09 - Disaster That Occured

131K 7.3K 17
                                    


Brian dan Sea hanya terdiam dengan tenang saat sedang mengerjakan tugas di kantor. Tidak ada percakapan yang terjadi dikeduanya, mereka saling diam. Keadaan di ruangan ini sangat hening sekali. Mereka menikmati waktu kerjanya masing-masing, begitu fokus dan teliti tentunya. Apalagi bagi Sea ini adalah hari pertama dia bekerja. Sampai jam makan siang telah datang. Keduanya merenggangkan ototnya yang pegal setelah dipakai berkutat dengan mengetik dan menulis laporan.

Brian beranjak dari kursinya, menghampiri wanita itu masih sedikit menyelesaikan pekerjaannya.

"Sea apa kau ingin menemaniku makan siang?" 

Sea hanya diam menatap Brian dengan malas. Dia membereskan meja kerjanya, lalu dia pergi meninggalkan Brian. Pria ini sadar jika ajakannya ditolak secara tidak langsung. Hanya Sea yang berani menolak ajakannya, disaat wanita di luaran sana mengantri ingin makan bersama. Tentunya hanya berdua saja. Bagi Brian wanita itu membuang kesempatan emas yang tidak bisa didapatkan orang lain.

Brian masih mematung ditempat, mood-nya sekarang begitu buruk. Selera makan sudah hilang seketika, dia menelpon anak buahnya untuk mengawasi Sea.

"Awasi dia! Jangan biarkan dia dalam bahaya. Jika kalian tidak becus menjaganya, kau mati di tanganku!" Brian mengakhiri teleponnya.

***

Sea berjalan kaki tidak berniat menaiki kendaraan, lagipula jalanan terlihat begitu padat. Dia berjalan kaki untuk menuju Culture Espresso yang memang jaraknya lumayan dekat dengan perusahaan Brian, menghilangkan penat dengan kopi rasanya tidak terlalu buruk. Namun tidak lama Sea merasakan seseorang sedang mengikutinya dari belakang.Saat Sea berbalik, dia melihat kedua pengawal Brian mengikutinya. Sea menatap mereka dengan malas, berasa orang penting saja. Bahkan orang yang berlalu lalang menatap Sea dengan tatapan yang sulit diartikan. Apakah Brian memang seprotektif ini kepada sekertarisnya?

"Kami disuruh oleh tuan Axton untuk mengikuti anda." Salah satu pengawal itu berkata sebelum Sea bertanya. Sea hanya diam saja, percuma menolak perintah Brian tidak akan pernah bisa dilawan. Pria itu keras kepala dan tidak tahu diri.

Otak kecilnya sedang memutar rencana, untuk mengusir mereka. Sea tidak ingin dikawal dia tidak bebas untuk melakukan apapun itu. Mereka bukan membuat Sea nyaman melainkan rasa kesal. Dia juga bisa menjaga dirinya. Ini terlalu berlebihan dan lagipula dia biasa sendirian, tidak akan ada yang berbuat jahat apalagi di tempat ramai. Dia bisa berteriak jika dalam bahaya.

Mereka dan Brian hanya tidak tahu jika Sea jago dalam bertarung? Sea bukan wanita lemah dia bisa saja menghabisi kedua pengawal ini. Tetapi yang ada dia akan menerima amukan dari Brian, karena anak buahnya dijadikan samsak tinju dadakan. Sea bisa membayangi wajah Brian sedang marah, pastinya menakutkan. Walaupun dia tidak pernah melihat murkanya pria itu seperti apa.

"Kita mau ke mana nona?' tanya pengawal itu di belakang Sea.

"Ikuti saja," kata Sea seadanya.

Hingga tatapan Sea beralih pada gerombolan pria di sana, menatap Sea dengan tatapan lapar. Sea baru menyadarinya jika dia memakai baju yang lumayan seksi, dia menghela napas panjang. Salahnya tidak membawa jaket untuk menutupi pakaiannya yang mencolok, dia terlihat orang berkelas yang sedang berjalan kaki. Tetapi beberapa detik otak kecilnya memunculkan sebuah ide, melihat situasi mendukungnya untuk kabur dari dua orang ini. Kesempatan emas bagi Sea, dia melihat kedua pengawal itu dan tersenyum miring. Menjadi seorang aktor sesaat mungkin tidak masalah baginya?

"Apa perintah Brian pada kalian?" Sea bertanya.

"Dia menyuruh kami menjaga nona dari kejahatan, untuk berjaga-jaga."

The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang