35 - Accident

84.3K 4.2K 23
                                    

"Sea kau belum makan sejak tadi pagi, kamu jangan egois Sea. Kasihan bayimu pasti kelaparan," kata Lina mencoba mengingatkan Sea. 

Sudah beberapa hari Sea jarang sekali mementingkan kondisinya, semenjak Brian koma. Sea lebih mementingkan Brian dan lupa dengan kesehatannya sendiri.

Jika Brian tahu dengan kelakuan Sea, mungkin dia akan marah besar. Istrinya lebih mementingkan kesehatannya di bandingkan Sea yang sedang mengandung anaknya.

"Nanti saja Mom, aku akan turun ke bawah menyusul. Jangan paksa aku," jawab Sea yang sedang duduk di depan meja rias. 

Lina hanya mengangguk pasrah, Sea memang sangat keras kepala. Lina menutup pintunya, membiarkan Sea sendirian di kamarnya.

Sebenarnya Lina tahu jika Sea bukan menghadapi masalah tentang Brian. Melainkan kenyataan yang berkata jika Sea adalah anak dari Amora, Lina memang terkejut dengan berita itu. Apalagi dengan reaksi Sea yang mungkin sangat marah. Wajar jika Sea marah lebih tepatnya marah pada takdir, dia belum bisa menerima kenyataan ini.

Sea hanya melihat pantulan dirinya di cermin, wajahnya sangat pucat. Dengan kantung mata yang sangat terlihat jelas di wajahnya. Dampak dari dia yang selalu menjaga Brian di rumah sakit. Padahal Lina sudah melarang, namun Sea kekeh dengan keinginannya menjaga Brian.

Hari-hari Sea sangat buruk sekali, semenjak Amora mengaku Sea adalah putrinya. Sea jarang sekali berkomunikasi dengan siapa pun, dia menjadi pendiam. 

Bukan dia tidak menerima Amora ibu kandungnya. Dia hanya tidak bisa siap dengan kenyataan ini.

Bahkan saat Adellia melahirkan, Sea tidak datang. Dia masih belum siap menatap wajah Adellia, yang pernah merusak kebahagiannya dengan Brian. Apalagi mengetahui Adellia kakaknya yang beda ayah.

Hidupnya dipenuhi drama, jadi selama ini Sea tinggal dengan ibu tiri, yang tidak lain adalah Dallien. Pantas saja wanita itu tidak pernah bisa menyayanginya. Dia selalu sinis dan tidak peduli dengan apa yang dilakukannya. Tangan Sea terkepal, mengingat sikap Dallien. 

Jika dia tahu dari dulu mungkin wanita yang dia anggap ibu, orang yang paling Sea benci dan musnahkan.

Sea bangkit berdiri, tetapi dia meringis kesakitan. Dia merasa perut bawahnya sangat nyeri. Namun dia masih bisa menahan semuanya. Sea keluar dari kamarnya turun ke bawah, menuruni anak tangga satu persatu. Sakit yang Sea tahan tidak dapat dikompromi lagi, keringat dingin mulai bercucuran.

 Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya, membuat badan Sea seakan tidak mampu menopang begitu kokoh.

Dengan seluruh tenaga yang Sea miliki, dia menuruni tiga tangga terakhir. Mukanya memucat menahan sakit, hingga dia kehilangan keseimbangan. Sea terjatuh dan yang lebih parahnya perut Sea membentur ubin terlebih dahulu.

Sea mengerang menahan sakit yang luar biasa, darah telah menggenang di lantai. Hingga seseorang meneriaki namanya histeris, Sea tidak ingat semua itu. 

Dia sudah cukup lelah, hingga matanya terpejam.


***

Di sisi lain.

Mr. Geo sedang menunggu Tuan-nya di ICU sendirian. Dia diperintahkan oleh Lina menjaga Brian, untuk mngawasinya selagi dia tidak ada. Mr. Geo menatap sedih ke arah Brian, dia tidak menyangka nasibnya seburuk ini. Mr. Geo memang sudah bekerja sangat lama sekali, dia dulunya adalah orang kepercayaan Harry ayah Brian.

 Sampai Mr. Geo menerima amanat dari Tuan besarnya, Harry. Menjaga Brian dari semua kejahatan yang menimpanya.

Nasib Brian lebih buruk dari Harry. Banyak sekali rintangan yang Brian hadapi, Mr. Geo salut padanya. Cobaan yang Brian terima selalu dihadapi dengan mudahnya. 

Walau dia tahu Brian sedang membuat pertahanannya susah payah sendiri, dia mirip dengan Harry, sangat tangguh.

Suara deringan ponsel terdengar nyaring, dia mengangkat telepon itu. Yang ternyata dari Nyonya Lina, saat Mr. Geo sedang berbicara dengan seseorang di depan sana. Tanpa dia sadari jika tangan Brian bergerak, lalu tanpa diduga matanya berkedip-kedip. Dan akhirnya mata itu terbuka secara perlahan-lahan.

Brian membuka mata yang dia rasakan saat sadar adalah, rasa sakit yang menjalar di kepala yang menyerangnya. Dia susah bergerak karena gips leher yang menghambat pergerakan Brian saat ini. Samar-samar dia menatap seseorang di sana, memakai baju hitam.

 Pandangannya masih buram, Brian sedang menyesuaikan intensitas cahaya ruangan. Hingga dia melihat dengan jelas di sana ada tangan kanannya, Mr. Geo.

"Mr. Geo," panggil Brian pelan. Namun Mr. Geo mendengarkan suara Brian yang sudah lama tidak di dengarnya. 

Tubuhnya berbalik, di sana dia melihat Brian telah sadar. Mr. Geo terkejut dengan apa yang dia lihat, dia tidak percaya ini adalah nyata.

"Biar saya panggilkan dokter, Tuan," kata Mr. Geo dengan pelan.

"Sea, dia baik-baik saja?" tanya Brian yang tiba-tiba menanyakan keadaan Sea seperti apa. Baru juga Brian bangun dari koma, yang dia ucapkan untuk pertama kalinya keadaan Sea.

 Mr. Geo tersenyum tipis, sebenarnya dia tahu Sea sedang dalam keadaan darurat.

Barusan Lina memberitahu Mr. Geo jika Sea mengalami kecelakaan di mansion. Lalu membawa wanita itu menuju rumah sakit yang sama di mana Brian juga sedang dirawat. Mr. Geo tidak ingin membuat Brian panik karena baru saja sadar. Terpaksa harus berbohong kepada Tuan-nya.

"Dia baik-baik saja Tuan, bahkan sebentar lagi anda akan mempunyai seorang anak," kata Mr. Geo tersenyum palsu. Brian tersenyum bahagia membayangkannya, dalam hati dia ikut bahagia dengan apa yang diucapkan Mr. Geo saat ini.

"Berapa lama aku tertidur?" tanya Brian pada Mr. Geo.

"Selama satu minggu Tuan, kalau begitu saya akan memanggilkan dokter. Memeriksa bagaimana keadaan anda."

***

Lina menunggu Sea sedang ditangani oleh dokter kandungan. Dia cemas melihat Sea yang bersimbah darah di lantai. Sungguh jantung Lina berdegup kencang, dia takut terjadi sesuatu terjadi menimpa Sea dan calon cucunya. Hingga suara pintu berdecit, di sana ada dokter yang menangani Sea keluar. Membuka masker yang menutupi wajahnya.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Lina dengan penasaran. Dokter itu menatap Lina dengan tatapan sedih.

"Mohon maaf," kata dokter itu, membuat Lina tidak mengerti apa yang dikatakan oleh dokter perempuan itu.

"Mohon maaf Nyonya, keadaan Nyonya Sea sangat kritis. Dia mengalami pendarahan hebat, sehingga kami harus cepat mengeluarkan janin yang dia kandung. Kami akan berusaha untuk menyalamatkan nyawa keduanya, sebentar lagi kami akan melakukan operasi caesar. Anda harus menandatangani surat perjanjian sebelumnya. Operasi ini mengakibatkan bayi yang dikandung Nyonya terlahir prematur," terang dokter itu.

"Baiklah aku akan melakukannya, namun aku mohon selamatkan Sea."


***

Instagram: Desycahyaaa

The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang