Misterius

260 24 0
                                    

  Sudah dua minggu,semenjak Vio bertemu dengan Vian di taman membicarakan misi yang sama, Vio tidak bertemu Vian lagi di sekolah.

  Vian tidak masuk, dan tidak memberi kabar apapun pada Vio.

   Vio menemui Rafael di rumah sakit saat dia pulang sekolah ini, untuk bertanya soal penyakit sialnya ini.

  "Vio?" Rafael baru keluar dari ruanganya terkejut melihat Vio sudah menunggu di depan ruanganya.

  "Kapan semua ini selesai?" Vio menatap Rafael dengan tatapan kosongnya.

  "Lo lagi ngomong apaansih?" Rafael menatap Vio tak mengerti.

  "Gua udah gak tahan" Vio tertawa sumbang melihat Rafael di depanya.

  "Ikut gua" Rafael membawa Vio ke sesuatu tempat.

  Ternyata Rafael membawa Vio ke Rooftop rumah sakit ini.

  "Gua sering ke rumah sakit ini,tapi gak pernah tau tempat ini" Vio tersenyum lepas saat dia menghirup udara segar di sekitarnya.

  "Gua heran sama lo Vi. Kadang lo semangat hidup, kadang lo lemah dan pengen banget nyerah. Tujuan lo itu sebenarnya apa sih?" Rafael berdecak pinggang kesal.

  "Apa ada tujuan orang penyakitan kayak gua ini? Yang bahkan umurnya bisa di tentukan oleh detik? Sekalipun ada, apa sempet?" Vio tertawa.

  "Yang gua jalani ini cuma menikmati hal-hal yang gua suka. Karena setiap detik itu penting" Vio tersenyum menatap Rafael.

  "Lo bukan Vio yang gua kenal" Rafael membuang tatapanya.

  "Kita belajar realistis aja Fael" Vio tertawa menatap Rafael.

  "Lo masih bisa sembuh,dan gua janji bakal lakuin itu apapun caranya" Tegas Rafael.

  "Thanks ya" Vio menepuk pundak Rafael.

  "Gua punya Pasien, yang seumuran sama lo. Dia menderita Kanker Darah lo tau, dokter-dokter di rumah sakit ini nentuin dia hidup cuma satu bulan" Rafael menundukan kepalanya.

  "Gua kira dia bakal down dan pasrah. Tapi... dia jauh lebih semangat dari sebelumnya,dia berusaha hidup. Dia nentang semua kata-kata dokter di seluruh dunia sekalipun tentang umurnya" Rafael tersenyum.

  "Dia pernah bilang: Gua harus tetep hidup karena gua punya misi. Gua gak nyangka ada orang kayak dia" Rafael menatap Vio.

  "Lo harus tetep hidup Nona Vio. Lo gak tau ada banyak orang yang mengharapkan senyum, dan lo gak tau seberapa sedih orang-orang yang lo tinggal nanti. Lo harus mikir itu juga. Kita belajar Realistis" Kali ini Rafael menepuk pundak Vio.

  "Satu bulan?" Vio menatap Rafael tak percaya sama sekali.

  "Ayo semangat Vio! Lo masih mau nikah sama si...Dio Kan?" Rafael menggoda Vio.

  "Hei!" Vio memukul pundak Rafael keras.

  Ya, Rafael bener. Dio belum bahagia, dan dia belum jadian sama Kenan, dia belum nikah sama Kenan. Gua gak boleh mati...

➕ ➖ ➕

  Sepulang sekolah, Vio berkunjung ke taman bermain. Dia merindukan tempat itu, juga orang yang mengajaknya ke tempat itu,Vian.

  Sambil menikmati kembang gulanya, Vio memperhatikan anak-anak yang mulai meninggalkan tempat ini karena akan turun hujan.

  Hujan...

  Vio tersenyum miris, saat hujan mulai mengguyuri tubuhnya sampai basah. Dia tidak takut lagi.

  Dia teringat Hujan-Hujanan bersama Dio di Rooftop, dan sekarang? Dia tidak bertemu lagi dengan pria itu.

Perfect & BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang