26. Earphone

2 1 0
                                    

Kami sedang duduk dalam kereta malam yang terakhir. Kami berdua sangat lelah setelah berjalan seharian. Di kereta sebelumnya, kami hampir saja terlambat ganti kereta. Bisa parah kalau itu benar-benar terjadi.

"Jadi bagaimana? Cara supaya tidak ketiduran lagi seperti tadi," ia bertanya setelah kami duduk bersama salam kereta terakhir. Kereta akan langsung sampai ke stasiun yang paling dekat dengan rumah.

"Kamu tidur saja kalau mau. Biar aku yang berjaga biar tidak salah lagi."

"Kamu juga capek. Kalau kamu ketiduran juga, bagaimana?"

"Tidak akan ketiduran, kok. Aku dengar lagu," kataku sambil mengeluarkan earphone dari sakuku dan menunjukkan padanya.

"Memangnya bisa kedengaran pengumumannya nanti?"

"Kalau begitu, aku pakai sebelah saja. Tenang, tidur saja. Tidak apa-apa kok." Aku mulai memasang earphone di ponsel dan telinga kiriku. Dia sendiri tidak menjawab apa-apa lagi, mungkin sudah terlalu capek.

Aku mulai memilih lagu di playlist music tapi kututup lagi. Aku tiba-tiba lebih ingin melihat MV penyanyi kesukaanku. Kubuka folder videoku dan memutar salah satu MV favoritku.

Beberapa MV sudah terputar dan tinggal 2 stasiun lagi sebelum kami harus turun. Tiba-tiba aku merasa earphoneku bergerak. Aku melirik ke kiri. Ternyata dia yang memegang dan memasang ujung earphone satu lagi di telinganya. Ia juga duduk mendekat hingga bahu kami bersentuhan.

"Kamu tidak tidur?" Aku bertanya padanya.

"Terbangun. Coba putar MV yang tadi lagi," dia meminta sambil menunjuk layar ponselku.

"Yang mana?" Aku mendekatkan ponselku ke arahnya sehingga berada di tengah-tengah kami.

"Yang..., ini" ia menurunkan sedikit daftar videoku dan memilih MV yang dia mau. Kemudian kami menontonnya bersama.

"Bagus juga ya," ia berkomentar.

"Iya, aku suka konsep yang ini. Lagunya juga bagus. Ada satu lagi yang sejenis kayak ini. Mau coba?"

"Boleh."

Aku mematikan MV tadi dan mencari video lainnya. Kami terus menonton bersama dalam kereta sampai terdengar pengumuman nama stasiun yang kami tuju.

Aku dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang