Difficult Love

35

Now playing~

🎵It's You~Ali Gatie

●●●

"Halo Van?"

"Hey, Al. Long time no see, ya."

Alana terkekeh pelan, "Iya nih. Lagian lo nya juga sibuk,"

"Gue gak pernah sibuk. Yang ada lo tuh yang sok sibuk," balas Vano tertawa renyah.

"Yee apaan, gue mah slow banget akhir-akhir ini," sembur Alana.

Vano tertawa, "hmm yaudah, gimana kalo kita ketemuan?"

"Gue oke oke aja sih, gak ada kerjaan juga."

"Oke, ntar malem jam 7 gue jemput?"

"Gue berangkat sendiri aja deh, ngerepotin banget gue kesannya." ucap Alana terkekeh.

Vano tertawa pelan, "Okay okay, lain waktu mungkin?"

"Yaudah pokoknya ntar lo kabarin lagi aja deh," balas Alana.

"Okay Alana, see you tonight!"

Alana kemudian memutus sambungan lalu kembali menaruh ponsel nya di meja. Ia kemudian melanjutkan kegiatan menonton drama korea yang sempat terhenti karena panggilan dari Vano. Ponsel gadis itu kembali berdering menandakan sebuah panggilan masuk. Dengan malas Alana meraih ponselnya lalu mendekatkan nya ke telinga.

"Halo?"

"Mandi Alana,"

Kening Alana berkerut, "mandi apaan?"

"Kamu belum mandi kan?"

Alana menjauhkan ponselnya lalu melihat nama Riga tertera disana.

"Sok tau banget lo! Gue udah mandi kali,"

"Suka bohong sekarang?"

Alana mendengus, "apaan sih, ribet amat hidup hidup gue juga."

"Mandi, Alana."

"Oh gue tau, pasti lo tau dari Dirga kan kalo gue belum mandi?"

"Mandi, Alana."

"Gak usah sok ngatur gue,"

"Mandi, sayang."

Alana terdiam sebentar.

"Mandi, sayang."

"Cerewet banget sih! Iya iya ini gue mandi." jawab gadis itu lalu memutus sambungan sepihak. Ia kemudian melempar ponselnya ke kasur lalu melengos ke kamar mandi.

Gadis itu keluar dari kamar mandi setelah beberapa lama. Sambil mengusap usap rambut nya dengan handuk, ia meraih ponselnya lalu melihat pesan dari Riga.

Alriga

Good girl

Alana mendengus keras melihat nya lalu ia menaruh ponselnya kembali tanpa membalas pesan tersebut.

Kini Alana tengah menunggu Vano di sebuah cafe yang telah mereka janjikan. Gadis itu menatap layar ponsel nya dalam diam sampai tidak sadar bahwa Vano telah duduk di sebelahnya.

"Kebiasaan banget ya lo,"

Mendengar ucapan tersebut Alana tersadar lalu segera mendongakan kepala nya.

"Sejak kapan lo disini?" tanya Alana bingung.

Vano terkekeh pelan lalu ia pindah duduk di hadapan gadis itu. "Baru aja. Lo kebiasaan gak nyadar sekitar,"