●●●
Siluet matahari menusuk indra penglihatan seorang gadis yang masih betah menikmati empuknya ranjang di kamarnya.
Alana Liana Dirgantara, gadis dengan berbagai prestasi namun juga memiliki sifat bad di dalam dirinya. Dirinya dahulu seorang gadis polos dengan sifat ceria nya, yang mampu membuat siapa pun kagum. Tetapi, sekarang dirinya berubah. Tidak ada lagi keceriaan dalam dirinya, yang ada hanya sikap acuh dan tidak pedulinya terhadap apapun. Kini dirinya menjadi tertutup, seakan tidak ada lagi semangat di hidupnya. Sering membuat masalah, membolos sekolah, tidak peduli terhadap teguran merupakan sikap yang sering dibuatnya. Sudah tercatat banyak sekali surat peringatan dan skorsing yang diberi kepadanya. Tetapi itu tidak juga membuat Alana berubah, bahkan gadis itu masih saja mengulanginya.
Ia kemudian menggeliat tak nyaman karena jam weker yang berada di nakasnya terus berbunyi. Sedetik kemudian matanya membulat sempurna. Ia buru-buru masuk ke dalam kamar mandi yang menjadi satu dengan kamarnya.
Hari ini adalah hari pelantikan anggota OSIS yang otomatis Alana ikut dilantik sebagai Sekretaris OSIS.
Setelah selesai mandi, Alana segera memakai seragam sekolahnya kemudian ia menatap dirinya di cermin full body. Rambutnya berwarna ombre hijau tosca. Baju seragamnya dikeluarkan, kedua lengannya dilipat, ditambah dengan converse bewarna merah, serta rok yang jauh dari lututnya. Jelas sekali bukan penampilan murid baik-baik, tetapi ia tidak peduli. Yang terpenting ia dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Selesai bersiap-siap untuk sekolah, Alana menuruni satu-satu anak tangga rumahnya dengan terburu-buru. Ia melihat kedua orangtuanya bersama dua orang yang enggan ia ladeni berada di meja makan untuk sarapan.
Ia kemudian menghampiri keempat orang itu lalu mengambil sebuah roti isi sambil mencium pipi kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya melirik satu sama lain saat melihat rambut Alana yang sudah berganti warna lagi.
"Alana berangkat duluan," Ucapnya seraya meneguk sedikit susu.
"Kamu gak sarapan dulu?" Tanya Aldina, mama Alana.
"Sarapan di jalan aja, disini gak nyaman." Sindirnya halus sambil melirik Dirga dan Tika, kakak laki-lakinya dan sepupu jauhnya.
"Ya sudah, kamu hati-hati ya nak." Ucap Dika, papa Alana.
Alana menjawab dengan anggukan saja lalu keluar dari rumahnya. Ia menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh.
•••
Alana berjalan menuju kelas sambil menghisap rokok yang ada di tangannya. Pemandangan itu sudah biasa dilihat oleh siswa dan siswi karena Alana dijuluki sebagai good girl and bad girl SMA Angkasa. Alana yang mendapat julukan itu hanya bersikap biasa saja karena ia juga menyadari sifatnya yang cuek.
Ia bernafas lega, "Gak telat gue." Ucapnya kepada dirinya sendiri seraya membuang puntung rokok di tempat sampah.
Sesampainya di kelas, Alana masuk dengan santai lalu melempar tas nya di meja nya. Ketiga sahabatnya yang menyadari itu melonjak kaget.
"Santai bisa kali!" Seru seorang gadis berambut cokelat terang dengan kesal. Itu Ara yang merupakan salah satu sahabatnya.
"Jantung gue copot tanggung jawab lo," tambah Stefa, si gadis dengan bibir Kylie Jenner -nya.
Alana terkekeh kecil, "lebay." cibirnya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Love
Teen FictionAlana, bad girl yang memiliki segudang prestasi di sekolahnya. Oleh karena itu ia dijuluki sebagai good girl and bad girl SMA Angkasa. Namun, perlahan sifat bad girl yang ada di dalam dirinya menghilang sejak ia bertemu dengan Alriga, lelaki yang di...