Chapter 17

743 87 2
                                    

Connie menyelesaikan kelasnya terlambat dari jam seharusnya. Ini sudah hampir jam makan siang, tapi ia masih harus mendengarkan dosen di depannya. Sebagian teman-teman sekelasnya sudah menampakkan wajah kesal. Tidak bisakah kuliah ini dilanjutkan nanti? Mereka sudah kelaparan.

Connie yang biasanya tidak terlalu peduli dengan jadwal kelasnya, jadi ikut kesal sendiri. Karena hari ini ia ada janji. Ia tidak ingin Levi terlalu lama menunggu. Walaupun Levi akan memaklumi alasannya. Tapi tetap saja ia merasa tidak enak.

Kelas akhirnya berakhir setelah salah satu mahasiswa dengan berani memprotes. Dosen tua itu akhirnya membubarkan kelas mereka. Connie dengan segera merapikan barang-barangnya dan bergegas keluar kelas.

Connie yang awalnya berniat kembali ke asrama terlebih dahulu, mengurungkan niatnya karena melihat Levi sudah ada di depan gerbang kampusnya.

"Hey, maaf membuatmu menunggu lama." Ujar Connie.

Levi sebenarnya sudah menunggu cukup lama di asrama, tapi melihat tidak ada tanda-tanda kedatangan Connie, juga tidak ada tanda-tanda pembatalan, dia memutuskan untuk menyusul gadis itu ke kampus.

"Apa yang terjadi?" Tanya Levi. Sedikit khawatir karena melihat Connie yang terengah-engah saat menghampirinya tadi.

"Dosenku sepertinya tidak melihat jam saat mengajar tadi." Kata Connie. Levi mengangguk mengerti.

"Kita langsung saja?" Tanya Connie. Levi mengangguk.

Keduanya memasuki mobil yang disewa Levi dan segera tancap gas keluar dari area kampus. Selama perjalanan, keduanya diliputi keheningan. Connie terlihat lelah sekali. Mungkin karena malam sebelumnya ia tidur terlalu larut atau mungkin karena hal lain.

"Kau terlihat lelah, apa perlu kita batalkan saja jalan-jalan hari ini?" Tanya Levi. Connie menggeleng.

"Aku hanya sedikit mengantuk karena penjelasan dosenku tadi benar-benar membosankan." 

"Kalau begitu, istirahat saja sebentar. Nanti jika sudah sampai, aku akan membangunkanmu." Connie mengernyit.

"Memangnya, kita mau kemana?" Levi mengedikkan bahunya, tidak menjawab. Connie yang melihatnya hanya bisa pasrah. Kalau pun nanti Levi berbuat tidak baik, ia bisa mengadu ke saudara-saudaranya.

Levi mengemudikan mobilnya ke salah satu restoran cepat saji. Membeli makanan untuk perbekalan mereka dan mulai kembali mengemudi. Connie sendiri benar-benar tengah tertidur di bangkunya. Tidak terusik dengan kegiatan Levi. 

Setengah jam mengemudi, Levi menghentikan laju mobilnya di depan sebuah taman. Levi, dengan sedikit tidak tega, membangunkan Connie dari tidurnya. Perlu usaha lebih untuk Levi membangunkan Connie, karena gadis itu tidur lelap sekali.

"Connie. Hey." Levi mengguncang pelan tubuh gadis itu, tapi Connie tidak merespon.

Beberapa menit berselang, gadis itu masih tidak bergeming. Membuat Levi jadi panik. Apa gadis ini pingsan? Atau ia...? Levi tidak berani meneruskan pertanyaannya.

"Connie. Bangun." Levi kali ini memanggil lebih keras. Dan akhirnya, Connie membuka matanya. Seketika Levi menghembuskan nafas lega. Gadis itu masih hidup.

"Oh maaf. Apa aku sulit dibangunkan?" Tanya Connie. Ia merasa tidak enak.

"Iya." Jawab Levi singkat. Lebih baik jujur kan? Connie menyunggingkan senyum kecil.

"Maaf. Aku tidak tahu kenapa aku jadi sulit sekali dibangunkan." Levi membalas senyum Connie.

"Don't worry, girl."

Keduanya pun memutuskan untuk keluar dari mobil. Connie yang mengira mereka hanya akan pergi makan siang biasa, terkejut saat tersadar mereka ada di mana.

Me And Famous Boys #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang