Brian menggendong Sea dalam tidurnya, kini mereka sampai di Yunani. Di sana Brian langsung disambut oleh ibunya yang ingin menghampiri Sea dengan khawatir.
"Kenapa istrimu Axton?" tanya Lina menatap Sea dengan cemas. Hingga tatapannya melihat kedua lutut Sea yang nampak memar.
"Kenapa lutut Sea bisa begini?!"
"Dia jatuh karenaku Mom. Sekarang aku ingin membawanya ke kamar untuk istirahat," kata Brian membawa Sea ke kamar yang paling besar di sana. Membaringkan tubuh gadisnya ini dengan perlahan.
"Maafkan aku," kata Brian mengecup Sea dan meninggalkan dia untuk istirahat. Brian menuruni tangga, sampai di sana Lina sudah menunggu Brian dengan tatapan tajamnya.
"Jelaskan! Apa kau menyakiti Sea?" tanya Lina sarkastis.
"Maaf Mom, aku tidak sengaja membuat Sea terluka. Aku bodoh, Mom bisa menghukumku aku pantas menerimanya."
Lina mendekat ke arah Brian dengan tatapan yang sama. Hingga Lina menatap putranya begitu dekat, tanpa Brian duga Lina memeluknya begitu erat.
"Kau sama seperti Daddymu. Kau pria yang jujur dan tidak pernah bisa menyakiti wanita yang kau cintai, sayangnya Dad itu baik dan lembut. Tidak sepertimu kejam dan keras kepala." Lina mengusap punggung Brian, pria ini terkekeh membalas pelukan Ibunya. "Ini peringatan terakhirmu, Brian. Jangan sakiti Sea."
"Mom sedang memujiku atau meledekku? Tentu saja. Seorang pria mempunyai naluri untuk melindungi wanita yang dia cintai, dan tidak akan melukainya. Kalau saja pria itu melukainya, maka harga dirinya tidak jauh dari kata sampah."
"Mom bangga padamu, Axton."
"Mom tidak marah?" tanya Brian dengan hati-hati.
"Tidak, Mom juga tahu kau tidak sengaja menyakiti Sea. Tidak mungkin kau menyakitinya terang-terangan. Mom menghargai sikap jujurmu, teruslah terapkan sikapmu ini Axton." Lina melepaskan pelukannya dan mengusap wajah Brian. Melihat Brian membuat Lina ingat dengan mendiang suaminya, dia begitu tampan dan mirip dengan Harry.
Seandainya waktu dapat diputar Lina ingin menghabiskan waktu bersama Harry. Jangan ditanya berapa rindu wanita ini pada suaminya. Kalau saja Harry tidak mengetahui kabar tentang perusahaannya, pasti suaminya masih ada bersama dia dan Brian. menghadiri pernikahan anaknya, lalu menggendong cucu mereka. Lina selalu berdoa semoga suaminya berbahagia di surga sana.
"Sudah dari mana persiapan ulang tahun Sea?" tanya Brian dengan penasaran.
"Sudah matang, dan semuanya sudah kupersiapkan." Lina menatap Brian dengan menggerlingkan matanya, Brian terkekeh melihatnya. Sebentar lagi Sea akan menuju hari ulang tahunnya.
***
Sea terbangun senja mulai terlihat di atas sana. Matanya mengerjap karena silau, sekarang dia merasa tidak enak badan. Entah kenapa akhir-akhir ini Sea merasakan pusing kepala dan mual. Mungkin akibat tadi dia melakukan perjalanan panjang, Sea masuk angin karena perutnya belum terisi makanan. Sampai Sea merasakan gejolak itu lagi, dia berlari memuntahkan semua isi perutnya ke wastafel.
Namun hanya cairan bening yang keluar dari mulutnya, dia terus mengeluarkan isi perutnya. Sea berjalan gontai dan duduk di ranjang. Sungguh tubuhnya sangat lemas sekali.
"Brian," panggil Sea mencari Brian tetapi lelakinya tidak muncul juga. Mungkin dia sedang di luar mencari angin, Sea hendak menghubungi Brian namun ponselnya berbunyi. Tanpa dia lihat dia mengangkat telepon itu, dia mengira itu Brian.
"Brian kamu di mana?" tanya Sea dengan lemas.
'Hai Sea, sudah lama sekali aku tidak mendengar suaramu.'
Sea langsung membulatkan matanya, dadanya berdegup kencang. Tidak salah lagi ini suara seseorang yang Sea kenal. Sea melihat layar ponselnya. Seketika tubuhnya bergetar ketakutan, dia meremas piyaman yang dia pakai. Setelah sekian lama dia kembali, Sea berharap semuanya mimpi. Dia ingin pria itu lenyap dari kehidupannya.
Mr. Ham, nama yang tertera di sana. Sea menatap ponselnya khawatir.
'Aku tahu kau di sana Sea, apa kabar denganmu?' tanya Mr. Ham di sebrang sana.
Bahkan untuk berkata saja Sea tidak mampu, bibirnya bergetar dan serasa kelu tidak mampu berbicara.
'Aku dengar kau sudah menikah, selamat atas pernikahnmu, Sea.'
Mati sudah Sea ditempat saat pria ini mengetahui pernikahannya. Keringat mulai bercucuran di mana-mana. Telapak tangan Sea sudah dingin.
'Semoga pernikahanmu akan hancur, aku tidak akan membiarkan kau bahagia Sea.'
Sambungan terputus, dia tahu ancaman itu bagaikan suara kematian bagi Sea. Sea mengigit bibir bawahnya dengan cemas.
***
Jangan lupa vote dan komentnya
See u
Instagram: Desycahyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]
RomanceSea Glyora mendapatkan kesialan saat sedang berada di Culture Espresso. Dia bertemu dengan Brian Axton Dallen, CEO Axton Company. Dia tidak sengaja menumpahkan cappucino mengenai jas mahal Brian. Brian Axton Dallen, orang paling kaya raya di dunia...