Alona,
Ia adalah seorang wanita yang tidak sengaja terjebak dalam keadaan yang sebenarnya bisa saja ia hindarkan tapi ia selalu memikirkan orang lain tanpa melihat apa akibatnya bagi dirinya sendiri.
" Ohiya kak, aku minta maaf juga karena sebelumn...
" Percayalah akan selalu ada kebahagiaan yang menantimu selepas dari segala kesabaranmu atas ujian yang telah kamu hadapi"
--- ADINDA ---
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#ALONA'S POV
〰〰〰〰〰〰〰〰
Kali ini kami sudah selesai menjalankan sholat zuhur berjamaah yang di-imam-i oleh Kak Luki.
Aku bersyukur bisa mendapatkan calon suami seperti dia. Setiap kali dia membuka suaranya untuk memimpin setiap gerakan rasanya hatiku teduh.
Aku senang melihat ekspresi mamah yang melihat ke arah Kak Luki dengan tatapan penuh kekaguman. Aku juga sempat melihat papah menoleh ke belakang sambil mengacungkan jempolnya ke arah mamah.
Aku paham dengan semua itu, aku sangat mengerti arti setiap sikap orang tuaku kali ini. Aku sangat bersyukur kedua orang tuaku seperti sangat setuju dengan hubunganku dan Kak Luki.
Selesai sholat, kami pindah ke ruang makan yang di mejanya hanya tersedia piring berwarna putih bersih dengan sendok garpu lengkap di sisinya. Papah kembali membuka obrolan kami.
" Luki, Lona, kalian sudah lapar kan?" tanyanya
Kak Luki dan aku kompak hanya tersenyum pertanda benar.
" Sebentar ya, nah itu makanannya dateng. Makasih ya Teh Wati" ucap mamahku saat makanannya sudah datang yang dibawakan oleh Teh Wati
" Mm sama-sama bu. Sebentar ya masih ada yang kurang saya ambilin"
" Teh, aku aja ya yang ambilin. Aku iseng" sambil berdiri dan keluar dari ruang makan.
▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫➖➖➖▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫▫
Saat aku datang membawakan makanan suasana meja makan tetap sepi tanpa obrolan apapun. Aku pun segera meletakkan makanan yang ku bawa ke atas meja dan kemudian duduk.
