Chapter 30

425 16 2
                                    

"Oh ... cewek seksi di depan itu?" Reehan akhirnya bersuara setelah mendengar penuturan panjang Shandy. Dan berhasil menarik kesimpulan. Yang ia lakukan kini menguraikan kalimat-kalimat dalam otaknya yang sekiranya membuatnya bingung. Shandy baru saja menceritakan tentang apa yang ia alami, bahwa dia baru saja menabrak Afsha secara tidak sengaja.

"Iya. Dia emang terkenal karena image seksinya. Tapi tadi aku lihat dia udah berubah. Dia udah biasa-biasa aja sekarang." Reehan manggut-manggut mengerti. "Oya, tadi aku ketemu kak Reggy."

"Then? Jangan bilang kamu juga jatuh cinta sama dia." Reehan bertanya dengan malas.

"Enggak."

"Kenapa kamu semangat banget nyeritain dia?" Reehan mengalihkan tatapannya dari Shandy setelah cukup lama mereka berbincang dengan arah pandang yang saling menyorot satu sama lain. Reehan memilih menatap hiruk pikuk Jakarta dari lantai teratas gedung apartemennya yang terbuka lebar. Tanpa ada atap yang menaungi mereka kalau-kalau jika malam yang bertabur ribuan bintang ini tiba-tiba diguyur hujan.

"Serius? Menurut aku nggak ada yang berubah sama nada bicara aku? Oh iya, aku lupa. Kamu 'kan penyanyi. Tau dong ya perbedaan setiap nada." Ledek Shandy.

"Kunyuk!" Reehan terkekeh. Menyenggol lengan Shandy dengan lengannya. Keduanya tertawa kecil sembari mengeratkan pelukan di lutut masing-masing. Ya, Reehan memang memiliki bakat bernyanyi dan sering tampil di acara sekolah.

"Aku inget!" Shandy melipat kakinya, duduk bersila memutar tubuh menghadap Reehan.

"Apa?" Reehan hanya menolehkan kepala menatap Shandy. Terlalu enggan mengubah posisinya yang duduk memeluk lutut.

"Aku pernah baca artikel di majalah... Damn! Aku ingat semuanya, Ree! Perempuan itu ada hubungannya sama Reggy!" Antusias Shandy memberitahu Reehan. Tangannya bergelayut di lengan Reehan, mengguncang-guncang lengan yang masih setia melingkari lutut lelaki itu sendiri. "Ree dengerin aku..." Rengek Shandy.

"Kamu mau bahas Reggy?" Akhirnya Reehan memandang Shandy walau tatapannya sangat jelas tidak berminat. "Dia nggak ada hubungannya sama kita, Shandy."

"Artikel yang aku baca di majalah itu, Afsha, model seksi itu hamil di luar nikah. Dan pelakunya Kak Reggy." Manik mata Reehan berpendar ke atas. Berpikir sepertinya.

"Iya. Aku inget. Terus?"

"Berarti Reggy sama Afsha itu sebanding bejatnya. Yang satu pengincar harta, yang satunya lagi pengincar wanita. Cocok, 'kan?" Reehan mengangguk mengiyakan. "Tapi dia benar-benar udah berubah sekarang." Shandy kembali duduk dengan posisi semula.

"Dan kamu mau berteman sama dia?" Terka Reehan penuh intimidasi. Shandy mengendikkan bahu sembari menyandarkan kepala di lengan Reehan.

"Gimana menurut kamu?"

"Kalau kamu tau dia bukan orang baik, ngapain kamu temanan sama dia?"

"Sekarang dia udah berubah. Dia bilang, kalau aku nggak nyaman temanan sama dia, aku boleh jauhin dia."

"Terserah." Reehan mengendik acuh. "Tapi aku bakal tetep jaga kamu kok." Kedua sudut di bibir Reehan tertarik ke atas seraya bersumpah dalam hati jika memang itu yang akan dia lakukan untuk Shandy.

"Jaga aku? Dibayar berapa kamu sama papa?" Shandy menatap Reehan dengan mata menyipit penuh selidik.

"Papa kamu bilang, bayarnya dengan cara nikahin kita ntar." Dan keduanya tergelak di saat yang bersamaan di tengah pekatnya malam.

.

.

"Aku pulang!" Seru Shandy sambil berlari tergesa-gesa menaiki tangga menuju lantai dua. Mencuri keheningan yang baru saja dibuat di meja makan. Andrea dan Diego memandangnya heran. Pasalnya, setelah mengantar ayahnya ke bandara, Shandy tak kunjung kembali ke rumah. Bahkan mereka sempat berpikir jika Shandy ikut Rangga ke London. Terlebih ponselnya tak dapat dihubungi, membuat warga rumah semakin kalut saja. Dan kini Shandy pulang pagi-pagi sekali dan entah dari mana.

That CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang