20 - Happy with My Husband

93.5K 4.9K 53
                                    

"Happy birthday my wife, wish you long life. And hopefully the dreams, the wishes you want are granted by God." Brian mengecup kembali Sea dengan mesra. Sea menatap Brian terkejut, ulang tahunnya?

Sea baru ingat ini ulang tahunnya, kenapa dia bisa lupa? Apa ini semua rencana Brian dan Lina? Sea tidak menyangka Brian merayakan ulang tahunnya untuk pertama kali dalam hidup Sea. Brian adalah pria yang istimewa beruntung jika dia memiliki Brian.

"Aku bahkan lupa ulang tahunku," kata Sea dengan pelan membuat Brian terkekeh. Perlahan Brian membawa kotak beludru itu di tangan Sea.

Di sana terdapat cincin berlian, The Winston Blue. Cincin termahal yang harganya 23.8 juta dollar atau sekitar 309,4 milyar rupiah. Dia mendapatkannya dari seseorang yang melelang ini waktu beberapa tahun yang lalu. Brian mendapatkannya dengan sangat mudah, tidak sulit baginya untuk mendapatkan sesuatu yang dia miliki. Dan dia akan memberikannya pada istrinya tercinta.

Brian memakaikan cincin itu pada Sea, terlihat pas dan sangat cocok. Menurutnya Sea sangat cantik malam ini dan dia menunjukan aura yang berbeda dari sebelumnya. Lebih cerah dan tentunya membuat Brian tambah mencintainya. Ditambah dengan gaun merah yang Sea kenakan membuat Brian menahan ludahnya. Entah kenapa tubuh Sea semakin berisi.

"Aku pikir kau akan pergi tanpa sepengetahuanku." Sea menatap Brian dengan mata yang merah. Sea langsung memeluk erat tubuh atletis suaminya, akhirnya keinginan Sea terealisasikan. Brian pun langsung mengusap punggung Sea lembut dan beberapa kali mengusap rambut lembutnya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu, baby." Brian mengecup kening Sea dengan mesra.

"Terus kamu ke mana?" tanya Sea kembali.

"Aku pergi untuk mempersiapkan pesta. Mom juga adil membantuku melaksanakan pesta ini. Pesta ini adalah hari perayaanmu, Sea."

"Terima kasih Brian, atas semuanya," kata Sea tulus.

"Aku membenci kata terima kasihmu, sayang."

"Kau selalu membuatku bahagia dengan kejutanmu tanpa di duga," kata Sea manja, membuat Brian menggeram karena istrinya sangat menggemaskan.

"Kau tahu, kau sangat cantik sekali," kata Brian dengan mengedipkan matanya genit. Membuat Sea tersipu malu, kadar kegemasan Sea bertambah ketika wajahnya berubah merah seperti tomat segar.

"Aku sangat bahagia Brian," kata Sea begitu tulus, tanpa memperdulikan tatapan genitnya. Dia hanya ingin mengutarakan perasaannya saat ini.

"Aku hanya ingin memanjakan istriku." Brian tersenyum menggandeng Sea yang masih membawa buket mawar merah. Berkumpul dengan rekan kerjanya, hingga seorang wanita datang menepuk bahu Sea.

"Selamat ulang tahun Sea, semoga kau panjang umur." Sea melihatnya ternyata itu Adellia, Sea tersenyum hangat dan memeluk Adellia erat. Sea tidak akan pernah membenci Adellia, apa haknya membenci Adellia. Walaupun Adellia dibenci oleh suamianya, apakah dia harus membencinya juga?

"Terima kasih Adellia," kata Sea melepas pelukan mereka. Terus mata Adellia menatap Brian dengan penuh benci, dia meninggalkan mereka berdua, tapi sebelum itu Adellia sempat berbisik pada Brian dengan nada mengancam, tanpa sepengetahuan Sea.

"Kau akan hancur," bisik Adellia. Brian hanya diam jujur pertama kalinya Adellia berkata mengancam padanya.

Brian menarik Sea menjauh dari kumpulan ini, lebih baik dia bersama Lina dan teman Ibunya yang lain. Dari pada melihat wajah Adellia di sini. Tatapan Brian tidak lepas dari Adellia yang terus menatap seorang pria di sana, Joshie. Brian mengundang Joshie ke acara ini. Aneh, kenapa Adellia tidak bersama kekasihnya? Apa mungkin mereka sedeng bertengkar?

Apa gara-gara kesalah pahaman waktu di kantor?

Brian tidak memusingkan hal itu. Dia lebih baik fokus pada Sea, yang kelihatannya kurang fit hari ini. Brian tahu, Sea memegangi kepalanya sesekali.

"Kau pusing?" tanya Brian, Sea hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum.

"Brian," panggil seorang pria di belakangnya, Brian menengok. Ternyata itu adalah sahabat karibnya, Galen. Sahabat yang sebenarnya tidak pantas mendapati gelar itu, Brian masih dendam karena Galen tidak datang ke pernikahannya. Lalu dia kembali datang dengan tersenyum tanpa dosa pada Brian.

"Hey apa kabar tuan?" tanya Galen mengulurkan tangannya. Brian menepis tangan itu jauh-jauh dengan kasar.

"Brengsek! Ke mana saja kau? Seperti hilang ditelan bumi!" gertak Brian dengan nada sarkastis.

"Mencari harta di Italia," kata Galen dengan terkekeh. Sea yang dari tadi menahan pusing kepalanya, menatap seorang pria yang tengah berbincang dengan Brian. Tersenyum manis ke arahnya dan menatapnya penuh pemujaan.

"Oh hai, kau Sea? Istrinya si brengsek ini?" tanya Galen kepada Sea.

Sea menatap pria itu dengan tubuh yang menegang, dia tahu pria ini. Seketika napasnya tercekat, Galen menatap Sea dengan tatapan berbinar dan rindu. Sea tidak ingin bertemu pria ini, seketika Sea mengingat masa itu bersamanya. Siapa dia, kenapa dia kenal Brian begitu akrab, apa yang terjadi?

"Perkenalkan aku Galen, sahabat Brian." Pria itu mengulurkan tangan pada Sea. Seketika dunia runtuh menimpa Sea, rasa cemas mulai hinggap. Dia kembali datang ke kehidupan Sea ini, tidak mungkin terjadi. Dia tidak percaya jika Galen berani menampakan diri di depannya dan juga Brian, mengapa dunia terasa sempit?

Buket yang dipegang Sea jatuh ke bawah dia sangat syok, Brian menatap Sea dengan cemas. Kepala Sea tambah pusing rasanya, dia meringis memegangi kepalanya seperti digodam begitu keras. Tubuhnya juga begitu lemas, dan dia merasa ingin muntah. Hingga sebuah titik hitam mendekat ke arah Sea, dan semua berubah menjadi gelap; Sea pingsan.

Brian langsung sigap menangkap tubuh Sea yang terhuyung ke belakang. Brian tergejolak kaget melihat Sea pingsan, pikiran buruk mulai menggorogoti Brian.

"GEO! SIAPKAN MOBIL CEPAT!" teriak Brian dengan lantang, membopong Sea meninggalkan pesta tersebut. Dia hanya fokus dengan keadaan Sea yang memperihatinkan. Betapa cemasnya Brian saat ini akan kesehatan Sea.

***


Seperti biasa jangan lupa vote & koment.

Tunggu update selanjutnya, See you :*

Instagram: Desycahyaaa

The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang