Seorang wanita sedang menunggu seseorang di balik ruangan itu. Sudah tigapuluh menit lamanya, dia mengigit bibirnya cemas. Pikirannya kembali mengingat kejadian beberapa lalu tadi, hal di luar dugaan. Tuhan masih menyanginya, namun harus ada seseorang yang rela berkorban menolongnya.
Wanita entah datang darimana menariknya hingga dia terkejut tetapi dialah malaikat penolongnya saat hampir tertabrak mobil melaju kencang, dia begitu berterima kasih. Hingga suara pintu berdecit membuat wanita ini bangkit. Menatap pria tua memakai jas bewarna putih dengan kedua susternya.
"Bagaimana keadaan gadis itu, dokter?" tanya wanita itu cemas. dokter Zelgra hanya menghela napas dengan kasar.
"Begini Nyonya Carlina, gadis itu mengalami benturan di kepalanya lumayan keras. Tapi puji Tuhan, dia masih diberi kesempatan, tidak ada luka dalam. Kita hanya menunggu dia sadar, entah kapan kami tidak bisa memprediksinya. Berdoalah semoga dia diberi kesembuhan."
Lina menghela napas panjang menatap dokter tersebut.
"Dia bisa dijenguk?" tanya Lina pada dokter Zelgra.
"Bisa." Lina langsung masuk ke dalam ruangan gadis itu yang bernama Sea. Telah menyelamatkan nyawa Lina.
Lina memandangi wajah damai Sea, rasa bersalah kembali datang. Selain paras yang cantik dia mempunyai hati yang tidak kalah cantiknya. Seandainya dia adalah anak perempuan atau menantunya tentu saja Lina bahagia.
Dia tersenyum tulus menatap wajah itu yang tertidur dengan damai, seolah menyampaikan kata terimakasih dibaliknya. Walau dia tahu, kata terimakasih tidak bisa membayar pengorbanannya.
Lina menggenggam tangan Sea yang tersambung selang infus, mengusapnya lembut. Melihat wajah Sea membuat Lina tidak asing lagi, dia mirip dengan seseorang. Tetapi siapa?
"Terimakasih Sea Glyora. Kau sudah menolongku dari kecelakan tadi, aku berhutang nyawa padamu," kata Lina dengan lembut, mendekat ke arah Sea dan mengecup kening Sea yang diperban.
***
Langkah kaki Brian terdengar menghentak di lantai, matanya terlihat merah. Tetapi wajahnya menandakan kekhawatiran. Baru saja dia mendapat kabar dari seseorang kalau Sea mengalami kecelakan yang tidak jauh dari perusahaan. Bahkan Brian memecat kedua pengawalnya yang tidak becus menjaga Sea, bisa-bisanya mereka mudah tertipu oleh Sea.
"Di mana pasien bernama Sea Glyora?" tanya Brian dengan dingin. Namun suster itu menatap Brian dengan nakal berusaha menggoda, dia menunjukan senyuman paling manis di hadapan Brian. Tanpa menjawab pertanyaan Brian. Hal itu membuat Brian menggeram marah, tangannya mengepal.
"Katakan di mana dia?! Apa kau tuli?!" bentak Brian dengan penuh amarah, dadanya naik turun. Wanita itu menunduk takut tidak menatap Brian yang sedang murka.
"Dia di ruang VVIP nomor 1324 Tuan, maaf atas perlakuan tidak menyenangkan saya" kata wanita itu. Brian menatap name tag wanita itu, ternyata namanya Alicia.
"Bersiaplah untuk angkat kaki di rumah sakit ini, Alicia," kata Brian dengan pelan namun ada nada ancaman yang Alicia rasakan di sana. Dia siap kehilangan pekerjaan akibat ulahnya yang tidak patut ditunjukan.
Brian melangkahkan kakinya menuju ruangan, sampai di sana dia membuka pintu. Terlihat Sea terbaring lemah di tempat tidur membuat Brian merasa kasihan terhadap Sea. Di sana juga dia melihat Sea tidak sendiri, ada wanita yang sedang bersama Sea memunggungi dirinya.
Brian mendekat langkah kakinya terdengar, membuat wanita itu berbalik menatap Brian dengan kaget.
"Axton," panggil Lina, Brian menatap Ibunya heran mengapa dia di sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]
RomanceSea Glyora mendapatkan kesialan saat sedang berada di Culture Espresso. Dia bertemu dengan Brian Axton Dallen, CEO Axton Company. Dia tidak sengaja menumpahkan cappucino mengenai jas mahal Brian. Brian Axton Dallen, orang paling kaya raya di dunia...