"Menikahlah denganku Sea."
Perkataan Brian membuat degup jantung Sea berdegup dengan cepat. Napas Sea tercekat mendengar perkataan Brian yang tidak terduga itu. Secepat inikah hubungan Brian dengan Sea, dia bisa saja menikah dengan Brian. Tetapi dia masih teringat janjinya dengan seseorang yang tidak lain Mr. Ham, sungguh mengingat namanya Sea sangatlah takut.
Memutuskan janji hampir saja membuat nyawa Sea hilang, apalagi menikah dengan Brian mungkin tidak ada toleransi bagi Sea. Bukan hal itu saja yang Sea takutkan, ada sesuatu yang mengganggu pikiran Sea saat ini.
"Aku takut Brian," kata Sea pelan dengan air mata kembali jatuh. Brian mengangkat dagu Sea menghapus air mata itu, dan mengecup kedua kelopak mata Sea.
"Apa yang kau takutkan?" tanya Brian pelan.
"Pernikahan bukanlah mainan. Bukan seperti pacaran jika sudah bosan kau putuskan hubungannya, aku tidak ingin kau menikahiku karena menghindar menikah dengan Adellia. Menjadikan aku pelampiasan, setelah itu kau buang dan menceraikan aku."
"Aku tidak sebrengsek itu, Sea!" geram Brian, dia merasa Sea menganggapnya adalah pria paling brengsek.
Sea sadar ucapannya menyinggung Brian, hingga membuat pria ini marah besar. Hal yang paling mengerikan bagi Sea, secara tidak sengaja Sea mengatakan dia tidak percaya janji Brian tadi; tidak akan meninggalkannya.
"Kau bukan pelampiasanku Sea, aku menikahimu tulus. Karena aku mencintaimu," kata Brian dengan tegas dan lantang. Sea terpaku mendengar ucapan Brian yang berhasil membuat Sea meremang seketika.
"Aku tidak berbohong! Kalau aku bohong kau harus mempercayaiku, aku bersumpah demi nyawaku aku mencintaimu sejak awal bertemu. Kau, gadis yang selalu aku temui di cafe itu, dan tanpa sadar kau membiusku dengan tatapanmu hingga aku terjebak pesonamu."
Sea tertegun, ternyata selama itu Brian memperhatikannya tanpa dia sadari.
"Aku akan menikahimu, Sea. Kalau kau tidak ingin, aku akan menjadikan perkataan itu sebagai perintah bukan tawaran lagi!" Sea baru menyadari jika perintah Brian tidak bisa diubah dan dibatalkan. Brian orang yang keras kepala, dan mungkin ini perintah yang tidak bisa diganggu gugat.
"Aku akan melindungimu, semampuku."
***
Sea mencari keberadaan Brian di ruang tamu, dan ruang makan. Tapi dia tidak melihat tanda-tanda keberadaan Brian, Sea menghela napas gusar. Sea hanya melihat Kalina sedang membawa pembersih kaca menuju dapur.
"Kalina," panggil Sea menghampiri Kalina. Wanita ini hanya tertunduk saat kekasih majikannya memanggil. Dia hanya menyimpulkan.
"Tidak perlu takut denganku Kalina, apa kau melihat Brian?" tanya Sea pada Kalina, siapa tahu wanita ini bertemu Brian tadi.
"Baru saja berangkat kerja. Apakah saya bisa membantu sesuatu, nona?" tanya Kalina, Sea hanya menggelengkan kepala. Apa mungkin Brian marah atau kecewa padanya, Sea merasa sangat bersalah, tidak mempercayai janji dan perkataan Brian yang panjang lebar.
Sea bersalah, padahal dia tahu dari tatapannya. Brian adalah pria tulus dibalik sifatnya yang menyebalkan.
"Aku butuh kamu Kalina, ikuti aku."
Sea menarik Kalina menuju halaman belakang duduk di dekat kolam renang bersama Kalina.
"Ada apa nona?"
"Jangan panggil aku dengan sebutan nona! Aku tidak suka, panggil saja aku Sea."
"Tapi itu tidak sopan, tuan akan marah nanti."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]
RomanceSea Glyora mendapatkan kesialan saat sedang berada di Culture Espresso. Dia bertemu dengan Brian Axton Dallen, CEO Axton Company. Dia tidak sengaja menumpahkan cappucino mengenai jas mahal Brian. Brian Axton Dallen, orang paling kaya raya di dunia...