"Selamat pagi..." sapa Andrea dengan wajah yang terlihat begitu cerah dan segar. Kalindra yang sedang memasak di dapur rumah bosnya itu membalikkan badan lalu sedikit membungkuk. Merasa tak enak karena sudah menggunakan peralatan dapur di rumah ini tanpa meminta izin sebelumnya. Dia hanya meminta izin pada asisten rumah tangga yang ada di sini. Kalindra tahu diri, dia hanya menumpang di kediaman keluarga Suwardhana. Akan memalukan sekali rasanya jika dia turut memakai jasa para asisten rumah tangga yang ada di sini. Itu sebabnya dia membuat sendiri sarapannya. Dan sedikit melebihkan untuk orang-orang yang ingin menikmati.
"Maaf, Pak, saya udah lancang makai barang-barang di sini." Ucap Kalindra merasa sungkan. Andrea yang duduk di balik meja konter dapur tersenyum lebar.
"Gak apa-apa. Perempuan emang harus akrab sama dapur." Kalindra menghela napas lega setelah mendengar itu.
"Oh iya, Pak, silakan dicoba. Saya tadi bikin nasi goreng biasa. Saya siap kok nerima kritikan dari Bapak untuk masakan saya yang terlalu sederhana ini. Dan juga... gak enak. Hehe..." Kalindra menyodorkan nasi goreng sederhana yang telah ia buat ke hadapan Andrea dengan canggung.
"Kita makan di ruang makan aja." Ajak Andrea dengan hangat.
"Baik, Pak." Dengan sigap Kalindra rangkul tubuh Andrea yang mulai merenta, menuntunnya menuju ruang makan.
"Wah... enak banget ini." Puji Andrea yang tanpa henti menyuapkan nasi goreng buatan Kalindra ke dalam mulut. "Diego pasti bakal betah di rumah seandainya kamu jadi istrinya, Kalin. Kamu jago banget masak. Bahkan rasa masakan kamu hampir sama persis kayak masakan mendiang mama Diego." Kalindra tersenyum canggung, ia kulum bibir bawahnya guna mengurangi rasa gugup. Dan jujur saja dia merasa tersanjung akan pujian mantan bosnya itu.
"Pelan-pelan, Pak. Nanti Bapak keselek kalau makannya buru-buru gitu." Kalindra tak menanggapi pujian Andrea. Dia malah mengalihkan topik pada hal lain seraya mengangsurkan segelas susu yang telah ia buat untuk Andrea sembari lelaki itu menikmati masakannya yang tak seberapa. Melihat Andrea yang begitu bersemangat menyantap masakannya membuat Kalindra khawatir lelaki itu akan tersedak. Bahkan ia menghentikan kunyahannya hanya untuk mengamati Andrea makan.
Selesai sarapan, Andrea diajak oleh Kalindra untuk berjemur di taman rooftop lantai tiga rumahnya. Menikmati cahaya matahari pagi yang sayang sekali jika dilewatkan, apalagi untuk seseorang yang telah berusia senja seperti Andrea.
Andrea merasa mendiang istrinya hidup kembali. Merasakan kasih sayang Kalindra yang tulus membuatnya kembali merasakan kehadiran mendiang istrinya di sisinya. Andai saja perempuan cantik itu yang menjadi istri putranya, masa tua Andrea pasti akan ia lewati dengan indah. Ia akan kembali mendapatkan kasih sayang yang tulus, persis seperti yang dilimpahkan mendiang istrinya pada keluarga mereka. Dan dia tak perlu merasa khawatir jika tidak diperhatikan di masa tua. Seandainya Kalindra menjadi menantunya, perempuan itu pasti akan memberinya perhatian yang berlebih.
Andrea memberi banyak pujian di dalam hati untuk Kalindra bukan karena telah bertemu dengan perempuan itu sekali dua kali. Tapi dia sudah mengenal perempuan itu untuk jangka waktu lima tahun lamanya. Dari awal dia hanya menjadi staf keuangan di perusahannya, hingga kini menjadi asisten manajer keuangan. Dia mengenal Kalindra dengan sangat baik. Dan selama lima tahun itu pula Andrea tidak menemukan sikap buruk pada Kalindra. Hingga sejauh ini, tidak ada yang berubah dari perempuan itu. Dia tetap sama.
"Um... Pak... saya minta maaf sebelumnya karena udah ngerepotin Bapak dengan tinggal di sini. Saya cuma lagi,"
"Gak apa-apa..." potong Andrea cepat. Semalam Diego juga sudah bercerita padanya bahwa Kalindra akan tinggal bersama mereka untuk sementara waktu. Dan tanpa perlu meminta penjelasan atas alasan Kalindra tinggal di sini, Andrea sudah tahu. Dia sempat mencuri dengar obrolan Kalindra dengan putranya kemarin. Dan dia sama sekali tak merasa keberatan akan hal itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
That CEO
Romance- 𝐓𝐡𝐚𝐭 𝐂𝐄𝐎 - Entah dari mana asal mulanya, Diego bisa menaruh hati pada sekretarisnya yang super galak. Bahkan rasanya Diego bisa memberi wanita itu cap singa betina. Beribu cara Diego kerahkan hanya untuk mendapatkan secuil perhatian seorang...