17

9.6K 317 2
                                    

●●●

"Alana,"

Alana menoleh ke arah pintu kamarnya yang tertutup lalu mendengus kesal. Ia tahu itu pasti suara Riga.

"Pergi lo!" ucap Alana sedikit berteriak. Ia kemudian menghapus air matanya lalu membanting kepalanya ke atas bantal. Gadis itu mengambil bantal lain untuk menutupi wajahnya.

Pintu kamar terbuka, lalu masuklah Riga ke dalam kamar dengan warna dominan putih itu dan melihat Alana yang sedang berbaring dengan bantal di atas kepalanya. Lelaki itu kemudian menutup pintu kamar seraya tersenyum kecil. Ia duduk di tepi ranjang dengan diam sambil memandang gadis itu. Alana yang merasa ranjangnya bergoyang, segera menyingkirkan bantal yang menutupi kepalanya. Ia menatap Riga dengan marah. "Ngapain lo disini? Keluar dari kamar gue sekarang," ucap Alana tajam.

"Lo kenapa?" tanya Riga tenang.

"Peduli apa lo sama gue? Pergi sana lo, males gue liat muka lo." balas Alana kesal.

"Gue tau lo gak mau tunangan sama gue."

"Itu lo udah tau! Sana keluar," ucap Alana acuh.

Riga berdecak, "Pertunangan ini udah lama direncanain."

Dahi Alana mengkerut, "lo tau masalah pertunangan ini?"

Riga mengangguk pelan, "gue udah tau dari lama."

"Dan lo gak nolak?"

"Gue gak bisa ngebantah bokap gue." balas Riga. "Ini semua demi kebaikan gue sama lo. Dan juga ikatan perusahaan keluarga gue sama keluarga lo." ucapnya lagi seakan tahu apa yang gadis itu pikirkan.

Ekspresi Alana tiba-tiba berubah jadi muram. "Gue belum siap."

"Karena lo masih sayang sama cowok lo?"

Alana mendongak menatap Riga, "lo tau dari mana?"

Lelaki itu mengalihkan pandangannya ke arah lain, "gue tau semua tentang lo."

Alana menaikkan sebelah alisnya, "tau apa lo tentang gue?"

"Semuanya. Gue keluar," balas Riga lalu melangkahkan kakinya keluar dari kamar gadis itu.

Sedangkan Alana yang ditinggalkan berusaha mencerna perkataan Riga. Bagaimana bisa lelaki itu mengetahui semua tentang dirinya, padahal mereka tidak pernah kenal sebelumnya.

•••

Alana menuruni anak tangga rumahnya dengan wajah datar. Ia masih kesal dengan kedua orangtuanya karena kejadian kemarin. Ia lalu mengambil sebuah roti isi dan meneguk susu sekilas. "Alana berangkat dulu," ucapnya datar lalu mencium pipi kedua orangtuanya.

"Alana, jangan ngambek gitu dong. Mama sama Papa kan ngelakuin ini buat kebaikan kamu," ucap Aldina tenang.

Gadis itu menoleh ke arah mamanya, "Aku gak butuh perlindungan, aku bisa jaga diri sendiri." ucapnya dingin lalu beranjak ke luar rumah. Sedangkan kedua orangtua nya hanya menghela nafas mereka, lelah. Dirga yang mendengar penuturan Alana, langsung menyusul gadis itu keluar.

Difficult LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang