22. Kesetaraan

40.2K 2.5K 40
                                    

Ini bisa dibilang bonus untuk kalian.
Terimakasih sudah yang masih istiqamah baca cerita ini....

|||||||||||||||||||||||

"Sehingga Allah akan mengazab orang-orang munafik laki-laki dan, orang-orang musyrik laki-laki dan perempuan; dan Allah akan menerima tobat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang."
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 73)

Irfan menatap Nazmal kasihan. Sejak tadi ia melihat Nazmal selalu melamun sambil mengaduk-aduk makanannya.

"Mal!!"

Nazmal mendongak. "Kenapa?"

"Kalau lu terus begini sejak lima hari yang lalu, mendingan lu jenguk Asfa."

Nazmal menghela nafasnya. "Dia enggak mau dijenguk, Fan."

"Ya lu suaminya, Mal."

"Dia belum bisa nerima gua, Fan."

"Terus lu mau jenguk dia kalau dia minta gitu? Sampai lebaran monyet pun enggak bakal, Mal. Perempuan itu gengsinya kebangetan." Irfan menegaskan Nazmal.

"Apa salah gua ya, Fan?" Nazmal kembali melamun.

"Maksudnya?"

"Apa yang salah dari gua hingga Allah memberikan cobaan sebegitu beratnya ya, Fan??"

"Astaghfirullah, istighfar, Mall!! Allah memberikan cobaan pada hambanya agar Ia tahu kadar keimanan hamba-Nya, Mal. Allah sayang sama hamba-Nya sehingga Ia ingin melihat hamba yang Ia cintai memohon-mohon kepadanya." Irfan tak habis pikir dengan pikiran Nazmal.

"Gua gagal jadi suami, Fan!! Allah juga telah memberikan tanggung jawab besar pada gua, dan gua lalai, Fan. Apa yang harus gua lakuin? Asfa enggak bahagia sama gua, Fan. Tiap hari dia nangis karena nikah sama gua. Kalau begini caranya kenapa gua suka sama dia, Fan??"

"Nazmal!!! Istighfar!! Cinta itu fitrah dari Allah, inget itu Mal! Apa lu lupa sama tekad lu untuk merubah Asfa?" Irfan sedikit meninggikan suaranya.

Untung saja mereka makan siang di ruangan Irfan, jadi tidak ada yang bisa mendengar percekcokana mereka.

"Merubah? Itu udah terlambat, Fan! Dia udah benar-benar enggak ikhlas nikah sama gua!" 

"Mal, enggak ada yang terlambat!! Merubah seseorang itu butuh waktu, dan lu bisa liat 'kan harapannya Asfa itu udah pupus. Adik lu udah nikah, Mall!"

"Tapi, gua udah terlambat, Fan! Astaghfirullahaladziim," ucap Nazmal sambil memijit pelipisnya.

"Enggak ada kata terlambat, Mal. Nanti pulang kita ke rumah Asfa, sekalian gua jemput Rumi dari sana," sahut Irfan tegas.

================

Asfa menatap Rumi, sahabatnya. Asfa terbaring lemah di kamar, sudah empat hari Asfa demam namun Asfa tidak mau ke rumah sakit jadi ia minta di rumah saja. Sudah beberapa hari ini Rumi sering ke rumahnya sambil menjenguknya.

Namun, ia merasa lelaki itu tidak pernah menjenguknya. Ia tidak mengharapkannya, tapi rasanya berbeda saat lelaki itu tak ada.

Seperti biasa, lantunan ayat Al-Qur'an terdengar di keheningan kamar Asfa. Rumi selalu membaca Al-Qur'an saat menjenguknya, dan ia merasa tenang entah kenapa. Walaupun perasaan sakit itu masih ada, saat Faris sudah mengkhianatinya. Apa yang dilakukan Faris itu sudah keterlaluan, terlebih pesannya pun tidak pernah dibalas. Asfa tahu lelaki itu pasti mengganti nomornya, dan di sosial media pun ia diblokir.

Rasa ini begitu menyakitkan. Sungguh, ini sangat menyakitkan.

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِى السِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ  ۚ  إِنَّهُ ۥ  لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208)

Izinkan Aku MemilikimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang