5. Forehead

11 2 0
                                    


Perlahan mataku mulai terbuka kembali. Hal pertama yang kulihat adalah kedua matanya yang tertutup. Wajah kami begitu dekat bersandar pada bantal yang sama dengan kening bersentuhan. 

Ah, sepertinya aku tertidur lagi. Sudah ke berapa kalikah ini? Ia tidak pernah marah dan selalu penuh perhatian. Tanganku naik mengelus pipinya. Kukecup ringan tempat itu sebelum bangkit dari tempat tidur.

Jam baru menunjukkan angka 2 lebih beberapa menit. Aku sudah tidur selama 3 jam dan masih ada 4 jam lagi sebelum alarmku berbunyi. Pertama aku mengganti baju kerjaku dengan pakaian yang lebih nyaman. Beberapa kancing atasnya sudah dibuka agar aku bisa tidur lebih nyaman. Aku hanya melanjutkan pekerjaan setengah jadi itu sambil mensyukuri keberadaan dia dalam hidupku.

Setelah selesai, aku membasahkan handuk dan mengelap wajah, leher dan kedua tanganku. Rasanya ingin mandi tetapi malam terlalu larut. Kemudian aku mengambil tas kerjaku yang ada di meja. Setelah tertidur, otakku sudah lebih jernih dan aku mulai menyiapkan berkas-berkas untuk pagi nanti.

Aku menutup kembali tasku sesudah segala berkas yang ada tersusun. Sekarang waktunya tidur kembali, tetapi aku ingin minum air dulu. Dengan hati-hati, aku berjalan ke pintu dan membukanya. Ia tiba-tiba bergerak dalam tidurnya. Suara menggumam itu memberitahuku dia sudah bangun. Aku berganti tujuan dan duduk di pinggir tempat tidur. Kugenggam tangannya yang meraba-raba mencariku.

"Halo," bisikku padanya.

"Hmm," suaranya terdengar berat oleh kantuk tapi genggamannya terasa kuat.

"Jam berapa sekarang?"

"Baru jam 3."

"Hmm, jangan pergi. Tidurlah lagi." Pintanya tiba-tiba sambil menarik-narik tanganku. Aku kaget dengan kejujurannya ini. Jarang sekali ia meminta hal-hal seperti ini. Tidak mungkin aku menolaknya, kan?

Kuangkat kedua kakiku dari lantai. Kami berdua bergerak mencari posisi yang nyaman. Kaki-kaki saling bertautan. Ada tangan di bawah leher, ada pula yang di pinggang. Kedua kening kami kembali bersentuhan. Sejenak kami saling bertatapan sambil tersenyum sebelum akhirnya mimpi menarik kami ke dunianya. 

Aku dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang