07 - Before You Come

137K 7.2K 40
                                    

DON'T COPY MY STORY!

Happy Reading gais!


***

Brian berangkat ke kantor jam sepuluh pagi. Kemarin malam dia mendapatkan kabar gembira jika Lina diperbolehkan pulang. Asal jangan terlalu banyak melakukan aktivitas yang membuatnya lelah, dia harus banyak istirahat. Setelah memastikan kondisi Lina baik, Brian memulai aktivitas dengan biasanya. Lina juga melakukan aktivitas tanpa ada keluhan membuat Brian begitu lega dengan kondisi wanita yang dicintainya.

Sekarang sudah jam sepuluh, dia memberi pesan singkat pada Sea. Memperingati hari pertama dia bekerja, Brian mendapatkan nomor Sea dari informasi yang diberikan Mr. Geo. Dia hanya memberikan info tentang kehidupan Sea dan semua media sosialnya. Ternyata dia gadis yang tidak bisa disepelekan, seorang mahasiswi Harvard University, dia cukup cerdas. Lalu dia bekerja menjadi sekertarisnya, pencapaian menakjubkan.

Brian cukup bangga dengan personality dan pendidikan Sea.

Namun ada yang dia pertanyakan, mengapa membuka identitas Sea begitu sulit rasanya. Mr. Geo juga heran dengan kehidupan Sea, dia tidak terdaftar sebagai warga negara dengan nama Sea Glyora. Siapakah Sea sebenarnya? Kehidupan Sea membuat Brian semakin penasaran dengan kehidupannya. Sea membuat Brian lebih tertarik untuk memilikinya.

Sudah lebih 30 menit Brian berada di sini, dia melirik arloji di tangannya. Harusnya Sea sudah datang, jika tahu jam sebelas bekerja. Apa dia tidak tahu dengan kota New York? Pastinya dia akan terjebak macet. Brian meraih ponselnya dan menelpon seseorang di sana.

"Mr. Geo suruh pengawalku menjemput Sea, aku menunggunya."

Suara pintu berbunyi, Brian melihat di sana ada Adellia. Mau apa gadis itu? Apa tidak cukup dia membuat hidup Brian menderita. Adellia mendekat ke arah Brian tetapi Brian hanya diam. Seolah kedatangan Sea hanyalah ilusi belaka. Ternyata yang datang adalah wanita siluman ular.

"Brian," panggil Adellia membuat Brian menoleh kesal, tidak Galen sekarang Adellia yang mengganggunya.

"Mau apa kau?" tanya Brian tenang tetapi tatapan tajam itu menusuk. Adellia hanya diam seperti kikuk namun kemudian dia duduk di samping Brian dan memeluk lengannya dengan erat.

"Aku hanya ingin bersamamu," kata Adellia tenang tidak takut dengan tatapan Brian. Sebenarnya Adellia wanita macam apa? Kadang dia pendiam tidak bisa melawan dan kadang dia seperti wanita ular. Sikapnya tidak bisa ditebak sama sekali olehnya, dan dia juga tidak peduli akan hal itu.

"Lebih baik kau pulang, aku muak dengan semua tingkah lakumu." Brian menyingkirkan Adellia dengan mendorongnya kasar. Brian lebih baik duduk di sofa menghindar dari Adellia.

Adellia tidak kehabisan akal, dia menghampiri Brian duduk di sampingnya lagi. Mengelus rambut Brian dengan lembut. Brian menatap mata Adellia dengan sangat dekat, seumur hidupnya belum pernah sedekat ini dengan Adellia, dan sekarang wanita itu mulai berani dengan dirinya.

Brian tersenyum sinis pada Adellia, tapi ada yang aneh. Dia merasa ada tatapan terluka di mata Adellia yang dia sembunyikan. Brian menyadari itu, dia sungguh tidak mengerti dengan Adellia.

"Apa yang kau mau?" tanya Brian membuat Adellia tersenyum. Dia langsung berdiri, mengacak-acak rambutnya sendiri, lalu melepas seleting dressnya turun membuang sepatunya ke segela arah dengan asal. Brian kebingungan atas sikap Adellia.

"Aku ingin melakukan hal gila," kata Adellia, dia langsung menjambak rambut Brian membuat pria itu menggeram marah. Rambut yang dia tata denganrapih begitu mudahnya dirusak oleh Adellia.

"Dasar wanita gila! Apa maumu?!" gertak Brian dengan keras, Adellia sedikit tersentak akan bentakan itu hingga dia melanjutkan aksinya, membuka jas Brian dilempar dan menarik kemejanya terlepas. Seolah melakukan sesuatu, tiba-tiba saja Adellia duduk dipangkuannya dan mencium keningnya. Barulah pintu terbuka memperlihatkan Joshie yang tercengang akan kejadian di depannya. Wajah nya yang datar langsung mengeras marah.

"Ternyata benar, kau memang begitu rendah Adellia."

Adellia terdiam saja tanpa melihat ke arah Joshie, dia tidak menyangka yang datangnya adalah Joshie. Bukan sekertaris yang setahu dia akan dijemput oleh Brian dengan anak buahnya. Bagaikan jebakan yang menjembaknya sendiri. Dia terperangkap akan rencana gagalnya, sedangkan Brian tersenyum picik. Dia merencanakan sesuatu tanpa memikirkan rencana itu matang atau tidak.

Brian memanaskan suasana, dia memeluk pinggang Adellia dan tersenyum sinis ke arah Joshie.

"Kenapa berhenti, bukankah kau rindu padaku," katanya membuat Joshie marah. "Maafkan wanitaku ini, Joshie. Dia memang liar."

Joshie mengepalkan tangannya. "Maaf mengganggu waktu kalian," katanya langsung pergi.

Adellia langsung bangkit dan hendak mengejar Joshie, namun tangannya tertahan oleh Brian yang menatapnya tajam.

"Rencanamu seperti nyata, sayangnya waktumu kurang tepat, Adellia."

"Kenapa ada Joshie kemari?!" tanyanya dengan lantang kepada Brian.

"Karena aku tahu kau akan kemari, Mom memberitahuku. Dan apa kau tidak curiga aku hanya diam saat kau merusak pakaianku? Awalnya aku marah namun aku teringat sesuatu," katanya dengan terkekeh sinis. "Waktu yang sangat tepat," katanya.

"Terlalu rendah," kata Brian merapihkan pakaiannya kembali dengan rapih.

"Apa bedanya dengan Maria, kau sangat brutal dengannya, Brian." Adellia tersenyum mengejek disaat panik melandanya.

"Tapi tidak serendah kau," kata Brian mencengkram dagu Adellia dan melepaskannya dengan kasar. "Kau seharusnya tahu diri," lanjutnya dengan tajam.


***

Jangan lupa komen dan votenya gais

See u

Instagram: Desycahyaaa

The Possessive Bastard [AXTON'S SERIES 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang