Chapter 34

388 15 2
                                    


◇◇◇

"Gak usah, Ree." Tolak Shandy sembari melangkah menuju meja makan. Menarik satu kursi, lalu duduk dengan santai di sana. "Aku nyontek kamu aja, di sekolah besok pagi. Hehehe..." Perempuan itu menyeringai pada Reehan walau Reehan tak ada di hadapannya.

"........"

"Hm. Aku ada urusan lain."

"........"

"Penting banget."

"........"

"Okey. Kita ketemu besok pagi di sekolah. Bye." Intonasi gadis itu terdengar manja di akhir kalimat. Membuat sosok jakung di hadapannya tersenyum geli.

"Lebay banget sih." Gerutu Diego kemudian menyuap lagi makanannya.

"Om sejak kapan di sini?" Tanyanya dengan polos seraya meletak ponsel di atas meja.

"Sepuluh menit sebelum kamu di sini." Jawab Diego.

"Serius? Kok aku gak lihat?" Ia bertanya dengan wajah polosnya lagi yang membuat Diego gemas.

"Karena yang ada di mata kamu cuma Cookies-Cookies kamu itu." Jawab Diego bersungut-sungut. Shandy menampilkan cengirannya, lantas menyuap makanan yang tersaji di hadapan. Ponsel Diego yang ia letak di sisi gelasnya berdering. Kunyahan Shandy terhenti, matanya diam-diam melirik ponsel Diego yang berdering, lalu mati, lalu berdering lagi. Di layarnya tertulis 'Mine', yang Shandy yakini pastilah Kalindra sosok yang dibalik kata itu. Kemudian diam-diam Shandy melirik lagi pada Diego yang menatap ponselnya bimbang, antara ingin mengangkat atau tidak.

"Abaikan aja, Om. Aku udah pernah bilang 'kan kalau tante Kalin itu bukan perempuan baik-baik."

"Emang kamu ada buktinya?" Tantang Diego dengan nada mengintimidasi.

"Belum waktunya."

"Maksud kamu?" Diego lagi-lagi menentang ucapan Shandy.

"Ah, udah ah. Om gak tau apa-apa. Yang penting dia sama busuknya sama Afsha." Shandy melanjutkan kunyahan yang sempat tertunda.

"Kamu tau Afsha jahat. Tapi kenapa kamu mau deket sama dia, huh?"

"Siapa bilang aku berteman dengan dia?"

"Keliatan dari cara kamu ngobrol sama dia."

"Aku ngelakuin ini semua cuma untuk Om." Ponsel Diego kembali berdering lantang. Memberhentikan perdebatan antara Diego dan Shandy. Secara serentak mata keduanya mengarah pada LCD ponsel Diego. Masih saja tertera tulisan 'Mine' di sana. Diego meraih cepat ponselnya. Menggeser simbol hijau, dan menjauh dari bocah itu agar dia tak mendengar percakapannya dengan Kalindra. Shandy mendengus kasar, melahap makanannya dengan rakus, melampiaskan rasa kesalnya pada Diego karena tak mengindahkan masukan darinya.

Setelah makan malamnya habis, Shandy segera masuk ke dalam kamar. Ia harus memeriksa flashdisk Reggy lagi - mencari-cari bukti dari flashdisk itu agar hubungan Diego dan Kalindra segera berakhir. Karena di matanya, Kalin bukanlah perempuan baik-baik.

-

"E'hm." Shandy tersentak dan segera menutup monitor laptop begitu suara berat Diego berdeham di depan pintu kamarnya. Terlalu asik dengan laptop, Shandy tidak sadar jika pintu kamarnya sudah dibuka oleh Diego.

"Kenapa belum tidur?" Sambil bertanya Diego mendekat pada Shandy. Ketika sudah benar-benar dekat, ia dudukkan tubuhnya tepat di sebelah sang keponakan tanpa spasi.

"Om gak lihat aku lagi ngerjain tugas." Diego melihat ke sekitar Shandy duduk. Tak terlihat ada satu buku pun di sana.

"Pr? Mata pelajaran apa?"

That CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang