Chapter 30 (He wants what?)

669 53 3
                                    

Setelah pertemuan dengan Edward beberapa waktu yang lalu, hidup Connie mulai tidak tenang. Edward, entah kenapa, muncul dimana pun ia berada. Dan itu cukup mengerikan. Beruntung Joel dan Erick selalu ada di samping gadis itu. Mereka berdua cukup membantu Connie untuk menjauhi Edward.

Tapi tidak dengan pagi ini. Erick dan Joel tidak satu kelas dengannya. Jadilah Connie sendirian sampai siang nanti. Ia hanya berharap tidak perlu bertemu Edward hari ini...

"Connie, finally."

'Shit' Batin Connie. Doanya bahkan belum selesai!

Connie tidak menoleh, ia justru melanjutkan langkahnya menuju perpustakaan. Kalau pun Edward mengikutinya, ia tidak akan diperhatikan banyak orang atau menjadi pusat perhatian karena bertengkar dengan laki-laki itu. Dan sesuai tebakannya, Edward mengkutinya.

Keduanya memasuki perpustakaan. Connie langsung melangkah ke meja yang berada di balik salah satu rak tinggi di sana. Ia meletakkan barang-barangnya dan duduk di salah satu bangku, menunggu Edward untuk duduk di hadapannya. Mau tidak mau, ia harus menghadapi laki-laki itu. Meski enggan dan menyakitkan. Kalau tidak, hidupnya tidak akan tenang.

Edward sendiri cukup terkejut saat melihat Connie menunggunya. Dia sempat mengira kalau gadis itu akan kabur lagi darinya. Dia pun dengan sedikit ragu duduk di hadapan gadis itu. Semua kata-kata yang sudah dia susun entah kenapa buyar begitu saja.

Connie yang melihat Edward terdiam hanya mengangkat kedua alisnya. Meminta laki-laki itu bicara.

"Hari ini tidak dikawal oleh dua laki-laki latin berwajah cantik itu?" Adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut Edward. Connie mendengus.

"Kalau kau mengejarku hanya untuk membahas itu, lebih baik kau pergi." Edward menepuk dahinya. "Sorry, I can't handle it."

Connie memutar matanya malas. "Kenapa kau terus mengejarku? Aku tidak punya hutang apapun padamu." Edward menggigit bibirnya.

"I just wanna say sorry." Kedua alis Connie terangkat. "I've forgive you. Now, can you leave me?"

Edward mengerjapkan matanya beberapa kali. "Kau yakin sudah memaafkanku?" Connie melipat kedua tangannya di dada dan bersandar di kursinya.

"I forgive, but never forget. Lagi pula, semua itu sudah lewat. Dan aku tidak ingin membahasnya lagi. Jadi lebih baik kau tinggalkan aku. Dan bertingkah seakan kita berdua tidak saling mengenal."

Edward mendengus. "Come on, Connie. Forgive me." Connie memutar matanya malas. "I already told you. I forgive you. That's it. Now leave."

"That's not like what I expect." Connie mengernyit dan memandang Edward tajam. "Lalu kau mau aku melakukan apa? Menyambutmu dengan senyuman?" Edward mengangguk ragu. Sikap Connie berubah cukup drastis baginya.

Connie terkekeh sinis. "Setelah apa yang kau lakukan padaku selama ini? Kau ingin AKU menyambutmu dengan senyum?" Bisiknya penuh dengan tekanan. Lagi, Edward mengangguk, dan kali ini dengan kaku.

"Tidakkah kau berpikir efek dari apa yang kau lakukan padaku saat itu?" Edward terdiam.

"Aku dihukum kedua orang tuaku karena perkelahian itu. Aku mengalami trauma berkepanjangan karena kecelakaan itu. Dan jangan lupakan dengan apa yang kau lakukan saat ulang tahunku tahun lalu."

"Kau bahkan sempat menyumpahiku untuk mati, Ed. Kenapa sekarang kau justru memohon maaf padaku? Where's your pride go? Hell?" Edward meneguk ludahnya. Entah kenapa Connie terlihat mengerikan sekarang.

"I-I ... uh..." Ujarnya terbata.

Connie mengeluarkan buku-bukunya. "I'm not the old Connie, Ed. Jadi kau tidak akan bisa meminta apapun dariku. Bahkan ketika kau berharap pada Tuhan agar aku mati pun, kau tidak akan mendapatkannya."

Me And Famous Boys #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang