30 - Intruder

84K 4.4K 42
                                    

DON'T COPY MY STORY!

Sorry typo, Happy Reading!

-----------------------------------------------------

"Kau harus banyak-banyak di mansion, dengan Mom. Bahaya sedang mengintaimu, aku melarangmu sementara untuk keluar," kata Brian dengan mengusap perut buncit Sea.


"Ada apa? Apa ini ada hubungannya dengan Leon itu?" tanya Sea dengan memegang dagu Brian, pria ini menatap Sea dengan tatapan lembut.

"Aku hanya minta jaga kesehatanmu, jangan pergi keluar rumah dan selalu ada di sampingku. Aku takut Leon mencelakaimu," pinta Brian.

"Kau membuatku takut. Seolah itu kata perpisahan," kata Sea lirih menundukan kepala. Brian menarik Sea dalam dekapannya. Mencium puncuk kepala wanitanya, dia tidak bermaksud menakuti Sea saat ini.

"Aku tidak bermaksud, sungguh maafkan aku. Aku hanya ingin kau berjanji tidak meninggalkanku." Sea melepaskan pelukannya dari Brian.

"Aku akan berjanji, kau dan aku saling menjaga. Jangan ada yang pernah mengingkari janji ini di antara kita." Sea mencium bibir Brian, membuat Brian membalas pangutan itu dengan lembut.

Pintu terbuka membuat mereka melepaskan pangutannya. Di sana ada Adellia, dengan Amora begitu juga Ibu mertuanya. Menghampiri Sea, Sea menyambutnya dengan tersenyum. Berbeda dengan Brian yang menatap Adellia dengan jengah. Jika mengingat wanita itu yang hampir merusak rumah tangganya, membuat Brian sangat muak sekali.

"Sea apa kabar?" tanya Adellia ramah pada Sea. Mereka memang sudah berdamai sejak Adellia menikah dengan Joshie.

"Aku baik-baik saja, bagaimana kandunganmu. Aku tidak sabar melihat anakmu lahiran," kata Sea mengusap perut Adellia dengan lembut. Adellia hanya tersenyum pada Sea.

"Sembilan bulan, aku sudah menunggunya. Kau berapa bulan pasti sembilan bulan, bukan?" tanya Adellia balik.

"Delapan bulan," jawab Sea membuat Adellia membulatkan matanya. Dia sedikit tidak percaya dengan jawaban Sea. Padahal perutnya sangat buncit sekali, Adellia melihatnya khawatir takut jatuh.

"Kau sudah USG?" tanya Adellia, Sea hanya menggelengkan kepalanya. 

"Aku curiga anakmu kembar Sea," kata Adellia berbisik. Sea hanya tersenyum malu, dalam hati dia berharap jika itu memang kenyataan.

Amora melihat keduanya sangat akrab sekali, dia mendekat ke arah mereka berdua. Hingga kedua wanita hamil itu menatap mereka bersama, lucu sekali sekilas mereka sangat mirip. Membuat Amora heran mengapa bisa mirip?

"Sea semoga kau cepat sembuh, aku mendengar kabarmu dari Lina. Aku dan Adellia buru-buru kemari menjengukmu, Joshie dia ada pekerjaan di Spanyol."

Sea hanya mengangguk menatap Amora yang menatapnya lembut. Membuat Sea nyaman, banyak sekali orang yang menyayanginya semenjak dia kenal dengan Brian. Sea bersyukur kenal mereka dan di kelilingi orang-orang yang menyayanginya.

"Terima kasih Nyonya juga Adellia, telah menjenguk saya." Sea tersenyum ke arah mereka.

"Aku tidak bisa berlama-lama di sini, aku ada urusan lagi. Selamat tinggal. Semoga kau cepat sembuh," kata Adellia mengusap bahu Sea dan berpamitan pada Lina juga Brian, yang malas menanggapi Adellia. Amora dan Adellia pergi meninggalkan tempat ini.

"Kau ingin apa Sea, bilang pada Mom?" tanya Lina duduk di ranjang samping Sea. 

Sea hanya mengelengkan kepalanya. Lina kesal sekali, selama Sea hamil dia tidak pernah ngidam. Dia ingin melihat Brian anaknya kerepotan dengan ngidam Sea. Tetapi kenyataannya dia tidak pernah merasakan Sea meminta yang aneh-aneh.

"Aku keluar dulu, nanti aku akan kembali. Ada kerjaan yang aku belum kerjakan," kata Brian pada Sea dan Lina. Kedua wanita itu mengangguk. Brian keluar dari kamarnya. Saat dia menutup pintu ada kertas bertinta merah di sana.

'Rahasia besar yang tidak kau ketahui akan terbongkar dalam hitungan detik. Mari menghitung mundur dari angka 30. Lihat apa yang terjadi.

Brian mengepalkan tangannya. Melihat tulisan itu, dia tahu ada penyusup dan Brian menduga itu Leon. Sialan! Pria itu berhasil menyusup ke rumahnya, padahal dia sudah menjaga ketat rumahnya dengan ratusan pengawal di sana.

"PENGAWAL CEPAT KEMARI!" teriak Brian melengking. Membuat para pengawal yang berada di dekat ruangan Brian berdiri menghampirinya.

"Kerahkan semua pengawal untuk berjaga-jaga, siapkan diri. Ada penyusup di mansionku cepat!" gertak Brian dengan keras. Uratnya terlihat menonjol di bagian pelipis. Brian sangat marah saat ini. Dia berlari menuju kamarnya kembali, di sana Sea menatap Brian dengan panik.

"Ada apa?" tanya Lina dengan penasaran.

"Leon berhasil masuk ke dalam mansion," kata Brian membawa senjata tajam di lemari. Shotgan pilihannya, dia juga memberikan kepada Lina. Leon memang sudah ahli dalam hal menyusup hingga tidak ketahuan.

Sea menatap Brian dengan takut. Apalagi melihat senjata dipegang Brian dan Lina. Dia mencengkram selimutnya dengan erat.

"Mom aku takut," kata Sea dengan pelan. Brian dapat mendengar lirihan Sea, mendekat ke arah Sea mencium keningnya. Menenangkan wanita yang dia cintai di sini. Lina juga ada menenangkan di samping Sea. Brian terus melirik ke arah jendela dengan was-was, melihat para pengawalnya berjaga-jaga.

"Lima, empat, tiga, dua, satu," tanpa sadar Brian menghitung apa yang diperintahkan oleh Leon lewat surat itu. Namun tidak terjadi apa-apa. Brian menatap Lina dan Sea yang balik menatapnya.

"Mengapa kau menghitung?" tanya Lina. Brian menatap sekelilingnya curiga. Dia takut Leon meletakan bom di mansionnya, Leon termasuk orang yang nekat.

Hingga dia tidak merasakan apa pun, Brian mendekat ke arah Sea dan Lina. Hingga dia merasakan handphonenya, bergetar. Dia mengangkat telpon itu ternyata dari Adellia. Sungguh dia malas jika mengangkatnya.

"Siapa?" tanya Lina penasaran.

"Adellia," jawab Brian dengan tidak acuh.

"Angkat! Siapa tahu penting!" perintah Lina dengan penasaran. Brian mengangkat telponnya dengan malas.

"Halo ini dengan keluarga yang mempunyai handphone ini?" tanya seseorang di sana. Membuat Brian menatap Lina dengan heran, "Kedua wanita ini dibawa ke rumah sakit mereka kecelakaan."


***

Jangan lupa vommentnya yah =) 


Instagram: Desycahyaaa





The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang