Chapter 15

2K 66 19
                                    

◇◇◇

"Saya minta maaf, Pak. Saya memang bukan sekretaris yang profesional. Dan Bapak boleh mecat saya sekarang juga." Aku Kalindra secara tiba-tiba. Saat ini ia dan Diego sedang makan siang bersama di kafetaria rooftop perusahaan. Ini kesempatan bagus bagi Kalindra untuk mengutarakan sesuatu yang mengganggu kepalanya sejak beberapa hari ke belakang.

"Kenapa? Apa yang terjadi?" Tanya Diego yang mulai diserang panik. Ia sudah berjanji - bahkan saat pertama kali ia memilih Kalindra menjadi sekretaris pribadinya - Diego tidak akan pernah memberhentikan Kalindra apa pun yang terjadi. Karena ia bisa melihat bahwa Kalindra merupakan karyawan yang kompeten. Lalu mengapa perempuan itu tiba-tiba ingin mengundurkan diri sekarang? Seingat Diego dia juga tidak pernah melakukan kesalahan selama bekerja.

"Karena saya gak bisa dampingi Bapak untuk pergi ke New York besok." Ucap Kalindra merasa bersalah. Siap jika Diego akan marah besar padanya.

"Kenapa? Kamu baik-baik aja, 'kan?" Cemas Diego, takut ada hal buruk yang terjadi pada sekretarisnya lantaran mendadak mengundurkan diri.

"Saya baik-baik aja. Ini cuma karena saya yang terlalu egois. Ini menyangkut kepentingan pribadi saya." Jawab Kalindra dengan suara yang masih teralun tenang, sama sekali tidak terpengaruh dengan raut Diego yang tampak begitu kontras dengan ekspresi wajah Kalindra.

"Maksud kamu? Coba kasih aku alasan yang bisa aku terima." Kalindra menghela napas kecil, sesekali melirik Diego ragu-ragu.

"Mungkin untuk beberapa hari ke depan saya harus nemanin Reggy ke psikiater, saya gak bisa ikut Bapak ke New York, Pak. Saya minta maaf." Diego merotasikan bola matanya lantas mendengus panjang.

"Cih. Bajingan itu lagi. Kenapa lagi sama laki-laki gila itu? Bukannya dia udah punya therapist? Untuk apa lagi kamu nemanin dia?" Diego mulai merasa muak karena Kalindra membahas Reggy lagi. Bahkan inti dari pembahasan Kalindra adalah bahwa dia masih menaruh peduli pada laki-laki sinting itu. Hal itu sukses membuat Diego menjauhkan makan siangnya dari hadapan. Nafsu makannya menyurut seketika kala tahu apa alasan utama sekretarisnya mengundurkan diri.

"Ini yang saya maksud kepentingan pribadi."

"Maksud kamu?" Diego menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi, menatap Kalindra dengan dahi berkerut dalam. Tatapannya sedikit mengintimidasi.

"Reggy bilang, kalau saya nemanin dia selama proses terapi, dia bakal lepasin saya setelah itu. Dan bakal tanggung jawab sama Afsha." Dengan cepat Diego menegapkan tubuh. Mulai tertarik dengan topik pembicaraan Kalindra.

"Kamu yakin?" Selidik Diego dengan mata menyipit tanda ragu. Sementara Kalindra mengangguk mantap.

"Sangat."

"Kalau gitu aku yang bakal nemanin kamu untuk mastiin kalau si sinting itu bener-bener bakal lepasin kamu." Dan ngerelain kamu jadi milik aku. Sambung Diego dalam hatinya.

Kalindra tertawa ringan, "banyak banget julukan yang Bapak kasih untuk Reggy." Kekehnya.

"Banyak, banyak banget. Dan aku gak sembarangan kasih dia panggilan itu. Haha!" Diego dan Kalindra tertawa bersama. Seketika suasana tegang tadi perlahan mulai menghangat, tergerus oleh candaan Diego kendati terasa hambar. "Kira-kira... berapa lama?" Diego kembali bertanya setelah tawa mereka mulai senyap. Rasa penasarannya belum reda.

"Satu bulan, mungkin." Jawab Kalindra mengandai-andai. Karena sejujurnya dia sendiri juga tidak tahu berapa lama waktu yang Reggy butuhkan untuk memulihkan kondisi psikisnya. Yang pasti sesuai kesepakatan, Reggy meminta waktu Kalindra selama satu bulan untuk menemaninya selama masa pemulihan. Diego menggerakkan kepalanya manggut-manggut tanda mengerti.

That CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang