Calum kembali ke rumah Mali keesokan harinya. Namun itu tidak mengurangi intensitas komunikasi Calum dengan Connie. Meski Calum langsung tancap gas menemani Mali ke Manchester dan menyebabkan niatnya untuk menghabiskan waktu dengan Connie batal.
Connie sendiri tidak terlalu mempermasalahkan soal kesibukan Calum. Lagi pula, bukannya dia ke London untuk bertemu dengan kakaknya? Akan sangat aneh kalau Calum justru menghabiskan waktunya dengan Connie. Dan lagi, Connie mulai disibuki dengan New Hope Club.
Begitu mereka tahu Connie kembali ke London, mereka langsung membombardirnya dengan berbagai pesan dan telpon. Mereka kebetulan sedang berada di luar negeri, tapi hal itu tidak menghalangi mereka untuk membuat banyak rencana dengannya. Connie jadi berpikir, apa taruhan itu akan kembali berlaku?
Connie sekarang hanya duduk di ruang musik miliknya. Ruangan yang berisi beberapa alat musik miliknya. Sudah lama ia tidak menulis lagu. Kuliah benar-benar menguras waktunya. Tapi itu keinginannya, jadi ia harus menjalankannya dengan baik.
Di hadapan gadis itu sekarang ada sebuah pulpen dan buku catatan. Sesekali ia menulis lalu kembali mencoret apa yang baru saja ia tulis. Ia tidak mendapat inspirasi dan itu menyebalkan. Ia hampir saja melempar pulpennya saat ia mendengar pintu apartemennya diketuk.
Connie tidak merasa akan kedatangan tamu hari ini, jadi ia tidak bisa menerka siapa yang akan datang. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat siapa tamunya.
"Oh, hello. Long time no see, Mr. Style." Yup, itu Harry Style. (it's been a while sir)
Harry menyunggingkan senyum khasnya. Connie tentu saja senang akan kedatangan Harry, jadi tanpa bertanya, ia mempersilakan Harry untuk masuk.
"Apa kabarmu, Connie?" Tanya Harry begitu Connie menyuguhkan teh dan camilan untuknya.
"Kabarku baik. Bagaimana denganmu, Harry? Aku sudah cukup lama tidak mendengar kabarmu." Harry terkekeh. "Kau terlalu sibuk kuliah sampai tidak ingat padaku."
"Sorry about it." Canda Connie.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Harry tiba-tiba. Connie mengedikkan bahunya. "Hanya iseng menulis lagu. Sisanya, tidak ada."
Harry mengangguk-angguk. "Bagaimana kalau kita pergi hari ini?" Kedua alis Connie terangkat. "Pergi? Kemana?"
"Kemana saja. Aku bosan." Connie mengangguk-anggukan kepalanya, berpikir. "Okay, aku ganti baju dulu. Casual saja tidak masalah kan?" Harry mengangguk.
Connie beranjak menuju kamarnya dan berganti pakaian. Ia tidak berdandan heboh karena itu sudah masuk musim panas. Ia hanya mengenakan kaos lengan panjang berwarna keabuan dan celana panjang berpinggang tinggi berwarna hijau army (bukan fan bts!). Begitu ia memastikan dompet dan ponselnya sudah berada di tas kecilnya, Connie keluar menemui Harry.
Tanpa basa-basi lagi, Harry mengajak Connie keluar. Ke mana tujuan mereka? Hanya berkeliling kota London. Mereka berhenti di beberapa toko untuk sekedar melihat-lihat. Mampir ke beberapa kedai untuk makan. Menyempatkan diri untuk mengobrol di taman. Dan menjelang sore hari, Harry mengantarkan Connie hingga ke apartemennya.
"Terima kasih sudah mengajakku jalan-jalan, Mr. Style." Ujar Connie begitu mereka sampai di depan pintu apartemen Connie. Harry menyunggingkan senyum khasnya.
"Aku juga berterima kasih karena kau sudah mau menemaniku."
Harry berbasa-basi sedikit sampai akhirnya dia pamit. Begitu Harry sudah tidak terlihat lagi di koridor, pintu apartemen Niall tiba-tiba terbuka. Menampilkan sosok Niall dengan senyum jahilnya.
"Ada yang habis kencan dengan tuan terkenal rupanya." Katanya. Connie mendengus. Ia berbalik menuju Niall dan mencubit lengan besar kakaknya itu.
"Dia hanya mengajakku jalan-jalan, Niall. That's it." Niall hanya mengangguk-angguk, tapi ekspresinya masih sama. Connie hanya mendengus dan memutuskan untuk kembali ke flatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me And Famous Boys #2
FanfictionConnie Wilkinson, memutuskan untuk pindah jauh dari negara asalnya, Inggris, untuk mencari suasana baru. Setelah ditentang habis-habisan oleh ketiga kakaknya, yang menolak idenya untuk berkuliah di UCLA, ia akhirnya menyerah dan memilih berkuliah di...