Chapter 32 (Shopping Day with Nathaniel)

551 44 4
                                    

Akhir pekan tiba. Connie kini tengah bersiap untuk pergi menemui Nate sebagaimana janji mereka beberapa hari yang lalu. Amy sudah menghilang sejak pagi. Semenjak Connie memergokinya hampir menangis beberapa hari yang lalu, gadis itu jadi sering menghilang. Connie jadi khawatir telah terjadi sesuatu padanya.

Ting!

From: Nathaniel
Kau ke sini menggunakan apa?

To: Nathaniel
Uber

From: Nathaniel
Ah, kalau begitu, mau langsung bertemu di Ofina Jewellery?

To: Nathaniel
Ok

Connie menutup ponselnya dan mengemas barang-barangnya. Tidak, ia hanya membawa tas selempang kecil berisi ponsel, dompet dan beberapa hal kecil yang wajib dibawanya. Begitu sudah memastikan keadaan kamarnya baik-baik saja, Connie keluar memesan uber.

Tidak perlu waktu lama, mobil yang dipesan Connie tiba. Setelah memastikan alamatnya tujuannya benar, Connie berangkat. Perjalanannya tidak memakan waktu lama. Hanya 50 menit. Connie sampai di tempat tujuan. Dari jendela mobil, gadis itu sudah bisa mengenali Nate. Dia berdiri di depan toko perhiasan itu dengan gaya khasnya.

Connie menepuk bahu Nate. "Sudah lama?" Nate menoleh dan tersenyum. "Tidak juga. Mau langsung masuk?"

Connie mengangguk. Mereka berdua pun memasuki toko yang terlihat cukup mewah itu. Connie sempat terdiam sebentar di ambang pintu saat melihat beberapa pelanggan yang ada di sana. Toko itu pasti termasuk toko untuk kalangan atas. Sebagian dari mereka adalah para sosialita dengan tas dan baju mahal. Sementara ia dan Nate?

"Aku mau beli sepasang anting. Bantu aku untuk mencarinya, Connie." Suara Nate menyadarkan Connie.

Gadis itu menghampiri Nate yang sudah berdiri di dekat salah satu etalase. Keduanya memperhatikan dengan seksama berbagai macam bentuk anting yang ada di sana.

"Kurasa yang ini bagus." Connie menunjuk sepasang anting berbentuk lingkaran kecil yang dipenuhi permata. "Tidak terlalu mencolok, tapi tidak terlalu biasa juga." Tambahnya.

Nate mengangguk. Dia memanggil salah seorang pegawai yang baru saja melayani sepasang sosialita. "Nona, aku mau anting ini." Ujarnya. Pegawai wanita tersebut mengangguk dan mengambil anting yang tadi ditunjuk Connie.

"Itu saja, Tuan?" Nate melihat ke sekeliling, lalu beralih pada Connie. "Haruskah aku membeli gelang?" Connie mengedikkan bahunya. "Itu terserah padamu. Kau yang mau membeli kado, bukan aku."

Nate mengangguk. Dia beralih ke etalase yang memajang berbagai bentuk gelang. "Terlalu sederhana." Komentarnya. Connie menghampirinya dan bersandar di bahu sahabat kakaknya itu. "Sekalian saja kau beli kalungnya."

Nate menoleh pada Connie. "Kau pilihkan gelang dan kalungnya juga. Sekalian kau pilih untukmu sendiri." Connie mengangkat kedua alisnya.

"Kau mau membelikanku perhiasan?" Nate mengangguk. "Anggap hadiah karena sudah menemaniku." Connie mengangguk.

Gadis itu memperhatikan isi etalase. Setelah beberapa saat, akhirnya ia memilih sebuah gelang kecil dengan hiasan 3 lingkaran yang menyatu, juga sebuah kalung yang memiliki bentuk yang hampir sama dengan gelang itu untuk Maddie, adik Nate. Sementara untuknya, Connie tidak memilih apapun.

"Kau tidak memilih untukmu sendiri?" Tanya Nate setelah dia membayar. Connie menggeleng. "Kau traktir aku makan siang saja." Alis kanan Nate terangkat. "Kau yakin?"

Connie mengangguk. "Aku juga kebetulan ingin membeli kado." Nate mengangguk lambat. "Okay. Kalau begitu, mau kemana kita sekarang?"

"Can we go to Union Square?" Kedua alis Nate terangkat. "You want to buy luxury things?" Connie mengangguk.

Me And Famous Boys #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang