Chapter 9

1.9K 66 0
                                    

Kalindra menekan beberapa digit angka sandi apartemen. Pintu terbuka dan ia masuk. Ia merasa sedikit lapar mengingat pagi ini belum sempat sarapan. Maka dilangkahkannya tungkainya menuju dapur, mengisi perut yang kosong sedikit sebelum membersihkan tubuh. Kalindra membuka lemari es, mengambil air putih dingin lalu ia salin ke dalam gelas panjang di tangan. Kemudian menengguknya hingga tandas. Saat Kalindra meletak gelasnya di atas meja, ia tersentak karena merasakan seseorang tiba-tiba mengunci tubuhnya dari belakang.

"I got you." Bisik orang itu dengan suara beratnya yang membuat Kalindra meremang. Dengan gesit ia berbalik. Dan tangan Reggy berhasil mencekal lengannya.

"Berengsek! Lepasin aku!" Mata Reggy membelalak lebar mendengar Kalindra memaki dirinya barusan. Dan sebuah tamparan kuat Reggy daratkan di wajah Kalindra hingga pipi perempuan itu sedikit memerah dan sudut bibirnya seketika berdarah. Tamparannya begitu kuat, menimbulkan gema dalam ruangan yang keduanya huni.

"Berengsek? Kamu tahu, si berengsek ini calon suami kamu! Bangsat!" Bentak Reggy geram. Jika dia tak bisa mengontrol emosinya saat ini, mungkin leher jenjang Kalindra sudah terperangkap dalam cengkeraman kesepuluh jemarinya. Kalindra masih dapat dikatakan beruntung pagi ini.

"Ngapain kamu ke sini?!" Kalindra balas membentak, menekan rasa takutnya agar Reggy sedikit lebih lembut padanya.

"Aku yakin kamu tahu apa tujuan aku ke sini. Gak usah berpura-pura bodoh, Kalin." Kalindra sudah tahu memang apa tujuan Reggy mendatangi apartemennya. Tentu saja untuk membuktikan ucapannya kemarin. Dan Kalindra tidak akan pernah mau melakukannya. Dia akan tetap berpegang teguh pada pendiriannya, tidak akan mau melakukan seks sebelum ia menikah, tanpa terkecuali dengan calon suaminya sendiri. Harga dirinya jauh lebih penting dari apa pun. Dan Kalindra harus mempertahankan itu.

"Aku gak mau!" Reggy semakin menguatkan cekalannya. "Reggy! Lepasin aku!"

"Nggak! Sebelum aku dapat apa yang aku mau!" Reggy menyeret Kalindra, membawa perempuan itu menuju kamarnya.

"Gy, lepasin aku, please..." Kalindra berusaha melepas genggaman tangan Reggy yang semakin menguat. Reggy tak menggubris, ia terus menyeretnya, memaksa kaki perempuan itu melangkah. Dan Kalindra tidak bodoh, dia tidak akan berpasrah dan menyerahkan dirinya begitu saja pada Reggy hanya karena kalah kuat dengan lelaki itu. Tak kehabisan akal, Kalindra lantas menggigit tangan Reggy hingga akhirnya cengkeraman itu terlepas lantas Kalindra sesegera mungkin berlari menjauh dari Reggy.

"Argh! Bangsat! Mau kemana kamu, Bangsat?!" Reggy mengusap pergelangan tangannya yang memerah sebentar, lantas berlari mengejar Kalindra.

Fuck! Kamu gak akan pernah bisa lepas dari aku, Kalin! Geram Reggy dalam hati. Ia terus melebarkan langkah mengejar Kalindra. Menggunakan elevator rasanya tidak akan berguna. Ia tahu ke mana tujuan Kalindra saat ini, tentu saja lantai dasar. Dan Reggy tidak akan membuang-buang waktu dengan memasuki elevator. Reggy memilih untuk berlari menuruni tangga darurat.

Denting pintu elevator yang terbuka menjadi penyelamat bagi Kalindra. Sebisanya ia berlari dengan kencang menghindari Reggy.

"Kalin!" Panggil seorang perempuan yang mendekat pada Kalindra di lobi apartemen - teman sekantor Kalindra. Kalindra semakin panik. Perempuan itu bisa saja menghambat langkahnya dan Reggy akan segera menemukannya.

"Apa?" Tanya Kalindra tanpa menghilangkan raut cemasnya. Membuat sang lawan bicara terheran-heran.

"Kamu kenapa, Kalin?" Perempuan itu bertanya dengan dahi yang berkerut dalam.

"Ada apa sih? Ada perlu apa kamu manggil aku?" Desak Kalindra dengan tidak sabaran. Dan presensi Reggy tampak sedang mengukir senyum timpang di balik tubuh Kalindra tanpa Kalindra sadari. Dengan langkah teramat pelan didekatinya Kalindra dan berhasil mencengkeram lengannnya seketika. Kalindra tersentak kuat dan kembali bergerak liar berusaha melepaskan diri.

That CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang