37 . Tamat . tbc?

3.3K 40 0
                                    


#WRITER'S POV

Kini Luki sudah di rumah sakit. Tapi ia hanya berdiam diri di deretan bangku tunggu depan ruang bayi. Ia masih belum sepenuhnya menerima semua yang terjadi. Baginya semua masih terasa seperti mimpi. Walaupun ia tau bagaimana kesulitan Alona, tapi tidak pernah sedetikpun terbayang bahwa Alona akan pergi secepat ini. 


Baru saja ia pikir kehadiran kedua anaknya akan membuat mereka berbaikan dan kembali bersama. Ia ingin menghapuskan beban Alona dan terus bersama sampai tua dan maut memisahkan. Dan ternyata, doa nya dikabulkan tanpa ia sadar. Kini ia dan Alona sudah dipisahkan oleh maut. Alona sudah pergi lebih dahulu sebelum sempat merasakan hasil perjuangannya.


Luki masih saja berdiam diri dan larut dalam pikirannya. Ia merasa masih ada tersisa rasa sesak dan tidak bisa membaginya dengan siapapun.

" Luki?" tanya seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapan Luki yang tidak langsung direspon

" Lu ngapain disini?"

" Aaah..." sambil menghapus sedikit air matanya. " Ah ini gua mau nengok anak gue"

" Wahh istri lu udah lahiran aja ya ternyata. Gue kira belum soalnya terakhir lu cerita kan masih sebulan lagi. Selamat ya, lu sekarang resmi jadi ayah"

" Iya makasih, ohiya kok lu bisa disini? Bukannya lu tinggal di Bogor?"

" Gue abis jenguk bapak gue. Sakit jantungnya kumat. Ini juga baru dateng semalem"

" Ohh iya, gimana kerjaan lu? Kata lu kan sempet ada masalah"

" Hm gua udah dipecat Ki"

" Gua turut sedih, ohiya kalau gue tawarin kerja sama gue lu mau? Gajinya gak terlalu besar mungkin untuk pegawai baru tapi perlahan kalau bagus kinerja lu bisa aja bertambah"

" ...................................     
Kayanya boleh juga deh, lagian enak juga kalau gue kerja di kota ini seenggaknya bisa sering nemuin bapak gua juga"

" Ahh sebagai temen, gua cuma bisa bilang congrats deh lu dapet kerjaan baru lagi"

" Wah bisa aja boss, hahaha. Kan lu juga yang ngasih"

" Yatapi kan kali ini posisinya gue sebagai sahabat lu juga"


Mereka berdua pun tertawa bersama seakan-akan tidak ingat akan bebannya masing-masing. Memang persahabatan mereka cukup bisa menjadi penolong bagi mereka. Luki yang sedih melupakan sejenak kesedihannya, begitupun Dio yang mulai merasa lega.


" Ohiya Ki, lu cuma masih mau diem disini? Gajadi nengokin anak lu? Gue juga mau liat anak lu, kira-kira mirip lu atau gak hahaha"

" Ohiya, sebentar gua ambil. Semoga aja udah boleh   ikut dibawa pulang sama gua" jawabnya lalu beranjak masuk.


Akhirnya Luki keluar dari ruangan tersebut dan menelpon Ibunya yang ada di rumah. Ia meminta sang ibu datang dan ikut menjemput sang anak untuk dibawa pulang. Dio masih menunggu Luki dan masih ingin melihat anak dari Luki yang tidak jadi ia lihat tadi. 


Mereka duduk di kursi tunggu sampai akhirnya Ibu dari Luki datang juga. 

" Ayo nak, kita jemput anak kamu" ucap sang Ibu yang baru tiba diikuti satu laki-laki di belakangnya

" Iya bu" jawab Luki


Setelah selesai mengurus semua administrasi, pembayaran dan semuanya. Kini Luki mendatangi sang Ibu yang sudah menggendong putranya.

Alona ( Terjebak) €NDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang