Sea sedang berada di dalam kamarnya yang bersebelahan dengan Brian. Di mansion hanya ada dia, Brian. Lina pergi bersama teman sosialitanya, sedangkan Adellia pergi dengan menangis kesal karena pria itu mengusir dengan tidak berperasaan.
Sekarang dia sedang berada di balkon menghadap kolam renang. Pandangannya tidak tahu arah, dia sedang melamun sekarang. Melamunkan sikap Brian, mempertanyakan kehidupannya, dan bertanya kepada langit bagaimana keadaan ibu dan kedua ayahnya?
Matahari begitu terik membuat Sea malas untuk sekedar keluar rumah, hingga ketukan pintu membuat Sea mengalihkan pandangannya ke belakang.
"Masuk," kata Sea tidak acuh, seorang pembantu bernama Kalina itu menghampiri Sea.
"Maaf Nona, tuan Axton memanggil anda untuk makan siang bersama," kata Kalina sedikit membungkuk. Dia adalah asisten di mansion sejak Brian masih kecil.
"Aku sedang tidak ingin makan bilang pada tuanmu." Sea berjalan mendekati ranjang duduk di sana.
"Maaf ini perintah, jika tidak nanti saya akan kena marah tuan," kata Kalina dengan nada pelan, Sea menoleh dan tersenyum lalu memegang pundak Kalina.
"Kau tidak perlu takut, dia bukan Tuhan." Kalina mematung ditempat sedangkan Sea pergi keluar meninggalkan Kalina terdiam kaku bagaikan batu. Perkataan itu begitu sarkas dan menyadarkannya juga.
Saat sedang menuruni anak tangga, hingga dia sampai di meja makan. Bersama Brian berdua, menu yang dihidangkan begitu banyak. Dari makan pedas, manis, dan dessert yang menggugah selera. Sea sudah menahan lapar, namun sebelum dia mengambil makanan tersebut suara berat Brian terdengar dalam keheningan.
"Siapa yang menyuruhmu makan makanan di atas meja?" tanya Brian dengan menaikkan satu alisnya.
"Apa maksudmu?" Sea kebingungan, bukannya dia disuruh makan oleh Brian. Namun beberapa saat pertanyaannya terjawab, saat asisten rumah tangga membawakan semangkuk bubur penuh. Membuat dirinya jijik dan merasa tidak berselera.
"Makanlah, agar kau cepat sembuh," kata Brian yang memakan makanan layaknya orang normal. Sedangkan dia? Menahan kekesalan akibat perbuatan Brian. Tanpa Sea sadari Brian tersenyum geli mengetahui seberapa kesalnya Sea, dia kembali menatap Sea seolah tidak terjadi apa-apa.
"Makanlah," katanya kembali.
"Sepertinya otakmu yang perlu sembuh. Aku tidak menyukai makanan menjijikan ini, brengsek!"
***
Setelah berdebat dengan Brian, Sea terpaksa memakan bubur dengan lambat. Daripada perutnya terus berbunyi tidak jelas. Hari sudah malam Sea sangat bosan sekali, tidak ada yang bisa dia ajak main. Tidak ada yang bisa dia lakukan dan dia kebingungan harus berbuat apa melupakan kejenuhannya.
Biasanya dia akan bebas bermain saat tinggal sendiri. Sekarang Brian yang melarang Sea pergi. Lebih baik Sea mengelilingi mansion besar ini. Angin malam berhembus dengan kencang menusuk kulit. Membuat Sea mengusap kedua telapak tangannya, sesaat dia mendengar suara air kolam.
Siapa yang berenang tengah malam seperti ini?
Sea mendekat dan di sana dia melihat Brian sedang berenang, sudah kebiasaan Brian berenang di malam hari. Menurut Sea itu tidak baik bagi kesehatan Brian, Brian mungkin tahu tapi kenapa dia begitu bodoh?
"Sedang apa kau?" tanya Sea berada di pinggir kolam. Brian mengusap wajahnya lalu melihat Sea berdiri di pinggir kolam dan menyelupkan kedua kakinya.
"Masuklah angin malam tidak baik, kau baru sembuh."
"Masuklah berenang di malam hari tidak baik untuk kesehatanmu." Sea menirukan ucapan Brian dengan suara yang datar.
"Sea Glyora!" jika Brian sudah memanggil nama seseorang, dia sedang marah dan tidak bisa dibantah. Dari pada Sea mencari masalah lebih baik pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]
RomanceSea Glyora mendapatkan kesialan saat sedang berada di Culture Espresso. Dia bertemu dengan Brian Axton Dallen, CEO Axton Company. Dia tidak sengaja menumpahkan cappucino mengenai jas mahal Brian. Brian Axton Dallen, orang paling kaya raya di dunia...