepergian Vio dengan tanda tanya besar di hatinya.

➕ ➖ ➕

   Vio menyiapkan makan malam untuknya, hari ini dia akan membuat Sup makaroni kesukaanya.

  Tapi pikiranya tidak bisa lepas dari kejadian di Rooftop tadi. Dia tidak menyangka kalau Dio akan berkata seperti itu.

  "Ashhhh" Vio memegang dadanya yang kembali sakit, lalu dia berjalan keruang tamu karena Telepon Rumahnya berbunyi.

  "Ha...lo?" Ucap Vio menyenderkan tubuhnya di dinding dekat meja telpon.

  "Hallo Vio? Kamu gimana kabarnya sayang?"

  Vio tersenyum lega, ternyata itu adalah ibunya. Sudah lama dia tidak mendapatkan kabar dari ibunya yang sibuk.

  "Aku baik..." Vio sudah duduk di lantai sambil menundukan kepalanya, dia tidak tahan lagi, dia harus ke kamar dan memakai selang oksigen.

  "Ibu udah kirimin uang bulanan di rekening kamu yah. Jangan lupa makan,tidur,jangan begadang" Dina, ibu Vio berpesan.

  "I-ya" Ucap Vio susah payah.

  "Kamu kenapa? Kok kayak sesek nafas?" Dina khawatir sekali.

  "Ah gak papa bu! Vio cuma pilek" Vio berusaha tertawa lepas.

  "Yaudah ya Vi, ibu ada rapat" Dina memutus sambungan telponya.

Perfect & BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang