Chapter 2 (San Jose)

2.2K 218 50
                                    

"And welcome to California." Ujar Amy. Ia dan Connie baru saja mendarat di San Fransisco, sebelum nantinya lanjut ke San Jose.

Kedua gadis itu sudah memutuskan benar-benar akan kuliah di Stanford. Connie sebenarnya masih ingin mempertahankan keinginannya untuk berkuliah di UCLA. Tapi ia tidak bisa melawan ketiga kakaknya yang entah kenapa sekarang jadi sangat kompak.

"Ayolah, C. Jangan memberenggut begitu. Hanya karena kau tidak berkuliah di UCLA, bukan berarti itu adalah akhir bagi dunia." Kata Amy saat melihat wajah Connie yang tidak bersemangat. Connie mendengus.

"Aku tidak seperti itu, A. Aku hanya lelah." Amy hanya memutar kedua bola matanya sebagai respon untuk Connie.

"Kita akan langsung ke San Jose atau menginap disini dulu? Aku lelah." Kata Connie.

"Kata Niall, kita akan dijemput seseorang untuk langsung ke Stanford." Jawab Amy.

"Kita akan benar-benar pergi ke San Jose langsung? Ini sudah malam." Kata Connie tidak percaya. Tubuhnya pegal-pegal karena perjalanan panjang dari London ke California dan sekarang ia harus kembali melanjutkan perjalanan ke San Jose? Ia sudah tidak sanggup.

"Kita sudah disewakan hotel di San Jose. Lagi pula, bukan kita berdua yang menyetir. Jadi kau masih bisa istirahat di mobil sebelum terjun ke tempat tidur hotel." Tutur Amy. Percayalah ia sama lelahnya dengan Connie. Connie mengangguk-angguk.

"Lalu dimana orang itu?" Tanyanya. Tapi belum sempat Amy menjawab, keduanya dihampiri oleh dua orang laki-laki yang berusia tidak jauh dari mereka.

"Hey girls." Sapa keduanya.

"Nate? Austin?" Tanya Connie dan Amy berbarengan. Austin dan Nate tersenyum.

"Ayo kita berangkat. Aku yakin kalian lelah." Kata Nate.

"Tunggu. Kalian benar-benar menjemput kami?" Tanya Connie. Nate tersenyum dan mengambil alih koper Connie.

"Tentu saja. Lagi pula, kami kebetulan ada di sini. Jadi tidak ada salahnya kalau kami membantu." Jawabnya. Connie dan Amy saling pandang sejenak, lalu memilih untuk mengikuti Austin dan Nate. Lagi pula mereka sudah sama-sama lelah.

Selama perjalanan, Amy dan Connie diam saling bersandar. Mereka benar-benar lelah. Nate dan Austin sendiri lebih memilih diam, membiarkan dua gadis cantik itu beristirahat. Mengingat perjalanan akan sangat panjang.

3 jam menempuh perjalanan darat, keempat orang itu akhirnya sampai di sebuah hotel mewah di kawasan San Jose. Austin, dengan sedikit merasa tidak enak, membangunkan kedua gadis yang tengah tertidur pulas di kursi belakang.

"Connie, Amy. Kita sudah sampai." Kata Austin. Amy menggeliat dan bangun terlebih dahulu. Sementara Connie masih memejamkan matanya nyenyak. Semenjak mengalami kecelakaan beberapa bulan lalu, gadis itu jadi sulit dibangunkan jika sudah tidur pulas.

"Connie." Panggil Amy keras sembari mengguncang tubuh Connie. Tapi gadis itu tidak juga bangun.

Amy kembali mengguncangkan tubuh Connie. Tapi masih juga belum berhasil. Terkadang Amy takut jika gadis itu tidak bangun lagi dari tidurnya.

"Connie!!!" Pekik Amy kesal. Karena gemas gadis itu pun memencet hidung Connie. Beberapa detik setelahnya, ia berhasil. Connie terbangun dengan wajah memerah.

"Kau gila! Kalau aku mati bagaimana?" Tanya Connie kesal. Berusaha untuk bernapas kembali karena ulah Amy barusan.

"Kau sendiri tidur sudah seperti orang mati." Amy menggerutu. Connie mencebik kesal. Ia sudah terlalu sering mendengar kalimat itu.

"Ayo turun. Nate dan Austin sedang mengurus kamar kita."

Kedua gadis itu pun keluar dari mobil, menyusul Nate dan Austin yang sudah berada di depan mereka, menuju meja resepsionis. Barang-barang mereka sudah ada bersama bell boy dan siap untuk diantar ke kamar mereka.

Me And Famous Boys #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang