Cinta Baru?

263 22 0
                                    

  Kabar meninggalnya Vian telah menyebar dengan sangat cepat.

  Keesokan paginya semua teman-teman dan Dewan guru Sekolah mengunjungi makam
Vian dan bertemu dengan keluarga Vian.

  Ada juga yang menengok keadaan Vio. Ada teman yang tidak percaya jika Vio mengidap kanker Paru-paru sampai Koma satu bulan.

  Dio bersama Devan teman sekelasnya tengah duduk di depan ruangan Vio di rawat sementara yang lainya masuk kedalam bergantian.

  Devan tahu, bagaimana perasaan Dio saat ini. Dia sangat kacau mengetahui Vio sampai Koma karena kesalahanya.

  "Gua gak nyangka Vian meninggal buat Vio. Apa itu yang namanya cinta?"

  Dio membuang tatapanya kearah lain saat mendengar perkataan dari teman-teman Vio yang menjengguk Vio.

  "Woi, lo ini kenapa sih?" Devan menepuk pundak Dio yang sedari tadi hanya diam.

  "Apa yang gua lakuin buat dia? Apa gua membahagiaakanya? Enggak. Gua melukainya? Sangat. Tapi gua ingin mencintainya, gua ini manusia apa sih?"

  Dio tertawa sumbang. "Ini gak sepenuhnya salah lo kok. Dari kemarin lo nyalahin diri lo terus" Tegas Devan jengah.

  "Gua ngebentak dia, marahin dia, ninggalin dia sendirian..." Dio memejamkan matanya mengingat perlakuanya pada Vio selama ini.

  "Kalau dia sembuh, apa dia maafin gua Dev?" Dio bertanya dengan wajah putus asanya.

  "Apa dia punya alasan buat membenci orang yang dia cintai?" Devan menepuk pundak Dio. "Semua orang punya alasan untuk membenci Dev. Dan gua jatuh cinta sama dia tanpa alasan" Dio tertawa miris.

  "Lo jangan nyia-nyiain dia lagi" Devan melongos sebal. "Apa gua masih punya kesempatan?" Dio bertanya lagi. "Kenapa enggak?" Devan tersenyum meyakinkan.

  "Setelah semua yang gua lakukan?" Dio menatap Devan tak percaya. "Terus mau lo apa?" Devan menaikan alisnya bingung.

  "Biarin dia bahagia dengan caranya sendiri. Gua gak akan menemui dia lagi" Dio tersenyum tipis. "Hah... lo gila" Devan menggelengkan kepalanya.

  Saat ini, Vio sudah di pindahkan di ke ruang Rawat Inap bukan di ruang ICU lagi, karena kondisinya makin membaik hanya saja gadis itu belum mau membuka matanya.

  Setelah semua orang meninggalkan ruangan Vio, tinggalah Dio dan Vio di ruangan itu.

  "Selamat datang di kehidupan barumu Vio. Sekarang kamu bisa bernafas lagi dengan baik, dan punya waktu untuk belajar dan menyaingi kepintaran gua ini"

  Dio mengelus rambut Vio dengan lambut, matanya memanas setetes air mata mengalir begitu saja di pipinya.

  "Aku mencintaimu. Apa kau masih memiliki perasaan yang sama? Mencintaiku?"

  Dio berbisik di telinga Vio pelan sekali, bahkan sangat lirih terdengar seperti tangisan.

  "Gadis cantik, cepatlah sadar. Buatlah hidup orang-orang berwarna lagi dengan tawamu, kami merindukanmu..."

  Setelah berkata itu, Dio berjalan meninggalkan ruangan Vio. Dia berjanji tidak akan mengangu kehidupan Vio sebisa mungkin, walau dia yakin tidak bisa.

➕ ➖ ➕

  "Aku dimana..."

  Vio mengerjapkan matanya saat sesuatu yang basah membanjiri pipinya.

  Dia benar-benar lupa apa yang telah terjadi padanya selama ini. Dia dimana sekarang? Kenapa dia bisa ada di tempat ini?

  Dia sempat mendegar seseorang bicara di telinganya barusan, tapi dia tidak menangkap jelas suara itu.

Perfect & BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang