●●●
"Bolos?"
Pertanyaan Alana membuat Riga menoleh ke arah gadis itu. Ia berdehem sebentar sebelum menjawab, "Tumben nanya," ucapnya.
"Gue peduli salah, gak peduli juga salah. Mau lo apa sih?" balas Alana sambil mengubah posisi duduknya seperti biasa.
"Jadi, udah mulai peduli sama aku?"
"Lo bisa jawab pertanyaan gue yang tadi," ucap Alana dengan malas.
Riga mengacak rambut gadis itu pelan, "aku ada urusan kemarin."
"Urusan? Penting banget?"
"Hm."
"Urusan sama Viola?"
Riga menoleh lalu menatap Alana cukup lama, membuat gadis itu menyadari apa yang baru saja ia tanyakan. Tentu saja pertanyaan itu terkesan menunjukkan bahwa Alana sedang cemburu. Hanya terkesan atau memang cemburu?
"Gak biasanya kamu nanya kayak gitu."
Alana menetralkan ekspresinya menjadi datar, "gue kan nanya doang. Salah?"
Lelaki itu tersenyum kecil, "Gak salah sama sekali. Bahkan aku senang, berarti tandanya kamu peduli sama aku."
"Geer." balas Alana singkat, lalu ia mengambil ponselnya yang ada di meja lalu mulai hanyut dengan dunianya sendiri. Sekitar 30 menitan, Alana hanya asik dengan ponselnya sendiri tanpa peduli dengan Riga yang ada di sebelahnya yang terus memperhatikan wajah serius gadis itu.
"Aku pulang aja kalo kamu cuekin terus."
Suara Riga menyadarkan Alana bahwa laki-laki itu masih duduk di sebelahnya. Ia kemudian meletakkan ponselnya kembali diatas meja.
"Yaudah sana pulang." balas Alana cuek.
Riga menaikkan sebelah alisnya, "kalo gitu aku pulang." ucapnya lalu segera pergi meninggalkan Alana.
"Lah, ngambek tuh orang." cibir gadis itu, lalu ia bangkit berdiri menyusul Riga ke luar rumah.
Ia melihat mobil Riga baru saja keluar dari gerbang rumahnya. Tadinya Alana pikir laki-laki itu hanya bercanda, tetapi sekarang Alana tahu bahwa Riga tidak pernah main-main dengan perkataannya. Dasar cowok baperan, batin Alana.
Alana kemudian kembali masuk ke dalam rumah lalu kembali meraih ponselnya yang bergetar, menandakan ada pesan masuk.
Riga
Bsk aku jmpt.Alana
Besok gue berangkat bareng Jasmine.Riga
G trma pnlkn.Alana mencebik sebal melihat balasan dari Riga. Ia kemudian meletakkan lagi ponselnya. Agak lama berdiam diri, gadis itu melangkahkan kakinya menuju dapur lalu menghampiri Dirga yang sedang memasak mie instan.
"Lo tumben masak, bang." ucap Alana seraya menarik kursi lalu mendaratkan bokongnya di kursi tersebut.
"Mau delivery udah gak sempet. Gue buru-buru soalnya,"
"Buru-buru? Mau kemana lo?"
Dirga menuangkan mie instan yang sudah ia tiriskan tersebut ke dalam mangkuk lalu mulai mencampurkan dengan bumbu. "Dia pulang." balasnya menatap Alana sebentar.
Gadis itu mengernyit, "Dia? Alexa maksud lo?" tanyanya.
Dirga mengangguk. Alexa adalah perempuan yang selama ini Dirga cintai. Perempuan itu lah yang menjadi alasan Dirga untuk tidak menggubris cewek-cewek yang mengejarnya. Sudah terhitung 2 tahun lamanya Alexa melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Dan sekarang perempuan itu telah kembali dan tentu itu membuat Dirga senang.
Tetapi jangan pikir bahwa mereka memiliki hubungan lebih dari sekedar teman. Memang, keduanya sudah mengungkapkan perasaannya masing-masing. Tetapi hubungan mereka sampai saat ini tidak lebih dari sekedar teman. Bisa dibilang, tidak ada kepastian dalam hubungan kedua orang itu."Gue ikut, ya? Bosen di rumah."
Tentu saja permintaan Alana langsung dibolehkan oleh Dirga membuat gadis itu tersenyum dengan senang.
Setelah keduanya bersiap-siap, mereka pun langsung bergegas menuju bandara untuk menjemput Alexa. Tampak sekali Dirga sangat tidak sabar untuk bertemu dengan sang pujaan hati, melihat ia mengendarai mobilnya dengan buru-buru.
Alana yang melihat itu hanya tersenyum kecil. Ia menjadi ingat dengan Dimas. Lagi-lagi bayangan laki-laki itu muncul dalam pikiran Alana.Setelah acara kebut-kebutan di jalan, akhirnya mereka berdua telah tiba di bandara. Keduanya berjalan beriringan dengan Dirga yang meggandeng tangan Alana, takut jika gadis itu ketinggalan karena Dirga yang buru-buru.
"Dirga!"
Panggilan itu membuat Dirga dan Alana menoleh ke belakang. Disana tampak seorang perempuan dengan wajah cantiknya sedang melambaikan tangan kepada keduanya. Dengan cepat Dirga langsung menghampiri perempuan itu dan langsung saja memeluknya dengan sayang.
Alana tersenyum dalam hati melihat keduanya. Dirga dan Alexa hanya berbeda negara, sedangkan Dimas dan dirinya sudah berbeda dunia. Gadis itu menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan. Ia tidak boleh berpikir seperti itu lagi.
"Hai, Alana!"
Ucapan Alexa menyadarkan Alana dari lamunannya. Perempuan itu langsung memeluk Alana dengan senang sambil tersenyum manis. Keduanya memang sudah cukup akrab sejak Dirga mengenalkan Alexa kepada Alana. Bahkan, dulu kedua perempuan itu sering menghabiskan waktu berdua untuk melakukan berbagai aktivitas.
Setelah melepaskan pelukannya, Alexa menatap wajah cantik Alana.
"Kamu makin cantik deh," ucap Alexa tersenyum.
Alana terkekeh, "Kemana-mana lo lebih cantik, kak."
"Iya aku setuju. Alana sih gak ada apa-apanya." sahut Dirga tertawa pelan.
Mendengar ucapan Dirga, sontak gadis itu menepuk lengan Dirga dengan keras membuat sang pemilik meringis pelan.
"Abang laknat lo," cibir gadis itu dengan kesal, membuat Alexa tertawa melihat kedua kakak adik itu.
"Udah-udah, gak usah di dengerin. Pokoknya kamu cantik, pake banget." ucap Alexa membuat Alana menjulurkan lidahnya kepada Dirga bermaksud mengejek abangnya itu, membuat Dirga tertawa.
●●●
Hai guys! Jangan lupa vomment ya buat part selanjutnya!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Difficult Love
Teen FictionAlana, bad girl yang memiliki segudang prestasi di sekolahnya. Oleh karena itu ia dijuluki sebagai good girl and bad girl SMA Angkasa. Namun, perlahan sifat bad girl yang ada di dalam dirinya menghilang sejak ia bertemu dengan Alriga, lelaki yang di...