"So! Who is this man that keep calling you 'love'?" Connie memutar matanya malas.
"Hello to you too, Amy. It's been a while. Kau sibuk sekali di Jerman sampai jarang menghubungiku." Amy melempar tasnya ke atas tempat tidurnya dan membaringkan tubuhnya di sana.
Amy baru saja sampai setelah penebangan lama dari Jerman. Wajahnya terlihat kusut dan Connie hanya bisa maklum karena gadis itu pasti lelah. Walaupun mata kemerahan Amy membuatnya bertanya-tanya.
"Aku jarang memegang ponsel karena nenekku tidak mengijinkannya." Connie mengangguk. Gadis itu pernah bertemu nenek dari Amy dan memang, wanita tua itu sangat melarang mereka memegang ponsel terlalu lama.
"Aku maklumi." Jawab Connie.
Amy bangkit dari posisinya dan menatap Connie yang duduk di seberangnya. "So, who was that man? Was it Reece? Kalian berlibur di San Fransisco?"
Connie terkekeh. "No, it wasn't him. Aku hanya bertemu Reece di London. Dan saat The Vamps tour kemarin."
"Apa saja yang kau lakukan selama di London dan saat berkeliling dengan band beken itu?"
"Ya, kami hanya berkenalan." Kedua alis Amy terangkat, meminta Connie melanjutkan.
"Aku sempat beberapa kali pergi makan siang bersama anggota The Vamps. Austin dan Nate juga beberapa kali menemaniku di sana. Drew dan Levi juga."
"New hope club?" Connie berpindah posisi duduk di hadapan Amy.
"Did i tell you, that Blake left me in Barcelona at night?" Amy mengangguk mengerti.
"Drew tidak membiarkan mereka bertiga mendekatimu." Katanya. "Sebenarnya juga dia tidak mengijinkan Levi mendekatiku selama aku di sana." Amy mengernyit.
"Why?" Connie memutar matanya. "The bet."
"Aaaaaaaaahhhh... Aku mengerti."
"But, who was that man? Aku juga baru ingat kalo Reece selalu memanggilmu 'darling'."
Connie menggigit bibirnya, tidak yakin apakah harus menjawabnya atau tidak. "It was Calum." Amy terbelalak. "As in Calum Hood?" Connie mengangguk.
"Hah? Bagaimana ceritanya? Apa yang kalian lakukan?" Connie terkekeh.
"Itu hanya jalan-jalan biasa. Kau tahu kan dia pernah berjanji untuk mengajakku jalan-jalan? Dan dia menepatinya kemarin." Kedua alis Amy terangkat.
"Just that?" Connie memutar matanya, berpikir. "Aku tahu kalau bukan hanya itu." Tukas Amy.
"Kami memang hanya jalan-jalan." Kata Connie.
"Dia menjemputku, lalu membawaku keliling San Fransisco. Kami sempat makan siang, pergi ke pantai. Dan berakhir makan malam bersama keluarganya."
Amy kembali terbelalak. "Wa-wa-wait. Makan malam bersama keluarganya?" Connie mengangguk dengan wajah polos.
"Seriously? Sebagai apa? Kekasihnya?"
"What? No... Dia bilang dia tidak sabar mengajakku jalan-jalan. Dan karena kebetulan ada kedua orang tuanya di sini, ya sekalian saja." Kedua alis Amy terangkat.
"I'm not sure, C. I mean... "
Amy merubah posisi duduknya dan menatap Connie intens. "Laki-laki tidak akan mengenalkan seorang gadis ke keluarganya kalau bukan karena alasan khusus." Connie mengernyit.
"We are just friend. Dan kurasa wajar kalau seseorang mengenalkan temannya ke orang tuanya." Amy mendengus. "Yeah, whatever."
"Omong-omong. Bagaimana progres para pecundang yang menjadikanmu taruhan itu?" Connie mengedikkan bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Famous Boys #2
FanfictionConnie Wilkinson, memutuskan untuk pindah jauh dari negara asalnya, Inggris, untuk mencari suasana baru. Setelah ditentang habis-habisan oleh ketiga kakaknya, yang menolak idenya untuk berkuliah di UCLA, ia akhirnya menyerah dan memilih berkuliah di...