2

14.8K 438 19
                                    

●●●

Alana duduk di balkon kamarnya dengan segelas cokelat hangat. Ia memandang bintang-bintang di langit. Ia menjadi teringat perkataan Dimas, pacarnya dulu.

"Kalau kamu kangen sama aku, kamu liat bintang-bintang yang ada di langit. Anggep salah satu di sekian banyak bintang itu adalah aku. Aku yang menemani kamu saat kamu lagi sedih maupun senang."

Alana tersenyum sendu, ia kembali mengingat kenangannya saat bersama Dimas. Kenangan manis yang dilewatinya bersama Dimas, yang akan menjadi memori saja.

Ponsel Alana berdering tanda panggilan masuk. Tertera nama Stefa di ponselnya. Ia menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan.

"Apaan?"

"Al, lo gak ikut party malam ini?"

"Dimana?"

"Ye, siapa suruh lo pergi tadi. Di apartemen si Wanda anak SMA sebelah."

"Gue kesana sekarang, tungguin gue."

"Yoi!"

Alana memutuskan sambungan lalu bersiap-siap. Party sudah menjadi kebiasaan Alana dan ketiga sahabatnya, tetapi untungnya mereka masih tahu batas.

Setelah bersiap-siap, Alana memandang dirinya di cermin. Ia meraih ponselnya yang ada di meja lalu mengarahkan ponselnya menghadap cermin.

 Ia meraih ponselnya yang ada di meja lalu mengarahkan ponselnya menghadap cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum pergi, Alana meminta izin dahulu kepada kedua orangtuanya. Kecelakaan Dirga tidak terlalu parah sehingga tidak harus menginap di rumah sakit.

Setelah mendapat izin dari orangtuanya dengan syarat tidak boleh mabuk saat pulang ke rumah, Alana menjalankan mobilnya menuju apartemen Wanda dengan kecepatan penuh. Party malam ini hanya khusus untuk perempuan saja untuk merayakan Wanda yang menjadi ketua cheers sekolahnya. Sama seperti Alana merupakan ketua cheers di SMA Angkasa.

Sesampainya di apartemen Wanda, ia masuk ke dalamnya. Lampu kelap kelip dan dentuman musik memenuhi ruangan ini. Terdapat banyak perempuan di dalamnya yang sedang melenggokan badan mereka. Bau alkohol juga masuk menyeruak ke dalam indra penciuman Alana.

Alana menghampiri ketiga sahabatnya yang sedang mengobrol. Lalu ia duduk di sebelah Stefa seraya merebut rokok yang sedang digenggam Ara.

"Akhirnya lo dateng!" pekik Stefa senang.

"Alhamdulilah," sahut Jasmine. Alana hanya bergumam seraya menghembuskan asap rokoknya.

Difficult LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang