34

9.1K 276 16
                                    

Now playing~
🎵Criminal~Britney Spears

●●●

Kini Alana dan Riga sedang berada di sebuah toko yang menjual berbagai pot bunga. Dari tadi Alana sibuk mondar mandir mencari pot bunga yang sama seperti pemberian Dimas, sedangkan Riga hanya mengikuti gadis itu dari belakang.

Mata Alana memicing saat melihat pot bunga yang persis seperti pot bunga pemberian Dimas. Dengan senang gadis itu menghampiri rak dimana pot bunga itu diletakkan.

"Ini sama banget kayak pot bunga yang dikasih Dimas." ucap gadis itu dengan gembira.

Riga tersenyum kecil, "yaudah ambil satu." balasnya.

Tiba-tiba ekspresi Alana berubah. Ia terdiam lalu menatap Riga cukup lama membuat cowok itu bingung sendiri.

"Kenapa?" tanya Riga.

Alana menggeleng pelan, "gue gak jadi beli yang ini."

"Kenapa?" tanya Riga kembali.

"Gue.." jeda Alana. "..gue cuma gak mau aja."

Jawaban Alana membuat Riga semakin bingung. Ia kemudian menatap Alana lekat-lekat.

"Tadi kamu seneng banget pas nemu pot bunga ini. Kenapa malah gak jadi?"

Alana membalas tatapan Riga, "gue gak mau larut dalam kesedihan terus. Kalo pot bunga ini tetep sama kayak pemberian Dimas, otomatis gue semakin susah ngelupain semuanya."

"Kamu yakin?"

Gadis itu mengangguk, "gue mau pot bunga yang beda dari ini."

"Yaudah kita cari yang lain."

Alana kemudian menatap kembali pot bunga yang sama seperti pemberian Dimas itu. Mungkin ini yang terbaik, agar dirinya tidak berlarut dalam kesedihan terus.

Mereka kemudian kembali berkeliling mencari pot bunga yang berbeda.

"Yang ini aja deh." ucap Alana sambil memegang sebuah pot bunga berwarna biru muda.

"Yakin yang itu?"

Alana mengangguk, "Gue anggep ini pemberian lo."

"Kenapa?"

"Ini jadi alesan gue mau pot bunga yang berbeda dari pemberian Dimas." balas Alana ambigu. "Gue mau pemberian ini bener-bener dari lo."

Riga mengernyitkan keningnya, masih bingung.

Menyadari itu, Alana berdecak. " Lo tetep lo. Dimas tetep Dimas. Kalian itu beda, makanya gue gak mau pot bunga yang sama."

Mengerti jawaban Alana, Riga tersenyum menatap gadis itu. Ia membawa Alana ke dalam pelukannya, membuat gadis itu mengerjap sebentar.

Perlahan tangan kanan Alana melingkar di tubuh Riga, bermaksud membalas pelukan itu. Sedangkan tangan kirinya masih memegang pot bunga tadi.

Diam-diam Riga tersenyum menyadari gadis itu membalas pelukannya. Cowok itu semakin mengeratkan pelukannya membuat Alana kesulitan untuk bernafas.

"Gue gak bisa nafas, tau gak?" ketus gadis itu saat melepas pelukannya.

Riga tersenyum tipis, "nggak." balasnya.

Alana mendengus pelan, "Udah, ayo pulang." katanya lalu meninggalkan Riga menuju kasir untuk membayar pot bunga tersebut.

Riga tersenyum sendiri mengingat ucapan Alana siang tadi. Kini hati cowok itu bisa dikatakan sedang berbunga-bunga akibat gadis yang disayanginya itu.

Difficult LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang