06 - The First Day

144K 8K 22
                                    


Tok... tok... tok....

Sea mendengar suara ketukan pintu disaat hari sudah malam. Siapa yang bertamu di malam hari? Dia sangat malas untuk menemuinya jadi biarkanlah. Namun, suara ketukan itu menjadi kencang mengganggu istirahat Sea. Dengan rasa kantuk yang mendera Sea, akhirnya dia memutuskan untuk menemui seseorang di balik pintu. Orang itu memang tidak mempunyai adab jika bertamu, ini sudah larut sekali. Apakah dia melihat jam malam?

Seketika mata Sea langsung membulat melihat kehadiran Mr. Ham yang tiba-tiba rasa kantuk yang melandanya hilang seketika. Ternyata orang gila yang mengetuk pintunya adalah dia, pantas saja. Sikap dan bentuk wajah pria itu memang tidak mempunyai adab yang baik, bagi Sea semuanya adalah kejahatan.

"Mr. Ham ada apa?" tanya Sea, dia sebenarnya malas sama Mr. Ham sehingga tidak mengajak dia masuk ke rumah. Terlalu enggan dia mengajak pria tengah malam ke rumahnya, apalagi pria seperti dia bentuknya.

"Aku ingin mengajakmu kencan Sea," kata Mr. Ham membuat Sea diam. Dia tidak bisa menolak, Sea menghela napas kasar.

"Tapi hanya sebentar aku lelah. Tunggu di sini," kata Sea langsung ke dalam mencuci mukanya tanpa mengganti pakaian. Rasanya Sea ingin menolak namun dia terlalu bungkam untuk berkata, penolakannya bisa membuat dia hilang nyawa malam ini. Dia mencari aman.

Dan malam itu juga adalah malam yang paling memuakkan bagi Sea. Dia kencan dengan Mr. Ham mengelilingi kota New York yang sudah membosankan baginya, dan mengajak Sea makan di restoran menyiapkan ruangan khusus untuk dia dan Sea. Hingga jam satu malam Sea bisa pulang dan beristirahat dengan tenang tanpa gangguan siapapun.

Dipikirannya jika dia besok akan kuliah dan hari pertama dia kerja.

***

Sea terbangun dalam mimpinya, cahaya matahari sangat menusuk retina matanya. Perlahan Sea tersadar di sana matahari sudah naik ke atas. Hingga dia melihat arloji di tangannya. Menunjukan jam 10.42, mata Sea langsung membulat sempurna. Dia sangat terlambat kuliah. Sea memang sedang menjalani studinya semester akhir, dan diaa ingin segera menyelesaikan tanggung jawabnya itu.

Mungkin untuk hari ini Sea akan bolos satu mata kuliah, dan dia melihat pesan diponselnya dari nomor yang tidak di kenal.

+189765xx: Jangan lupa jam sebelas, hari pertamamu bekerja Nona Glyora.

Sea tahu ini adalah pesan dari Brian dengan gerakan yang cepat Sea langsung berlari menuju kamar mandi membersihkan diri, mengganti baju dengan pakaian yang kemarin dia beli bersama Brian. Saat Sea memakainya, pakaian itu terlihat seksi sekali dipakai oleh Sea. Mungkin baginya terlalu terbuka, tetapi sebenarnya pakaian itu terasa biasa saja untuk wanita kantoran. Hanya saja dia yang tidak terbiasa memakai dress atau pakaian yang feminim.

"Tidak buruk," katanya.

Sea memoleskan make up yang simpel di wajahnya. Hingga dia terlihat sangat cantik berbeda dengan Sea yang dulu tidak mementingkan pakaian. Dia terlihat anggun dan menawan, bahkan dia tidak menyadari jika dalam cermin itu dirinya. Rambut yang selalu dia ikat kini bergelembong dengan indah.

Kemudian Sea keluar dari rumah lalu menguncinya, saat berbalik dia tergejolak kaget melihat dua orang berbaju hitam dengan tubuh yang besar sedang menatapnya. Sebelum bertanya orang berbadan besar itu mengerti atas keterkejutan Sea, mereka memperkenalkan diri sebagai anak buah dari Brian.

"Nona, tuan Brian menyuruh kita menjemput anda," kata salah satu dari mereka.

"Brian tahu rumahku dari mana?" tanya Sea menatap pengawal Brian dengan tatapan sengit.

"Tanyakan langsung pada tuan, kami tidak mempunyai hak untuk memberitahu anda. Mari ikut kami."

Sea mengikuti langkah pengawal itu dengan malas, memasuki mobil mewah milik pengawal Brian. Sungguh kaya sekali Brian membelikan pengawalnya mobil, pikir Sea. Setelah sampai Sea diantar ke lantai atas tempat ruangan Brian berada. Kebetulan ruangan sekertaris dan boss satu ruangan.

Semua orang menatap Sea kagum, banyak yang memuji jika dirinya sangat cantik. Dan banyak sekali tatapan lelaki di sini menatap Sea dengan tajam, seperti ingin menculiknya saja. Sea bergidik ngeri, dia melihat tatapan wanita di kantornya juga beraneka ragam. Sea memang terlihat bukan seperti sekertaris, melainkan artis papan atas yang sedang berkunjung ke sebuah perusahaan besar.

Pengawal itu hanya mengantarkan ke atas tidak sampai ruangan Brian, dia hanya memberitahu ruangan Brian paling ujung dan pastinya besar. Sea langsung menuju ruangan di ujung sana, kantor ini sangat besar sekali. Ini pertama kalinya Sea masuk ke dalam perusahaan terbesar di dunia hebat sekali.

Mata Sea terus menelusuri setiap sudut kantor takjub, sampai dia tidak sadar kalau seorang pria sedang berjalan di sana dengan penuh amarah. Hingga mereka bertubrukan dan hampir membuat Sea terjungkal namun ditahan oleh pria itu. Mata mereka bertemu beberapa detik sebelum keduanya saling melepas pandang.

"Maafkan saya nona, permisi." Pria yang menolongnya tiba-tiba pergi bergitu saja membuat Sea heran.

Hingga Sea tiba di ruangan yang dimaksud para pengawal itu, saat Sea berjalan mendekati pintu. Dia melihat ruangan Brian terbuka, tidak tertutup rapat. Dengan hati-hati Sea mengetuk pintu ruangan, sebelum itu terjadi dia terdiam beku mendengarkan sebuah percakapan di sana. Sea yang mempunyai keingintahuan tinggi mengintip ruangan Brian dan tergejolak kaget melihat seorang perempuan merapikan pakaiannya yang berantakan.

Begitu juga dengan Brian, apa yang terjadi sebenarnya? Lalu apa yang terjadi dengan pria yang marah tadi? Apakah terjadi perselingkuhan seperti drama yang selalu dia tonton di layar kaca?

Di dalam sana Brian tengah menatap wanita di depannya dengan jijik dan penuh kebencian.

"Kau seharusnya tahu diri," kata Brian dengan tatapan tajam kepada wanita yang tidak lain Adellia.

"Setidaknya kamu masih ingin aku temani, Brian," kata Adellia dengan bangga.

"Karena kau begitu murah," kata Brian dengan dalam. Wajah Adellia langsung pucat mendengarnya.

"Apa bedanya dengan wanita yang akan menjadi sekertarismu? Mereka juga mempunyai 'pekerjaan' lebih nantinya. Seperti Maria?" tanya Adellia dengan nada menantang. Brian terdiam tidak menanggapi ucapan wanita ular di depannya.

"Wanita yang akan menjadi sekertarismu nanti lebih rendah dariku, kasian sekali dia bekerja denganmu. Padahal di luaran sana banyak pekerjaan yang layak, terlalu haus dengan uang yang besar."

"Jaga ucapanmu! Dan ini bukan wanita yang kau samakan seperti Maria!" gertak Brian, dia memang mengakui pernah mempunyai skandal dengan sekertarisnya dulu. Namun, tidak banyak yang tahu. Entah darimana Adellia mengetahui semua ini. Brian tidak perduli, karena dengan sekertaris barunya dia tidak akan melakukan kesalahan kembali.

"Aku akan tetap memandang dia rendah," kata Adellia dengan senyuman manisnya, Brian rasanya ingin merobek bibir itu. "Sekertaris rendahan."

Sea yang berada di balik pintu itu mengepalkan tangannya. Dia sekarang mengerti apa yang terjadi dan mengerti kata wanita di dalam ruangan. Sekertaris rendahan? Sedangkan yang diketahuinya dirinyalah yang akan menjadi sekertaris Brian. Apa mungkin Brian membayar gajihnya besar karena ada sesuatu hal yang lain? Apakah dia akan dianggap seperti itu nanti di kantor?

Air mata Sea menetes, dia benci akan hinaan itu.


***

Jangan lupa vote dan komennya

See u gais

Instagram: Desycahyaaa


The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang