8

10.5K 379 8
                                    

●●●

Kini Alana sedang memainkan ponselnya dibawah meja karena mengantuk mendengarkan penjelasan guru kimianya. Karena merasa suntuk, Alana mengangkat tangannya. "Pak, permisi ke toilet!"

Pak Edo menoleh, "cepat! Lima menit." Balasnya.

"Yah, lima menit bentar banget Pak. Belum jalannya dua menit, terus buang air nya dua menit, terus kan saya mau benerin penampilan dulu tiga menit. Terus balik lagi ke kelas dua menit. Itu udah lebih dari lima menit tau Pak!" Ujar Alana panjang lebar yang mengundang tawa teman kelasnya.

Pak Edo menggelengkan kepalanya pusing mendengarkan ucapan Alana. "Kamu ini! Ya sudah terserah kamu berapa menit." Ucap laki-laki berkepala plontos itu.

"Berarti enam puluh menit boleh pak?" Balas Alana iseng.

"Sepuluh menit atau tidak sama sekali!" Seru Pak Edo naik pitam.

"Tadi katanya terserah," cibir Alana kesal. Ia lalu keluar dari kelas menuju toilet untuk mencuci mukanya. Ia kemudian masuk ke dalam satu bilik toilet untuk membuang air. Saat ingin membuka pintu gerakannya terhenti mendengar suara seseorang dari luar.

"Gue liat si Alana itu deket sama kak Riga,"

"Deket? Deket gimana?"

"Masa ya, gue denger-denger nih si Alana sama kak Riga naik mobil bareng."

"Hah serius lo? Tau darimana?"

"Waktu itu anak sekolah kita ada yang liat mereka ketemuan gitu di cafe. Tapi gue males banget deh liatnya, sok cantik banget tuh cewek."

"Gue juga, jijik banget gue liatnya. Dia sok jual mahal gitu,"

"Tau tuh,"

Alana menggeram kesal. Ia lalu keluar dari bilik kamar mandi itu. Dua siswi yang sedang membicarakannya tadi langsung terdiam melihat Alana.

"Ada yang ngomongin gue kayaknya," sindir Alana tanpa melihat kedua siswi itu.

Mereka berdua tampak gugup. "Nggak kok, lo salah denger kali." Elak siswi yang berkuncir kuda berusaha tenang.

"Gue gak tuli," ucap Alana dingin. "Gue peringatin sama lo berdua, jangan suka ngomongin orang di belakang apalagi kalo lo gak tau kebenarannya. Kalo orangnya denger aja baru ciut lo pada," peringatnya menusuk.

"Iya, maaf Al." Ucap siswi yang rambutnya dikepang satu dengan muka pucatnya.

"Gak papa, gue cuma gak suka orang yang ngomongnya di belakang. Basi," Seru Alana lalu keluar dari kamar mandi.

Alana kemudian kembali ke dalam kelas lalu berjalan dengan santai menuju bangkunya. Ia mendirikan buku paketnya di atas meja untuk menutupi tangannya yang sedang mengotak-atik ponselnya.

"Goblok, ketauan mampus dah lo." Bisik Jasmine yang duduk sebangku dengan Alana.

Alana menoleh ke arah Jasmine, "gak bakal." Ujarnya santai.

"Alana! Jasmine! Perhatikan ke depan," teriak Pak Edo dari depan.

"Bacot," gumam Alana.

Difficult LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang