Baik Jida maupun Veli merasakan kalau Vio belakangan ini sering melamun dan berusaha menghindari apapun yang menyangkut Dio.
Mereka berdua tidak tahu, apa masalah antara Dio dan Vio yang menyebabkam kedua orang itu terlihat menjaga jarak terutama Vio.
Vio tengah menatap lapangan utama sekolah yang di guyur gerimis siang hari.
"Woi ngelamunin jorok lo ya?" Veli dan Jida membuyarkan lamunanya.
"Enggak ko" Vio tertawa pelan. "Lo kenapasih? Ngelamun mulu, lo kayak gak ada gairah hidup" Jida menggelengkan kepalanya. "Gak papa" Vio memasang senyum cerianya, jurus andalanya.
"Ayo dong curhat" Veli merangkul Vio. Vio menggaruk tengkuknya.
"Hmm, gua mau nanya. Kenan kok gak pernah masuk lagi? Dia kemana? Sakit?" Vio berhasil mengeluarkan pertanyaan yang dia pendam selama ini.
"Oh, jadi lo masih Jealous sama Kenan?" Veli tertawa. "Gua gak jealous Kok" Vio menegaskan sekali lagi.
"Jadi Kenan itu udah ke Amerika, katanya sih mau sekolah disana, denger-denger dia juga mau tunangan disana" jelas Jida singkat.
"Hah!" Vio membelalak lebar.
"Kenapa? Harusnya lo seneng dong! Dio sama Kenan udah putus, ya walaupun mereka gak pacaran sih cuma mesra aja" Veli memutar matanya kesal.
"Dan kita semua tau, kalau Kenan yang fitnah lo, kalau lo yang nyebarin kelakuan Dio di luar sekolah, sampe Dio marah sama lo" Jida tak habis pikir.
"Apa gara-gara itu lo sama Dio jaga jarak begini? Sebenarnya kalian itu kenapa sih? Bukanya kalian itu deket ya?" Veli menatap Vio lekat-lekat.
Bukan itu masalahnya sekarang.
Masalahnya adalah, bagaimana perasaan Dio saat ini? Gimana keadaan hatinya? Apa dia sedih?
Kenan adalah segalanya,hidupnya tapi Kenan pergi meninggalkan Dio untuk kedua kalinya.
Dio...
"Vio lo kenapa?" Veli menyadari kalau Vio mulai berkaca-kaca. "Kenan pergi sejak kapan?" Suara Vio seperti lirihan.
"Hampir satu bulanlah" Jida mengadikan bahunya ke atas. Dia sangat membenci wanita itu, wanita keji berkedok cantik dan kelembutanya.
Vio bangkit berdiri. "Lo mau kemana?" Tanya Veli dan Jida serempak. "Mau Ee, udah di ujung nih" Vio tertawa cekikikan. "Ih jorok! Buruan sana, tar ee lo kering di cangcut!" Veli dan Jida tertawa terbahak-bahak.
➕ ➖ ➕
Vio berjalan pelan menaiki anak tangga. Tidak ada yang berubah dari tempat ini rupanya masih sama.
Gerimis kian menderas, akan berganti menjadi Hujan. Entah mengapa Vio ingin melihat pria itu.
Apakah dia baik-baik saja? Apakah dia terluka dan sedih? Jawabanya,pasti.
Kakinya berhenti melangkah saat tiba di ambang pintu Rooftop yang terbuka. Dia melihat seorang pria di bawah gerimis tengah mendrible basket membelakangi tubuhnya, berlarian di bawah hujan.
Kenapa Kenan melakukan ini pada Dio? Padahal Vio yakin Dio sangat mencintai Kenan dengan segenap hatinya.
Vio tidak tahu separah apakah Dio saat ini. Tapi dia ingin membuat Dio kembali tersenyum Ceria tapi, rasa takut menyuluti hati kecilnya. Dia yakin, Dio tidak akan ingin di usik lagi dengan kedatanganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect & Bad
Teen Fiction"Don't Judge Book By Cover" Sepertinya Vio harus setuju dengan pepatah itu saat menilai Cowo bernama Diovano Narapditha Prameswari, yang menjadi idola di sekolahnya. Karena suatu hari Vio menemukan sesuatu dari sosok Diovano yang membuatnya ter...