"Baiklah aku akan melakukannya, namun aku mohon selamatkan Sea."
Lina menyutujui perkataan dokter tadi, dia menandatangani surat perjanjian.
Setelah itu Sea langsung dibawa ke ruangan operasi, Lina menutup wajahnya cemas. Keringat dingin mulai menjalar seluruh tubuhnya. Hingga suara yang Lina kenal membuat Lina mengalihkan pandangannya.
"Nyonya Lina," panggil pria itu yang tidak lain adalah Mr. Geo. Lina menatap Mr. Geo heran.
"Aku sudah memerintahkanmu, menjaga Brian," kata Lina dengan pelan.
"Ada yang menjaganya, Nyonya Adellia. Kebetulan Nyonya Amora sudah keluar dari rumah sakit, bagaimana keadaan Nyonya Sea? Saya juga khawatir dan ingin memastikan keadaannya?" tanya Mr. Geo, Lina menggelengkan kepalanya lemah.
Menutup wajahnya, rasanya Lina ingin menangis.
Bahkan Lina lupa mengabari Amora dan Adellia yang jelas-jelas keluarga Sea. Lina sekarang ini terlalu panik, sampai dia lupa melakukan hal yang penting itu.
"Dia sedang dioperasi, semoga cucuku dan Sea selamat," kata Lina, Mr. Geo hanya mengangguk.
"Saya ingin memberitahukan jika Tuan Brian sudah sadar," ucapnya.
Lina mengangkat kepalanya, dia tidak percaya. Anak laki-lakinya sudah sadar. Di sisi lain dia senang jika Brian sadar, namun dalam waktu yang bersamaan Sea dalam keadaan yang sangat mengkhawatirkan.
"Jangan beritahu Brian untuk sementara ini tentang keadaan Sea," kata Lina dengan memohon. Mr. Geo tidak dapat menolak ini juga demi kesembuhan Brian, akhirnya dia mengangguk.
Sebenarnya Lina ingin bertemu dengan Brian, namun siapa yang menjaga dan menunggu Sea?
***
"Akhirnya kau sudah sadar Brian, bagaimana keadaanmu?" tanya Adellia kepada Brian, yang sudah di pindahkan ke ruangan inap.
Brian tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Adellia. Brian juga heran mengapa perut Adellia tidak buncit, apa dia sudah melahirkan?
"Jawablah pertanyaan kakak iparmu ini!" Adellia memutar bola matanya malas, Brian masih saja diam. Dia melihat pintu, berharap Sea yang datang. Brian menunggu kedatangan Sea, Adellia menyadari itu bisa tersenyum.
"Kau menunggu adikku?" tanya Adellia, Brian menatap tajam ke arahnya.
"Bisakah kau diam," kata Brian dengan pelan.
Suara pintu berderit di sana ada Joshie yang sedang menggendong seorang bayi, dengan gendongan bewarna pink. Brian berharap jika itu adalah Sea, namun yang tiba adalah Joshie.
"Dia sudah tertidur?" tanya Adellia melihat bayi perempuannya.
Terlihat nampak memejamkan mata dengan damai. Joshie hanya menganggukkan kepala, Brian melihat itu tanpa sadar mengukir senyum di wajahnya. Dia juga tidak sabar menunggu bayinya lahir juga, ingin sekali dia cepat-cepat menggendongnya.
Adellia membawa bayi perempuan itu dalam gendongannya lalu duduk kembali di dekat ranjang Brian.
"Dia anakku?" tanya Brian sedikit menyindir, membuat Adellia menunduk malu. Mengingat kejadian yang membuat Sea menderita.
"Dia anakku!" kata Joshie dengan keras, Brian hanya tersenyum miring. Disaat seperti ini dia masih bisa tersenyum seperti itu, rasanya Joshie ingin memukul wajah Brian yang sok tampan itu.
"Dia bayi perempuanku, namanya Valeria Bailey Zoey," kata Adellia, Brian melihat bayi bernama Valeri itu menggeliat. Tanpa dia sadari Brian tersenyum.
"Nama Zoey sangat jelek sekali."
"Hey, itu namaku!" Joshie tidak terima dengan hinaan Brian, yang mengatai nama belakangnya.
"Adellia," panggil seseorang yang tidak lain Amora, menghampiri keduanya.
Matanya sembab dan merah, Adellia melihat Amora khawatir dan panik. Apa yang sebenarnya terjadi? Bukan hanya Adellia. Melainkan Joshie dan Brian sama penasaran menatap Amora.
***
Instagram: Desycahyaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]
RomanceSea Glyora mendapatkan kesialan saat sedang berada di Culture Espresso. Dia bertemu dengan Brian Axton Dallen, CEO Axton Company. Dia tidak sengaja menumpahkan cappucino mengenai jas mahal Brian. Brian Axton Dallen, orang paling kaya raya di dunia...