●●●
"Alana! Turun kamu!"
Gadis itu memutar bola matanya dengan malas mendengar teriakan Aldina dari lantai satu rumahnya. Tadinya Alana sudah berniat ingin sekolah, tetapi ia baru ingat bahwa dirinya sedang di skors hari ini. Karena itu ia menghabiskan waktu nya di kamar dengan bosan.
Alana menuruni anak tangga rumahnya dan melihat keluarganya berada di meja makan. Gadis itu memelototkan matanya ke arah Dirga yang sedang menertawai dirinya. Dengan malas Alana duduk di sebelah Dika yang tengah membaca koran.
"Kenapa kamu di skors, Alana?" suara bariton milik Dika membuat Alana menoleh ke arahnya.
Aldina melirik Dika sambil menyodorkan segelas susu ke arah Alana. "Biasa lah, pa. Buat masalah terus," kata wanita itu.
"Masalah apa?" tanya Dika kepada Alana.
Alana merengut, "Bukan Alana yang buat masalah nya, pa. Alana dituduh doang,"
"Dituduh bagaimana? Memangnya ada masalah apa?"
"Alana ngedorong orang sampai luka."
Dika menggelengkan kepalanya, "itu namanya salah kamu, Alana. Seharusnya kamu bisa menahan emosi kamu."
"Alana kesel, pa. Itu orang cari masalah sama aku."
"Ya sudah. Fasilitas kamu papa sita selama dua minggu aja."
Perkataan Dika membuat mata Alana berbinar. Ia langsung memeluk papa nya itu dengan senang, membuat Aldina menggelengkan kepalanya seraya tersenyum.
"Kalau kamu buat masalah lagi, mama sita fasilitas kamu dua bulan." ucap Aldina.
Alana mendengus, "kan ada papa yang belain aku." balasnya bangga.
"Enak aja lo. Fasilitas gue pernah disita sebulan, masa lo nggak." sahut Dirga.
"Bodo amat. Lagian itu kan karena salah lo, kalau gue kan beda lagi." balas Alana seraya meletakkan selai cokelat.
Dirga mencibir, "Bisa aja lo, anak monyet." katanya yang membuat Alana mendengus. Aldina dan Dika yang melihat kedua kakak adik yang sudah berdamai itu tersenyum sambil melirik satu sama lain.
"Lo gak ngampus, bang?" tanya Alana.
Dirga menoleh sambil mengacak rambutnya. "Gak ada kelas. Nanti gue mau ke toko musik, mau ikut?"
"Tumben lo mau ngajak gue pergi," cibir Alana lalu meneguk susu.
Dirga tertawa, "gue kasian sama lo, udah kayak orang gila di rumah."
Alana menepuk lengan Dirga dengan keras seraya mendengus. "Mending gue di rumah dari pada ikut sama lo."
"Gak ikut, nih? Oke," balas Dirga santai.
Wajah Alana memelas, "ikut deh." katanya. Dirga hanya menoyor kepala gadis itu dengan pelan seraya mencibir.
•••
"Gue laper, ayo makan."
Dirga menoleh ke arah Alana yang sedang mengunyah sebuah permen di mulutnya. "Tadi kan udah makan, masa laper lagi?" balasnya.
Alana mengangguk, "Gue laper lagi," katanya dengan lemas.
"Oke, kita makan."
Mata Alana langsung berbinar lalu ia menepuk pelan pipi Dirga. "Anak pinter nurut,"
"Kurang baik apa gue sama lo,"
Alana tertawa lalu ia memeluk lengan Dirga yang berada di sebelahnya. "Sayang deh gue sama lo." katanya dengan nada imut yang dibuat-buat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Love
Dla nastolatkówAlana, bad girl yang memiliki segudang prestasi di sekolahnya. Oleh karena itu ia dijuluki sebagai good girl and bad girl SMA Angkasa. Namun, perlahan sifat bad girl yang ada di dalam dirinya menghilang sejak ia bertemu dengan Alriga, lelaki yang di...