"Yuk." Reehan mengulurkan tangannya yang langsung digenggam Shandy.
"Jadi Kakak kamu tinggal di sini?" Tanya Shandy kala mereka tiba dalam unit apartemen yang dituju.
"Enggak. Kakak aku tinggal di New York."
Shandy mendengus jengah. "Maksud aku, kalau kakak kamu pulang ke Indo, dia tidur di sini?" Kembali ia bertanya dengan jengah.
"Enggak juga. Di rumah keluarga aku."
"Terus untuk apa dia beli apartemen ini?"
"Ya untuk dia sendiri. Emangnya untuk siapa lagi?" Shandy menggeram dalam hati. Sepertinya Reehan tak menangkap maksud dari pertanyaannya. Bebicara dengan Reehan memang harus dijelaskan secara detail. Selalu menguras emosi Shandy kendati tidak pernah ia luapkan.
"Maksud aku gini lho, Ree. Kalau Kakak kamu pulang ke Indo, dia pulang ke rumah keluarga kamu, 'kan?" Reehan mengangguk polos. "Nah, ngapain coba dia beli apartemen kalau jarang ke sini?"
"Apartemen ini untuk kita. Setelah kita nikah ntar, keluarga kecil kita bakal tinggal di sini." Jawab Reehan ringan tanpa rasa bersalah yang berarti dalam kalimatnya. "Auw!" Ringis lelaki itu setelah kepalan tangan Shandy mendarat di kepalanya.
"Nikah aja sama Shan-Shan sana! Aku gak mau nikah sama cowok bego kayak kamu."
"Hei, tolong sadar diri, Nona. Siapa yang selama ini kasih contekan mtk sama kamu, hah? Emangnya kamu pernah ngerjain mtk sendirian? Sekarang siapa yang bego?" Reehan menggamit leher Shandy, lalu menoyor habis-habisan kepala perempuan itu dengan geram. Shandy tentu tidak diam saja. Shandy membalas, keduanya saling membalas. Dan terjadilah pergelutan di sepanjang koridor tujuan mereka.
Bugh!
"Maaf." Gumam Reehan kala tak sengaja menabrak tubuh tegap seorang lelaki bersetelan suit yang berpapasan dengan mereka. Lelaki dengan dagu terangkat angkuh itu tak merespon, hanya merapikan jas kantornya lantas berlalu begitu saja.
"Maaf." Reehan tersenyum saat lelaki itu melewatinya.
"Ck. Belagu banget." Umpat Shandy. Reehan merunduk, mengambil sesuatu dari jas lelaki tadi yang terjatuh.
"Hei! Name tag kamu jatuh!" Teriak Reehan pada lelaki yang baru saja masuk ke dalam elevator.
"Coba lihat." Shandy merampas name tag di tangan Reehan guna membaca identitas lelaki pongah tadi. "Reggy Febian Atmaja!" Pekik Shandy tak percaya. "Dia Reggy, orang yang selama ini kita cari, pemilik Spark Enterprise." Shandy histeris, tangannya mengguncang tubuh Reehan dengan antusias. "Ree, kita harus kejar dia."
Reehan berdecak malas seraya menyingkirkan tangan Shandy dari pundaknya. "Mau kita kejar ke mana, hah? Dia ke lantai berapa aja kita gak tau." Jawab Reehan malas.
"Tapi, Ree, kita butuh dia. Ayolah... kejar dia..." rengek Shandy saat Reehan menyeretnya ke unit apartemen miliknya.
"Dia... eh, tunggu deh." Perempuan dengan perut membesar itu menjauhkan ponselnya dari telinga. Bersembunyi di balik pintu, mengamati sepasang remaja yang sedang berjalan ke arahnya, namun ia yakini bukan akan menghampirinya.
"Udah lah... gak usah banyak minta. Masuk." Perintah Reehan setelah membuka pintu apartemen.
"Lo tau, dia masuk ke unit apartemen pas banget di depan apartemen baru gue."
"......"
"Tau dong. Semuanya bakal makin mudah sekarang. Lo tinggal duduk santai, dan dalam beberapa hari lagi gue pastiin anak ingusan itu ada di tangan lo."

KAMU SEDANG MEMBACA
That CEO
Romansa- 𝐓𝐡𝐚𝐭 𝐂𝐄𝐎 - Entah dari mana asal mulanya, Diego bisa menaruh hati pada sekretarisnya yang super galak. Bahkan rasanya Diego bisa memberi wanita itu cap singa betina. Beribu cara Diego kerahkan hanya untuk mendapatkan secuil perhatian seorang...