Alona,
Ia adalah seorang wanita yang tidak sengaja terjebak dalam keadaan yang sebenarnya bisa saja ia hindarkan tapi ia selalu memikirkan orang lain tanpa melihat apa akibatnya bagi dirinya sendiri.
" Ohiya kak, aku minta maaf juga karena sebelumn...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini adalah hari pertama bagi Alona untuk bekerja di kantor barunya tepat setelah resmi diterima. Entah kenapa Alona merasa senang karena akhirnya ia bisa bekerja, itu artinya ia juga tidak akan bosan berdiam di kos-kosan.
Ia juga senang karena dengan bekerja, setidaknya ia bisa memenuhi kebutuhannya. Alasan Alona memilih bekerja demi calon anaknya kelak. Meskipun ia akan segera menikah dengan Luki, bukan alasan baginya hanya mengandalkan pemberiannya.
Alona kini sudah memasuki lift menuju tempatnya bekerja. Saat di dalam lift, ia memperhatikan seorang wanita yang terlihat sangat cantik tapi sibuk dengan make up nya. Seketika Alona merasa minder karena penampilannya tidak secantik wanita itu.
Alona hanya mengenakan atasan putih, rok hitam dan kerudung hitam serta outer berwarna hitam. Tak lupa Alona juga membawa tas ransel kecilnya. Biarpun cukup aneh bagi sebagian wanita kantoran yang mengenakan ransel kecil tetapi Alona nyaman saja dengan style nya.
Setelah lift terbuka yang menandakan bahwa ia telah sampai di lantai yang ia tuju. Alona langsung melangkahkan kakinya keluar, disertai senyum yang sebisa mungkin ia paksakan. Entahlah, ia memang bukanlah seseorang yang mudah tersenyum pada orang lain, ia juga memiliki kepribadian yang tertutup.
Bagi Alona kali ini senyumnya hanya untuk menutupi rasa canggungnya yang diperhatikan oleh sebagian pekerja lain yang melewatinya.
" Orang baru ya dia?" ucap salah satu pria yang sempat terdengar oleh Alona
" Kayanya kalem banget deh dia. Ga keliatan banyak omong. Dia di bagian apa?"
" Denger-denger sih, dia customer service"
Setelah sampai di tempatnya, Alona menyampirkan tas di bawah mejanya lalu merapihkan kerudungnya. Saat ia sudah duduk dan menggunakan headphone nya sebagai penghubung baginya dengan customer nanti.
Alona sengaja memberikan celah sedikit agar masih bisa mendengar suara orang lain di sekitarnya. Ia khawatir ada orang yang menegurnya tetapi ia tidak mendengar.
Alona tiba-tiba mendengar suara pekerja lain yang sepertinya membicarakannya.
