Connie sampai di kamarnya dengan keadaan gelisah. Ia butuh seseorang untuk diajak bicara sekarang. Tapi siapa? Reece? Laki-laki itu tengah sibuk rekaman. Drew? Sudah dua hari dia sibuk dengan The Tide. Sepertinya band itu sedang mendapat masalah. Niall? Ah sedang terjadi sesuatu di band-nya juga. Percuma menghubunginya karena Niall pasti tidak akan fokus. Amy? Gadis itu masih ada kelas.
Connie mondar-mandir di samping tempat tidurnya. Kalau bukan karena kejadian tadi, Connie mungkin tidak akan sepanik ini.
Flashback on
Connie duduk di salah satu bangku yang tersisa. Berharap kalau ia bisa fokus untuk kelas terakhirnya sore itu. Bangkunya dan bangku tempat gadis itu duduk cukup jauh. Jadi Connie juga berharap agar gadis itu tidak mengenalinya, atau bahkan menyadari keberadaannya.
Satu jam pertama bisa dilewati Connie dengan lancar. Ia bisa fokus pada dosen di depan dan mata kuliah yang sedang dikumandangkan oleh wanita paruh baya itu.
Tapi begitu masuk ke jam terakhir, Connie mengutuk dosen wanita itu. Juga mengutuk hidup dan keberuntungannya.
"Miss Wilkinson. Bisa kau ulangi 3 hal yang kujelaskan barusan?" Wanita itu bertanya. Baru saja Connie hendak menjawab, suara lain terdengar.
"Maaf Mrs. Barnier. Aku tidak tahu." Mrs. Barnier, dosen itu menoleh ke arah bangku belakang dan mendengus.
"Bukan kau Miss Wilkinson. Aku tahu kau pasti tidak akan mendengarkan penjelasanku." Tukasnya.
"Kalau kau tahu, kenapa kau bertanya padaku?" Gadis itu bersungut-sungut. Tapi satu kelas masih bisa mendengar.
"Aku tidak bertanya padamu, Sabrina. Tapi aku bertanya pada Miss Connie." Mrs. Barnier beralih pada Connie yang sekarang tengah berpura-pura membaca buku catatannya. Seakan-akan pembicaraan dosen tadi dan gadis itu tidak didengarnya.
"Coba kau jelaskan ulang apa yang tadi sudah kujelaskan sebelumnya." Titah Mrs. Barnier.
Connie dengan lancar mengulangi penjelasan Mrs. Barnier. Ia bahkan menambahkan beberapa poin khusus yang dibuatnya sendiri. Teman-teman sekelasnya mendengarkan gadis itu dengan seksama. Bukan hanya karena penjelasannya yang sangat lengkap, tapi juga karena aksen Connie yang sangat kental. Mereka harus benar-benar mendengarnya untuk mengerti.
"Bagus. Sekarang kuharap kalian mendengarkan penjelasan Miss Wilkinson barusan. Karena tugas untuk pertemuan selanjutnya adalah merangkum materi tadi dengan tambahan poin dari kalian sendiri." Mrs. Barnier langsung melangkah keluar meninggalkan kelas seusai memberikan tugas.
Mahasiswa dan mahasiswi yang ada di sana pun segera merapikan barang-barang mereka dan keluar dari kelas. Begitu juga Connie yang memang sudah tidak betah di sana.
Tapi baru saja Connie melangkah melewati ambang pintu. Sebuah tangan menarik kembali tasnya. Cukup kuat hingga membuat tubuh kecil Connie ikut berputar.
"Kau." Ujar pemilik tangan itu, gadis itu, Sabrina. Connie sedikit gugup tapi dengan pintar ia menutupinya.
"Hallo." Sapanya lembut.
"Kita pernah bertemu sebelumnya." Ujar Sabrina.
"Kurasa kita memang pernah bertemu." Jawab Connie.
"Benar. Paris." Kata Sabrina.
Connie tanpa sadar menghela nafas lega. Dan ia hanya mengangguk kecil membiarkan Sabrina yang kini tengah menatapnya dengan teliti dari ujung kepala hingga ujung kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Famous Boys #2
FanfictionConnie Wilkinson, memutuskan untuk pindah jauh dari negara asalnya, Inggris, untuk mencari suasana baru. Setelah ditentang habis-habisan oleh ketiga kakaknya, yang menolak idenya untuk berkuliah di UCLA, ia akhirnya menyerah dan memilih berkuliah di...