11 - About The Past, Sea Glyora

127K 7.1K 60
                                    

"Aku tidak ingin memakan makanan rumah sakit Brian!" Brian hanya diam menghela napas, sungguh sulit mengatur Sea yang keras kepala ini. Baru juga dia sadar, dia terus mengoceh tidak jelas. Tapi beruntung Sea dalam keadaan baik-baik saja. Dari tadi Brian terus berusaha agar Sea ingin makan, namun rasanya sulit sekali.

"Kau harus memakan makananmu, baby. Biar kau cepat keluar dari rumah sakit ini." Brian membawa mangkuk isi bubur masih panas di nakas, dekat dengan ranjang Sea berbaring.

Meniup satu suapan untuk dimakan Sea, agar tidak terlalu panas. Lalu dengan sedikit memaksa Sea memegang dagu Sea lalu memasukkan bubur itu secara paksa. Membuat Sea membulatkan matanya.

"Puangas," kata Sea dengan tidak jelas. Brian meniup bubur yang berada di mulut Sea yang terbuka begitu dekat. Degup jantung Sea berdetak begitu cepat. Dia menatap Brian dengan begitu lekat. Sea mengakui jika Brian begitu tampan, beruntung sekali wanita yang memiliki Brian. Perlakuannya begitu romantis kepadanya yang hanya menyandang sekertaris. Sea tidak memungkiri jika dirinya senang akan perlakuan manis Brian.

"Makan atau kau akan lebih lama di sini," ujar Brian mengancam Sea dengan tatapan tajamnya, membuat Sea terdiam kaku. Dalam hati Brian terkekeh geli melihat Sea langsung diam, padahal dia hanya menakuti Sea saja. Ke mana sikapnya yang keras kepala dan suka membantah ucapannya?

Setelah ancaman yang Brian berikan pada Sea, gadis ini tidak menolak suapan dari Brian. Dia melahap buburnya dengan begitu terpaksa.

"Sudah Brian aku kenyang," kata Sea mengeluh. Baru juga tujuh suapan sudah kenyang?

"Makan sampai habis Sea."

"Aku takut gendut," gumam Sea, Brian membulatkan matanya. Dasar wanita selalu saja mementingkan berat badan ketimbang kesehatannya sendiri.

"Kau mau gendut oleh lemak, atau mati karena kurang dengan gizi?" tanya Brian dengan sangat marah. Nadanya penuh dengan ancaman.

Sea hanya diam saja, karena hal itu lebih baik ketimbang melawan. tunggu saja selesai dia sembuh, Sea akan membalas ancaman Brian kembali. Sea tidak terlalu dengan makanan lembek seperti bubur, baginya makanan itu begitu menjijikan.

"Aku tidak suka bubur, Brian. Kau mau nanti aku muntah?" tanya Sea bersandar. Brian menghela napas kasar, baiklah dia akan mengalah pada Sea. Brian tidak akan memaksa lagi.

Dia mengambil segelas air putih, memberikannya pada Sea. Setelah itu mengecup kening Sea yang diperban dengan penuh kasih sayang.

"Istirahatlah, biar kau cepat pulih." Sea hanya tersenyum ke arah Brian.

Senyum yang belum dia tampilkan kepadanya. Senyuman itu terlihat begitu tulus, bahkan Brian sampai tertegun memandangi betapa manisnya Sea jika tersenyum. Apalagi senyum itu hanya ditunjukan kepadanya. Jika dia tahu senyuman Sea semanis itu, Brian berharap Sea tidak bersikap baik hati kepada orang lain terutama pria. Rasanya dia tidak rela membagi senyuman indah milik gadis itu.

Brian mulai tersadar akan lamunannya dan bangkit untuk duduk di sofa di ujung sana. Tetapi beberapa detik kemudian dia mendengar Sea meringis, merasakan sakit di kepalanya. Tanpa Sea sadar dia menitikan air mata menahan sakit, hal itu ketahuan oleh Brian yang kembali menatap Sea cemas.

"Ada apa? Apa yang sakit Sea, katakanlah. Jangan buat aku khawatir denganmu," kata Brian menatap Sea cemas dengan memegang kedua bahu Sea. Menghampus air matanya yang begitu berharga dengan ibu jari Brian.

"Kepalaku sedikit sakit, mungkin aku butuh istirahat." Dengan dahi mengkerut Sea mulai berbaring, tatapan Brian tidak lepas dari Sea.

"Apa perlu aku memanggilkan dokter Zelgra?" tanya Brian mengelus rambut halus Sea. Sea hanya menggelengkan kepala tanda tidak ingin.

"Aku bilang aku butuh istirahat, jangan ganggu aku jika kau ingin aku sembuh."

Untuk kedua kalinya Brian mengalah, lebih baik membiarkan Sea istirahat. Badannya masih lemah dan mungkin hal itu yang mengakibatkan Sea menjadi pusing.

"Baiklah, cepat sembuh Sea. Sebelumnya terimakasih sudah menyelamatkan ibuku," Brian mengecup kening Sea. Dia sudah mengetahui akan fakta bahwa orang yang diselamatkannya adalah ibu Brian, sungguh dunia begitu sempit sekali. Brian telah memberitahunya saat Sea menanyakan keberadaan Brian yang ada di sisinya saat dia sadar. Tapi Sea bersyukur saat Brian memberitahu kalau Lina baik-baik saja, cukup membuatnya lega.

Perlahan matanya terlalu berat dan ingin terpejam. Sampai akhirnya dia terlelap dalam mimpi yang entah saat dia bangun Sea masih ingat akan dunia di dalam tidurnya.

***

"Kau dapat informasi apalagi tentang Sea, Mr. Geo?" tanya Brian berada di mansion, tepatnya di ruangan kerja. Dengan rokok yang dinikmati oleh Brian. Membuat asap racun itu bertebaran di udara. Brian memutuskan untuk kembali ke rumah terlebih dahulu.

Meninggalkan Sea sendirian di sana, tapi Brian tidak khawatir karena ada empat anak buahnya menjaga Sea.

"Saya sudah mencari lebih dalam lagi, nama semua orang yang bernama Sea, sampai akhirnya saya menemukannya. Tapi dengan nama Sea Greyaogra. Saya yakin jika itu adalah nona Sea, dilihat dari identitas kependudukannya," kata Mr. Geo menunjukan semua informasi berada di amplop bewarna coklat.

"Maksudmu nama Glyora adalah samaran dia?" tanya Brian tanpa mengalihkan pandangannya pada kertas-kertas di tangannya.

"Saya kurang tahu tuan, saya tidak mendapatkan nama Glyora. Dan yang saya tahu, Sea Greyaogra anak dari pengusaha textil terbesar pada zamannya, yaitu Greyaogra dan Dallien. Mereka yang terlibat kasus korupsi dan penipuan, termasuk menipu perusahaan Axton Company yang masih dipegang mendiang tuan Harry.

Menurut kabar yang pernah saya dengar waktu dulu. Keduanya berencana kabur, tetapi mereka mengalami kecelakan di Florida. Masyarakat tidak tahu jika keduanya mempunyai anak perempuan, karena mereka menyangka jika anak perempuan itu sudah mati bersama orang tuanya. Tetapi dia masih hidup sampai saat ini, dan yang saya curigai itu adalah nona Sea Glyora."

Penjelasan Mr. Geo sukses membuat Brian mematung. Dia mengingat kejadian kelam waktu beberapa tahun yang lalu, seseorang menipu perusahaan Axton Company yang masih dipegang oleh Harry, ayahnya. Perusahaan Company mengalami kerugian triliunan. Hingga menyebabkan Harry terkena serangan jantung dan meninggal saat itu juga. Lina ibunya sangat terpukul dengan kejadian itu.

Brian ingin membalaskan dendamnya kepada orang yang membuat perusahaan yang dibangun ayahnya hampir bangkrut. Namun dengan bantuan Lina perusahaan itu kembali berjaya. Tapi niat Brian mungkin terhenti, mana mungkin dia balas dendam kepada Sea? Wanita yang dia cintai. Brian tidak mungkin menyakiti Sea, membentak saja Brian tidak bisa.

Brian menatap kertas yang tercetak ada foto Sea waktu kecil dan keluarganya di sana. Semua informasi telah didapatkan oleh Brian di sana. Yang masih ada dipikiran Brian yaitu mengapa Sea mengubah namanya menjadi Glyora? Apa dia menyembunyikan identitas aslinya atau berniat membalaskan dendam pada Brian? 


***

Jangan lupa vommentanya yah :)

sampai bertemu kembali,

Instagram: Desycahyaaa

The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang