34. Alcohol

9 0 0
                                    

"Halo."

"Oh, hai."

"Ke mana?"

"Beli alkohol."

"Apa?"

"Beli alkohol."

"Astaga, tidak boleh. Belum cukup umur."

"Hah? Memangnya beli alkohol ada umurnya juga?"

"Tentu saja ada! Untuk apa kamu beli alkohol? Nanti bisa dikeluarkan dari kampus tahu!"

"Hah? Kenapa sampai keluar?"

"Tentu saja, ada aturannya tahu! Mahasiswa tidak boleh beli alkohol."

"Mengapa tidak boleh? Lagipula aku butuh sekarang."

"Untun apa alkohol? Kamu ada masalah? Cerita saja ke aku. Jangan minum alkohol."

"Hah? Siapa yang mau minum?"

"Kalau bukan untuk diminum, untuk apa kamu beli?"

"Untuk membersihkan luka. Kalau kuminum, bisa mati tahu."

"..."

"Ah, jangan-jangan yang kamu pikirkan itu bir ya?"

"..."

"Hahaha. Hahaha."

"Berhenti tertawa! Salah kamu pakai kata ambigu begitu."

"Haha. Tapi sebutnya memang alkohol, kan? Pikiranmu sendiri yang membelok. Haha."

"Iih. Iyalah. Berhenti tertawa."

"Iya, iya. Ngomong-ngomong, temani aku le apotek ya."

"Baiklah."

"Sekalian jaga aku jangan sampai minum alkoholnya."

"Aah, berhenti dong."

Aku dan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang