16b

935 15 0
                                    


Alona membuka kembali ponselnya untuk iseng bermain saja. Ia melihat notifikasi pesan masuk, ia lihat pengirimnya hanya nomor biasa. Lalu ia buka isinya.



**************📧📧📧📧**************

081xxxxxxxxx

' Alona? Apa kabar? Denger-denger kamu udah nikah ya sama seseorang? Kok kamu gak ngundang aku? Mendadak banget, ada apa? Kita belum putus loh Lon -- Kak Devin -- '

**************📧📧📧📧**************


Alona hanya menatap layar ponselnya, ia bingung harus mengatakan apa. Ia kesal, malu, marah, sedih, bahagia, semua bersatu. Dalam hitungan detik air di mata Alona sudah mulai turun.


Air mata itu sama hal nya dengan hujan, bila sang awan sudah tidak sanggup menahan maka ia akan menjatuhkan airnya, hujan yang dimata orang lain menyusahkan atau menyedihkan tapi bagi sang awan itu melegakan dan bagi makhluk hidup yang lain itu juga bisa menjadi berkah dan memberi energi baru untuk terus hidup dan tumbuh.


Alona kembali meringkuk di kasur dan meletakkan ponsel nya di atas laci kecil samping tempat tidur. Ia lupa mematikan telponnya tetapi sudah telanjur membuka pesan itu, ia merasa tidak perlu membalasnya.

 Tidak lama kemudian ponselnya berdering menandakan panggilan masuk, saat ia lihat adalah nomor tadi yang menelponnya.



Alona bersikeras menutup telinganya dengan guling. Wajahnya ikut tertutup dengan guling yang panjang, dan ia menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya hingga kepala. Ponselnya berbunyi hingga tiga kali dan masih ia abaikan, ia masih menangis dan akhirnya tertidur.


Saat Alona sudah tertidur pulas, ponselnya kembali berbunyi. Panggilan itu dari Luki, suaminya. Memang dasarnya Alona yang sudah menutupi telinganya dan menutupi seluruh tubuhnya di bawah selimut tetap tertidur pulas bagaikan tidak pernah tidur.


Luki yang kesal sudah lima kali panggilannya tidak dijawab akhirnya masuk ke kamar Alona. Ia mengetuk pintu tetapi tidak dibalas, saat memanggil nama Alona yang didapat hanyalah ucapan "pergi Kak!" dengan nada sedih dan seperti orang setengah sadar. 


Luki pikir itu untuk dirinya, tetapi tidak ia pedulikan. Luki penasaran mengapa telponnya tidak dijawab, ternyata ponsel Alona tidak disilent bahkan ada di sampingnya.


Saat ia membuka selimut ia melihat Alona terlihat habis menangis. Ia membuka ponsel milik Alona hanya untuk memastikan panggilannya berhasil masuk. Tapi ternyata bukan hanya panggilan darinya saja yang masuk melainkan dari nomor tidak dikenal.


 Luki melihat nomor itu mengirimkan pesan yang sama sekali belum dibalas oleh Alona dan juga melakukan panggilan masuk berkali-kali dan tidak satupun terjawab.



Luki akhirnya membawa ponsel milik Alona ke luar dan membuka pesan tadi yang tertulis siapa pengirimnya. Ternyata pengirimnya adalah Devin yang sebelumnya sempat menjadi pacar Alona. Luki iseng membaca semua pesannya, lalu membalasnya dengan satu kalimat

Alona ( Terjebak) €NDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang