25

980 23 7
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kak Luki kembali menarik pergelangan tanganku. Aku pasrah saja tidak melawan, karena jika dilawan ia pasti akan mengencangkan cengkeramannya.


" Saya tunggu kamu di kamar" ucapnya setelah cukup jauh dari gerombolan ibu-ibu tadi, ia melepas pegangannya dan berjalan duluan


" Ngg ngapain?" tanya ku takut


" Segera!" ucapnya dengan cepat


Aku pun mulai memasuki rumah dengan langkah pelan disertai keringat dinginku.


Tak lupa kusapa  pekerja yang tak sengaja kutemui. Mereka membalas sapaanku dan tersenyum.


 Aku mengambil segelas air dan membawanya ke dalam kamarku serta obat yang belakangan ini harus ku konsumsi. Setibanya di kamar, ku letakkan gelas di meja kecil samping ranjangku. 

Merasa kedatanganku tidak terlihat, aku pun kembali menuju pintu untuk mengetuknya tanda ku sudah datang. Ia masih diam dalam posisinya, lalu ku duduk di kasur dan ku masukkan obat tadi ke dalam mulutku. Baru saja aku akan meletakkan kembali gelas, Kak Luki sudah lebih dulu menginterupsiku dengan suaranya.


" Lona, saya tidak suka kamu seperti tadi di taman. Sikap kamu benar-benar tidak sopan"


" Ta tapi kak. mereka duluan yang mulai" jawab ku jujur 


" Lona, jangan pikir saya tidak lihat. Jelas kamu berjalan duluan di depan mereka dengan tidak sopannya, dan selanjutnya kamu memelintir tangan salah satu dari mereka. Saya benar-benar tidak suka. Di depan saya kamu selalu terlihat sebagai perempuan baik, ternyata di luar itu kamu adalah wanita kasar"


" Hhh" ucapku menarik nafas dan membuangnya. " Yaudah, terus apalagi yang kakak liat? Ya benar. Semua yang kakak lihat benar. Kaka selalu benar dalam melihat keadaan. Beda dengan aku"

" Saya tau mereka menarik kerudung kamu, dan saya mengerti kamu marah karena kerudung kamu ditarik oleh orang sembarangan dan kamu tidak terima mahkotamu ditarik. Tapi bukan seperti itu dalam menghadapi orang yang bersikap buruk pada kita. Saya paham kamu sudah ahli dalam ilmu beladiri, tapi bukan begitu cara kamu membela diri kamu" ucapnya

" Ya, makasih udah ngerti kak. tapi jujur aku gasuka dengan obrolan mereka" ucapku malas'

" Memangnya mereka ngobrolin apa?"

" Mereka bilang... ah udahlah lupain aja. Gak penting, ya aku akuin itu salah aku. Kebetulan aku  aja yang kelewat emosi, harusnya aku bisa tahan dan berhenti dengerin. Benar begitu kan? Ya aku minta maaf karena gabisa menahan emosi bahkan membuat kakak malu"

Alona ( Terjebak) €NDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang