4

1.9K 47 0
                                    

Melangkah, tetaplah melangkah. Jika lelah, tak apa sejenak beristirahat. Atur kembali strategi dan tujuanmu agar tetap terwujud 

--- ADINDA ---

🔸◼🔸◼🔸◼🔸◼🔸◼🔸◼🔸◼🔸




Aku terus melangkahkan kakiku di bawah hujan yang mengguyur. Entah sekarang ada dimana, karena sekarang bagiku yang utama adalah berjalan entah harus kemana. Setidaknya aku tidak diam menunggu nasib. Nasib baik jika aku menemukan jalan untukku dan mendapat kontrakan atau sekedar tempat tinggal yang bisa ku jangkau. 

Lagi-lagi aku tertawa sendiri mengingat semua hal yang hadir dalam hidupku. Aku merasa tenang berjalan di bawah hujan sambil tersenyum ataupun tertawa sendirian. Menangis pun ku lakukan sendirian di bawah rintikan hujan yang menuntunku menyusuri jalan.


Hingga akhirnya, aku merasa ada seseorang yang memanggilku dari kejauhan. 

Entah mengapa aku senang bisa bertemu kembali dengannya, karena yang kutau terakhir dia pindah ke Bandung. Kini matahari tengah bersembunyi serta angin dengan senangnya berlari dan awan terus menangis seakan menyuarakan perasaanku kali ini. Jika dikatakan apakah aku sedih? Jawabanku aku tidak tahu, semuanya terasa campur aduk tidak erpisahkan.


"Hey" panggil Dina, ia adalah teman kecilku dan pernah sekelas.

"hm?" jawabku

"jangan ngelamun aja Lon, masuk mobil gue dulu. Kita cerita-cerita. Gue tadi tiba-tiba inget lu, mau coba kerumah takut lu udah pindah"

'Iya Din. Gue udah pindah, jauh dari bokap nyokap. Bahkan gua diusir haha' nanar dan senyum perih

"Oh maaf Din, aku cuma... " jawabku canggung, aku tidak tahu apakah pantas untuk bercerita.

" Lu ngapain coba jalan di bawah ujan gini? Nyari penyakit? Hm??" tanyanya beruntun

" Gak papa. Kebetulan aja kehujanan dan lagi gak bawa kendaraan" jawabku dengan senyuman yang kupaksakan.

" Rumah lu sekitaran sini Lon?" tanyanya lagi yang hanya ku jawab sekenanya.

 Lalu ia memberikan handuk kecil untuk mengeringkan sebagian tubuhku, lalu ia melajukan kembali mobilnya

"Kita mampir drive thru makanan dulu ya?  Lon?" ucapnya mengajak ku bicara, tapi aku tidak membalas hanya mengangguk pelan.

 Aku merasa dicubit olehnya yang membuat suaraku seakan kembali. 

" Ouh. Baiklah. Aku juga mulai lapar" jawabku

"Gua pikir lu gua tinggal beberapa tahun udah berubah, masih aja pendiem ya. Jangan canggung ihh, bawa asik aja sama gua"

"....."

"Lu sekarang kerja dimana?"

"Oh aku sih, jadi penulis sekaligus fotografer sih buat sampingan. Tapi karena aku udah gak ada laptop mungkin aku mau cari pekerjaan lain dulu nih"

"Seru tuh. Gue sih kerja di Bank, gaji lumayan sih tapi gua capek tiap hari harus maksain senyum mulu sampe kering nih bibir ahahah. And, you know? Gue males ada aja cowo yang iseng"

"ohh itu mah udah pasti Din. Semangat ya. Ohiya kamu sekarang tinggal dimana?" apa aku boleh numpang? Batinku

"Aku ngontrak sih tapi lumayan gede. Makanya gue kesepian nih, lu mau nginep dirumah gue? Mau ya? Temenin gue beberapa hari ini aja deh. Soalnya 2 hari lagi mau ada keluarga dari Palembang pasti nginepnya lama dirumah gue" ajak nya

Alona ( Terjebak) €NDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang